Kamis, 26 Juli 2018
Hasil Penelitian, 9 Alasan Bermain Sama dengan Belajar
KOMPAS.com - Para orangtua mengetahui bahwa bermain baik untuk anak-anak. Namun seringkali orangtua mempertentangkan antara kegiatan bermain dan aktivitas belajar. Bagi sebagain besar orangtua, belajar berarti berkaitan dengan keahlian khusus seperti menghafal huruf, berhitung, menulis, dan lain-lain. Sedangkan bermain "hanyalah" untuk bersenang-senang belaka. Padahal menurut hasil banyak studi, bermain berarti pula sebagai kegiatan belajar. Bermain sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Setidaknya ada 9 manfaat bermain sebagaimana dikutip dari parentingforbrain.com: 1.Menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan otak Psikolog Edward Fisher dalam penelitian menyatakan 33-67% anak yang aktif bermain mampu menurunkan masalah sosial dan emosional. Sementara psikolog Donald Hebb dalam penelitiannya menyimpulkan bermain layaknya latihan bagi otak. 2. Memperbaiki kecerdasan, pemahaman dan daya ingat Dalam penelitian menyebutkan, bermain dapat meningkatkan kapasitas otak berdampak pada peningkatan kemampuan belajar dan daya ingat. Penelitain di Universitas Arkansas menunjukkan, memberikan mainan pada balita meningkatkan IQ. Bermain juga meningkatkan perkembangan kognitif. 3.Memicu berpikir kreatif Banyak studi menemukan secara signifikan hubungan antara bermain dan cara berpikir yang berbeda. Yaitu cara berpikir kreatif yang memberikan beragam solusi. Baca juga: Hari Anak Nasional dan PR Besar Pendidikan Anak Indonesia 4. Meningkatkan kemampuan bahasa Bermain dapat menghubungkan antara kemampuan berkomunikasi, kosakata, bahasa dan visual. 5. Meningkatkan kosakata dan pemahaman Bermain bagi anak prasekolah meningkatkan pemahaman terhadap kosakata dan membuat mereka bisa menggunakan kata yang tepat untuk menggambarkan ekspresinya. 6. Meningkatkan kemampuan mengelola emosi Kemampuan mengontrol diri, utamanya emosi sangat penting untuk kesiapan bersekolah. Sebuah studi di Cleveland menunjukkan adanya hubungan antara bermain dengan kemampuan mengelola emosi. Kemampuan ini penting dalam bersosialisasi. 7. Populer dan bahagia Bermain membuat anak-anak belajar tentang interaksi sosial. Bermain juga membuat anak-anak belajar kerjasama, mengikuti aturan, belajar mengontrol diri, dan menjalin hubungan jangka panjang dengan orang lain. Psikolog menemukan ada keterkaitan erat antara bermain dengan social skill, popularitas, kepatuhan terhadap aturan dan keterlibatan seseorang pada kegiatan sosial. Anak-anak yang suka bermain lebih bahagia, mudah menyesuaikan diri dan bekerjasama. 8. Menyehatkan Bermain meningkatkan kegembiraan dan kesehatan mental anak-anak di masa mendatang. Bermain juga memberikan keuntungan kesehatan fisik, kekuatan, dan ketahanan tubuh. 9. Mengajarkan pelajaran hidup Bermain membantu mengembangkan kemampuan motorik dan kognitif. Bermain juga membantu anak-anak yakin dengan pilihan hidupnya. Bermain adalah sarana bonding yang sempurna bagi orangtua dan anak. Interaksi ini memberikan pengalaman hidup yang positif yang membantu perkembangan otak anak. Momen bermain yang membahagiakan adalah anugerah luar biasa berharga dan dapat orangtua berikan kepada anak-anak. Untuk itu jangan lupa ajak dan beri kesempatan anak-anak bermain.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/07/24/23310951/hasil-penelitian-9-alasan-bermain-sama-dengan-belajar.
Rabu, 25 Juli 2018
Pedoman-pedoman penghargaan Gurdasus 2018 jenjang Dikdas
Pedoman-pedoman penghargaan Gurdasus 2018 jenjang Dikdas
Senin, 23 Juli 2018
The Big Start Indonesia: Mimpi Imas yang Ingin Keripik Jengkol Olahannya Naik Kelas Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "The Big Start Indonesia: Mimpi Imas yang Ingin Keripik Jengkol Olahannya Naik Kelas"
BANDUNG, KOMPAS.com - Imas Mintarsih membangun usaha keripik jengkol yang ia beri merek "Oyoh De Kerupuk Jengkol" dari titik nol. Awalnya, gadis asal Sumedang, Jawa Barat ini ingin menghidupkan kembali usaha keripik milik ibunya yang sempat mati, selepas ayahnya meninggal dunia pada 2014 lalu.
Bermodalkan panen jengkol dari kebun belakang rumah, Imas dan Ibunya memulai kembali usaha yang sempat dibangun sang Ibu pada 1980-an. "Imas yang kepikiran, ngajakin Mamah, 'Mah gimana kalau jualan lagi', pas ada modal sedikit waktu itu, pokoknya bener-bener seadanya aja, ada jengkol di belakang rumah langsung diolah dijual," kata Imas kepada Kompas.com ketika ditemui Kompas.com saat acara Roadshow The Big Start Indonesia di kawasan Cihampelas, Bandung, Sabtu (21/7/2018).
Jengkol Naik Kelas Imas Mintarsih ketika mengolah jengkol menjadi produk keripi(KOMPAS.com/MUTIA FAUZIA) Mimpi Imas sederhana saja, meskipun omset yang dia hasilkan belum mencapai Rp 10 juta per bulan, dirinya ingin bisa membuat jajanan olahan dari jengkol menjadi jajanan yang bisa dinikmati semua kalangan. Sehingga, tidak hanya petani-petani di sekeliling rumahnya saja yang bisa menikmati hasil dari produksi keripik jengkol miliknya, tetapi juga petani di seluruh Sumedang. "Imas mau booming-in jengkol dulu biar naik kelas, jadi enggak hanya beli dari (petani-petani) dekat rumah, tetapi bisa se-Sumedang," ujar Imas.
Untuk memroduksi keripikik jengkol yang ia olah menjadi 3 macam rasa, yakni barbeque, original, dan pedas ini, Imas membeli jengkol dari petani-petani tetangganya. Oyoh De Kerupuk Jengkol hasil olahan Imas Mintarsih ketika dipamerkan diacara Roadshow The Big Start Indonesia Season 3 di kawasan Cihampelas, Bandung, Sabtu (21/7/2018).(Kompas.com/Mutia Fauzia) Setiap 1 kg jengkol yang dia beli dari kebun mereka, Imas hargai Rp 20.000,00. Padahal, ujar Imas, jika para petani menjual jengkol mereka ke tengkulak, harga yang ditawarkan bisa sangat jauh dari harga pasaran yang seharusnya. "Kalau tengkulak bisa Rp 10.000,00 ke bawah.
Jadi mereka juga kurang mau nanem jengkol per kebun," ujar Imas. Selama ini, jengkol memang hanya ditanam untuk memenuhi lahan perkebunan yang kosong, sehingga tetap produktif. Selain itu, jengkol juga tanaman musiman yang tidak bisa dipanen setiap waktu. Keluarga menentang Tidak sedikit halangan yang harus dilalui Imas untuk membangun usaha keripik jengkolnya menjadi usaha yang lebih profesional.
Ia pun melakukan rebranding dengan berkali-kali mengganti kemasan dari yang berupa plastik biasa, kemudian alumunium foil dengan stiker, hingga kini dengan kemasan paper bag yang lebih modern, merupakan salah satu usaha yang ia tempuh agar keripik jengkolnya menjadi 'naik kelas' seperti yang ia cita-citakan. Namun, ketika dirinya sibuk mengurus izin edar Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan setempat, kakaknya dan anggota keluarga yang lain sempat menentang. Bagi mereka izin belum begitu penting, asalkan usaha jalan terus. "Kata mereka, ngapain ngurus begituan, perusahaan tahu yang gede aja belum ada PIRT-nya baik-baik saja," ujar Imas.
Imas Mintarsih, produsen keripik jengkol Oyoh De Kerupuk Jengkol ketika ditemui Kompas.com di acara Roadshow The Big Start Indonesia di kawasan Cihampelas, Bandung, Sabtu (21/7/2018).(KOMPAS.com/MUTIA FAUZIA) Kesadaran Imas untuk mengurus izin ini patut diacungi jempol. Sebab, dengan usaha yang cenderung belum terlalu besar, dirinya sudah bisa melihat bahwa pasar yang akan dia hadapi sudah melek akan pentingnya izin edar dari pemerintah. "Sekarang kan orang sudah mulai sadar pentingnya izin-izin macam ini, jadi ya emang harus ngurus dulu," terang Imas. Kini, Imas bisa memproduksi 240 bungkus keripik jengkol setiap kali produksi. Untuk pemasaran, dirinya menitipkan di salah satu toko oleh-oleh di kawasan Dago, Bandung, serta menjual secara online.
Keripik buatan Ibunya ini dibanderol harga Rp 15.000 per bungkus. "Imas baru seneng, kemarin sore habis ada pesanan dari Biak, Papua. Keripik jengkol Imas sudah sampai Papua," seloroh Imas senang.
PenulisMutia Fauzia EditorKurniasih Budi
Harapan Guru Sukarela yang 7 Tahun Mengajar di Sekolah Reot
Tujuh tahun mengabdi di sekolah reot, guru sukarela di Mamuju, Sulawesi Barat ini berharap diangkat menjadi ASN. (KOMPAS.com/Junaedi)
MAMUJU, KOMPAS.com – Hari masih pagi, sekitar pukul 6.30 Wita, Kamis (19/7/2018), ketika Nurmayani bergegas meninggalkan rumah, suami dan anak-anaknya. Nurmayani hendak pergi ke SD Negeri Kaluku-luku, di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, tempat ia mengabdikan diri untuk mengajar selama tujuh tahun terakhir. Berbeda dengan sekolah di kota, kondisi sekolahnya tidak layak dan sangat memprihatinkan. Bangunan yang berdinding anyaman bambu dan beratap rumbia ini telah reot. Saat hujan turun atau angin kencang, air masuk ke dalam ruang kelas.
Karena khawatir sekolah roboh, Nurmayani dan guru-guru di sekolah ini kerap memulangkan siswanya ketika cuaca tidak bersahabat. Nurmayani menceritakan, sekolah tersebut merupakan sekolah darurat yang dibangun beberapa tahun lalu. Kini rangka kayu dan bambu yang digunakan untuk menopang dinding dan atap sekolah mulai lapuk dan rawan roboh. "Saya biasanya tiba di sekolah sebelum jam pelajaran dimulai," ujar Nurmayani. Di sekolah ini, status Nurmayani adalah guru sukarela bersama dua rekan lainnya. Sebenarnya, sekolah ini memiliki 4 orang guru, satu di antaranya berstatus PNS yang merupakan kepala sekolah. "Di sekoilah kami ada empat guru, satu PNS yang juga kepala sekolah. Tapi beliau sudah sakit-sakitan,” jelas Nurmayani.
Akhirnya, sekolah tersebut dikendalikan tiga guru sukarela. Dengan berbagai keterbatasan gedung dan fasilitas, ketiganya mengajar dengan semangat untuk mencerdaskan para siswa. Walaupun selama bertahun-tahun, para guru sukarela ini hanya diberi upah Rp 200.000 setiap bulannya. Honor itu pun kadang tak menentu. Meski demikian, ia tak ingin berputus asa. Ia masih menyimpan harap dalam dirinya, suatu hari, pemerintah memperhatikan kondisi sekolahnya dan mengangkat ketiga guru sukarela menjadi PNS.
Sumber : https://regional.kompas.com/read/2018/07/23/09065331/harapan-guru-sukarela-yang-7-tahun-mengajar-di-sekolah-reot
Jumat, 20 Juli 2018
Menristek: Mahasiswa Harus Kuasai Literasi Baru, Apa Saja?
Menristekdikti saat menjadi pembicara dalam Diskusi Pendidikan dan Pengajaran Atma Jaya (17/7/2018)(Dok. Kemenristekdikti)
KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan perguruan tinggi semakin dituntut mempersiapkan mahasiswanya menghadapi pekerjaan yang belum ada (future jobs). Hal ini disampaikan Menristekdikti saat menjadi Keynote Speaker pada Diskusi Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Selasa (17/07/2018). 1. Pembelajar sepanjang hayat Dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 perguruan tinggi dituntut kesanggupannya dalam memproduksi generasi berkualitas dan inovatif serta selalu belajar menguasai kompetensi terbaru. Menristekdikti menambahkan implementasi dari ‘lifelong learning’ dalam dunia pendidikan tinggi dapat mendorong pendidikan tetap relevan sesuai perkembangan zaman. 2. Menguasai literasi baru “Para mahasiswa dan lulusan harus mulai menguasai literasi baru di era ini, yakni literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia," ujar Nasir. Literasi baru di era Revolusi Industri 4.0 ini mendorong implementasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner), agar mampu beradaptasi dan berkembang dengan baik dalam menghadapi tantangan global di era Revolusi Industri 4.0 dan era selanjutnya. Baca juga: Sinergi Mewujudkan Mimpi Pendidikan Melek Teknologi Menteri Nasir menambahkan untuk mengaplikasikan kemampuan akademik di dunia kerja diperlukan soft skills terutama kemampuan system thinking, kolaborasi dalam tim lintas profesi, serta leadership dan followership yang proporsional. “Secara khusus, saya mengharapkan Unika bisa melahirkan lulusan yang memiliki kompetensi, dan tidak hanya berorientasi pada gelar saja, serta menghasilkan entrepreneur-entrepreneur muda agar meningkatkan mutu pendidikan tinggi dan daya saing bangsa," tutur Menteri Nasir. 3. Kemajuan teknologi sebagai basis Pada kesempatan yang sama, Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko mengatakan Unika Atmajaya memiliki komitmen meningkatkan kekuatan pada level regional dan internasional. “Kami akan fokus terhadap kemajuan teknologi sebagai basis untuk mendidik para mahasiswa agar memiliki semangat dan karakter yang khas,” ujar Agustinus. Acara ini dihadiri juga oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Masduki Baidlowi, serta Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Rina Indiastuti.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menristek: Mahasiswa Harus Kuasai Literasi Baru, Apa Saja?", https://edukasi.kompas.com/read/2018/07/17/22471971/menristek-mahasiswa-harus-kuasai-literasi-baru-apa-saja.
Penulis : Yohanes Enggar Harususilo
Editor : Yohanes Enggar Harususilo
33 Lulusan IPDN, Siap Mengabdi di Bengkulu
BENGKULU- Pemerintah Provinsi Bengkulu menerima 33 lulusan purnapraja Institut Pemerintahan Dalam Negri (IPDN) Angkatan XXVI 2018 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Nopian Andusti menyambut baik hadirnya para lulusan IPDN tersebut di daerah, menurutnya kehadirannya dapat membantu program pembangunan daerah yang sedang bergerak maju.
"Kita menyambut dengan terbuka, putra-putri terbaik ini diharapkan dapat membantu pelaksanaan pembangunan di daerah," ujar Nopian di Gedung Serba Guna, Kamis(19/7)
Nopian menambahkan, kehadiran para lulusan IPDN ke daerah merupakan wujud bhineka tunggal ika, semua putra-putri indonesia berhak untuk memajukan daerah.
"Inilah bukti kalau Indonesia itu satu, berbeda-beda daerah bukan halangan untuk mengabdi," tuturnya
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Kepamongprajaan dan Manajemen Kepemimpinan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Erliani Budi Lestari memyampaikan penyerahan PNS IPDN itu sebagai bagian program membangun Indonesia dari pinggiran yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk memperkuat daerah, desa, dan perbatasan.
"Pemerintah daerah dapat mendayagunakan PNS IPDN dengan baik. Sehingga berkontribusi bagi pembangunan daerah," jelasnya dalam membacakan sambutan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo
Menurut Erliani, Lulusan IPDN sebagai pelopor revolusi mental dalam membangun daerah, sikap yang ditanamkan semasa pendidikan harus dipertahankan.
"Pesan saya, terus teguhkan sikap menjunjung tinggi integritas, loyalitas dan disiplin dalam mengemban tugas," tutupnya
Para purnapraja IPDN akan bertugas di lingkungan Pemprov Bengkulu, sebanyak 33 Lulusan IPDN akan ditempatkan pada Instansi Pemerintah di 10 Kab/kota Provinsi Bengkulu. (Dimas-Media Center, Humas Pemprov Bengkulu)
Sumber :Puspen KemendagriPresiden Jokowi Lantik 724 Perwira TNI dan Polri
Jakarta - Presiden Joko Widodo melantik para perwira remaja TNI dan Polri di halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis pagi, 19 Juli 2018. Sebanyak 724 perwira yang dilantik terdiri atas 225 dari Akademi Militer (Akmil), 102 dari Akademi Angkatan Laut (AAL), 119 dari Akademi Angkatan Udara (AAU), dan 278 dari Akademi Kepolisian (Akpol).
Presiden yang bertindak sebagai inspektur upacara memberikan ucapan selamat kepada seluruh perwira yang baru saja ia lantik. Dirinya memahami bahwa perjuangan para taruna sebelum dapat dilantik hari ini teramat berat.
"Atas nama pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara saya menyampaikan selamat atas pelantikan saudara-saudara para kesatria muda sebagai perwira remaja TNI dan Polri," ujarnya.
Kepala Negara mengatakan, pelantikan para perwira ini bukanlah tujuan akhir yang telah dicapai oleh mereka. Hari ini justru menjadi sebuah permulaan bagi perjalanan dan pengabdian mereka untuk negara.
"Menjadi perwira TNI dan Polri adalah membuka ladang pengabdian yang membanggakan. Pengabdian untuk ideologi negara kita, Pancasila. Untuk NKRI, konstitusi, Bhinneka Tunggal Ika, serta untuk Indonesia maju yang semakin jaya," tuturnya.
Di penghujung amanat, Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada para perwira untuk selalu berterima kasih atas anugerah yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa, atas pengorbanan orang tua, dan atas dedikasi yang diberikan oleh para pendidik selama masa pendidikan.
Di penghujung amanat, Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada para perwira untuk selalu berterima kasih atas anugerah yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa, atas pengorbanan orang tua, dan atas dedikasi yang diberikan oleh para pendidik selama masa pendidikan.
"Selamat bertugas para patriot muda Indonesia. Jagalah kehormatan dirimu sebagai perwira TNI-Polri. Buatlah orang tuamu bangga, buatlah Indonesia berjaya, Indonesia menunggu darma baktimu," tandasnya.
Di akhir acara pelantikan, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla serta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Menteri Sekretaris Negara Praktikno, dan para Kepala Staf Angkatan berfoto bersama dengan para Perwira Remaja yang baru dilantik.
Untuk diketahui, dalam upacara ini, Presiden juga memberikan apresiasi dan menyematkan tanda pangkat perwira kepada empat orang penerima Adhi Makayasa yang merupakan penghargaan bagi para lulusan terbaik dari setiap matra TNI dan Kepolisian.
Keempatnya ialah Rovi Ardya Prawira (Akmil), Faishal Djauheri (AAL), Summa Laras Fatsagunar (AAU), dan Dolly Septian (Akpol). Mereka ditemui oleh Presiden Joko Widodo selepas upacara.
Sumber : http://www.kemendagri.go.id/news/2018/07/19/presiden-jokowi-lantik-724-perwira-tni-dan-polri
Sumber :Biro Protokol, Pers, dan Media Sekretariat PresidenKamis, 19 Juli 2018
Mendikbud: Mulai 2019 Akan Ada DAK Untuk Kebudayaan
Jakarta, Kemendikbud --- Pada tahun 2019, pemerintah akan mulai menyalurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Kebudayaan. Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam pembukaan lokakarya Bantuan Fasilitasi Sarana Kesenian di Satuan Pendidikan Tahun 2018 Tahap II, di Jakarta, Rabu malam (18/7/2018).
"Jumlahnya sekitar 1 triliun lebih. Jadi nanti bantuan fasilitasi seperti ini tidak lagi menggunakan dana pendidikan," disampaikan Mendikbud Muhadjir Effendy saat memberikan sambutan di depan para kepala sekolah penerima bantuan.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengungkapkan bahwa DAK untuk Kebudayaan tersebut telah disetujui legislatif, kepala negara, dan menteri terkait. Alokasinya berada di luar alokasi anggaran fungsi pendidikan yang saat ini sudah memenuhi 20 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Saat ini, pembahasan sudah masuk dalam teknis terkait sasaran prioritas, bobot, dan mekanisme. "Arahan Presiden prinsipnya jangan dibagi rata. Prioritasnya akan lebih banyak kepada aspek non fisik," jelasnya.
Dirjen Kebudayaan juga menyampaikan bahwa pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan harus menyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) yang akan menjadi salah satu landasan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) berikutnya.
Berdasarkan PPKD, pemerintah baik pusat maupun daerah akan lebih mudah dalam melakukan perumusan Strategi Kebudayaan baik daerah maupun nasional. Sehingga mendatang pemberian bantuan dan perumusan kebijakan terkait kebudayaan dapat lebih jelas, tepat, dan konkret. "Targetnya di bulan Agustus ini penyusunan PPKD sudah selesai semua di level kabupaten/kota," kata Hilmar.
Beberapa kabupaten dan kota telah menyelesaikan dan menyerahkan pokok pikiran kebudayaan daerahnya. "Kita harapkan nanti di bulan November, strategi kebudayaan yang sifatnya nasional akan dapat disahkan oleh Presiden dan disampaikan pada Kongres Kebudayaan. Itu menjadi dasar penyusunan RPJMN," kata Hilmar.
Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kesenian
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan menyalurkan bantuan sarana kesenian di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K), serta Sekolah Luar Biasa (SLB). Di tahun 2018, program bantuan pemerintah yang sudah dilaksanakan selama tujuh tahun terakhir ini diberikan dalam dua tahap. Total satuan pendidikan yang medapatkan bantuan fasilitas kesenian sebanyak 4.537 sekolah.
Pemberian fasilitas sarana kesenian ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi siswa agar dapat mempelajari seni budaya, khususnya kesenian tradisional. Sehingga tumbuh sikap apresiasi terhadap kesenian tradisional. Selain itu, dukungan terhadap pembelajaran seni budaya dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk melestarikan kesenian tradisional dan perlindungan terhadap kekayaan budaya bangsa. Penumbuhan kecintaan pada kesenian tradisional Indonesia dan dukungan terhadap ekspresi seni siswa agar sejalan dengan penguatan pendidikan karakter.
"Kesenian ini maksudnya untuk mengasah estetika, kehalusan budi anak; bagian dari penguatan karakter. Ini penting dilaksanakan di jenjang pendidikan dasar," ujar Muhadjir.
Salah satu dampak pembelajaran kesenian adalah terasahnya akal budi siswa. Melalui pendidikan seni budaya, maka sikap peserta didik dalam merespon situasi dan menampilkan ekspresi dirinya akan nampak pada sikap dan perilaku yang positif dan mencerminkan keluhuran budi.
Sembari mencontohkan beberapa negara maju di dunia, Mendikbud optimistis pendidikan karakter mampu membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan hebat. Untuk itu mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini mengajak para pendidik untuk tidak lagi menyepelekan pendidikan seni budaya sebagai bagian dari penguatan pendidikan karakter.
"Saya harap bapak dan ibu jadi mengerti kenapa kita berikan bantuan fasilitas kesenian ini. Jadi mohon dirawat dan dimanfaatkan dengan baik yang sudah diberikan," pesan Mendikbud.
Pada tahun 2017, Direktorat Kesenian Kemendikbud telah memfasilitasi 4.114 sekolah di seluruh Indonesia. Hafis Umar, Kepsek SMA Muhammadiyah 8, Tangerang Selatan, Banten yang menerima bantuan fasilitasi kesenian tahun lalu mengungkapkan rasa bangga terhadap para siswanya yang sukses tampil di depan Mendikbud malam ini.
Berawal dari bantuan fasilitasi kesenian pemerintah, saat ini kesenian Rampak Bedug menjadi kegiatan ekstrakurikuler unggulan di sekolah yang terletak di perbatasan Jakarta dan Tangerang-Banten tersebut. Dijelaskan Kepsek Hafis, para siswa yang tergabung dalam kelompok ekstrakurikuler ini menunjukkan sikap dan karakter positif.
"Mereka kalau saya lihat, jadi lebih disiplin, mandiri, percaya diri, dan punya rasa kecintaan pada budayanya," tutur Kepsek Hafis. (*)
Jakarta, 18 Juli 2018
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 106/Sipres/A5.3/HM/VII/2018
"Jumlahnya sekitar 1 triliun lebih. Jadi nanti bantuan fasilitasi seperti ini tidak lagi menggunakan dana pendidikan," disampaikan Mendikbud Muhadjir Effendy saat memberikan sambutan di depan para kepala sekolah penerima bantuan.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengungkapkan bahwa DAK untuk Kebudayaan tersebut telah disetujui legislatif, kepala negara, dan menteri terkait. Alokasinya berada di luar alokasi anggaran fungsi pendidikan yang saat ini sudah memenuhi 20 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Saat ini, pembahasan sudah masuk dalam teknis terkait sasaran prioritas, bobot, dan mekanisme. "Arahan Presiden prinsipnya jangan dibagi rata. Prioritasnya akan lebih banyak kepada aspek non fisik," jelasnya.
Dirjen Kebudayaan juga menyampaikan bahwa pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan harus menyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) yang akan menjadi salah satu landasan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) berikutnya.
Berdasarkan PPKD, pemerintah baik pusat maupun daerah akan lebih mudah dalam melakukan perumusan Strategi Kebudayaan baik daerah maupun nasional. Sehingga mendatang pemberian bantuan dan perumusan kebijakan terkait kebudayaan dapat lebih jelas, tepat, dan konkret. "Targetnya di bulan Agustus ini penyusunan PPKD sudah selesai semua di level kabupaten/kota," kata Hilmar.
Beberapa kabupaten dan kota telah menyelesaikan dan menyerahkan pokok pikiran kebudayaan daerahnya. "Kita harapkan nanti di bulan November, strategi kebudayaan yang sifatnya nasional akan dapat disahkan oleh Presiden dan disampaikan pada Kongres Kebudayaan. Itu menjadi dasar penyusunan RPJMN," kata Hilmar.
Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kesenian
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan menyalurkan bantuan sarana kesenian di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K), serta Sekolah Luar Biasa (SLB). Di tahun 2018, program bantuan pemerintah yang sudah dilaksanakan selama tujuh tahun terakhir ini diberikan dalam dua tahap. Total satuan pendidikan yang medapatkan bantuan fasilitas kesenian sebanyak 4.537 sekolah.
Pemberian fasilitas sarana kesenian ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi siswa agar dapat mempelajari seni budaya, khususnya kesenian tradisional. Sehingga tumbuh sikap apresiasi terhadap kesenian tradisional. Selain itu, dukungan terhadap pembelajaran seni budaya dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk melestarikan kesenian tradisional dan perlindungan terhadap kekayaan budaya bangsa. Penumbuhan kecintaan pada kesenian tradisional Indonesia dan dukungan terhadap ekspresi seni siswa agar sejalan dengan penguatan pendidikan karakter.
"Kesenian ini maksudnya untuk mengasah estetika, kehalusan budi anak; bagian dari penguatan karakter. Ini penting dilaksanakan di jenjang pendidikan dasar," ujar Muhadjir.
Salah satu dampak pembelajaran kesenian adalah terasahnya akal budi siswa. Melalui pendidikan seni budaya, maka sikap peserta didik dalam merespon situasi dan menampilkan ekspresi dirinya akan nampak pada sikap dan perilaku yang positif dan mencerminkan keluhuran budi.
Sembari mencontohkan beberapa negara maju di dunia, Mendikbud optimistis pendidikan karakter mampu membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan hebat. Untuk itu mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini mengajak para pendidik untuk tidak lagi menyepelekan pendidikan seni budaya sebagai bagian dari penguatan pendidikan karakter.
"Saya harap bapak dan ibu jadi mengerti kenapa kita berikan bantuan fasilitas kesenian ini. Jadi mohon dirawat dan dimanfaatkan dengan baik yang sudah diberikan," pesan Mendikbud.
Pada tahun 2017, Direktorat Kesenian Kemendikbud telah memfasilitasi 4.114 sekolah di seluruh Indonesia. Hafis Umar, Kepsek SMA Muhammadiyah 8, Tangerang Selatan, Banten yang menerima bantuan fasilitasi kesenian tahun lalu mengungkapkan rasa bangga terhadap para siswanya yang sukses tampil di depan Mendikbud malam ini.
Berawal dari bantuan fasilitasi kesenian pemerintah, saat ini kesenian Rampak Bedug menjadi kegiatan ekstrakurikuler unggulan di sekolah yang terletak di perbatasan Jakarta dan Tangerang-Banten tersebut. Dijelaskan Kepsek Hafis, para siswa yang tergabung dalam kelompok ekstrakurikuler ini menunjukkan sikap dan karakter positif.
"Mereka kalau saya lihat, jadi lebih disiplin, mandiri, percaya diri, dan punya rasa kecintaan pada budayanya," tutur Kepsek Hafis. (*)
Jakarta, 18 Juli 2018
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 106/Sipres/A5.3/HM/VII/2018
Generasi Cerdas Berkarakter Kekuatan Indonesia!
Hari Pertama Sekolah adalah momentum baik untuk optimalisasi peran para pelaku pendidikan untuk berfokus pada penguatan karakter anak. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) bertumpu pada kontribusi tri pusat pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat).
Melalui pengelolaan manajemen berbasis sekolah, ketiga unsur tersebut diharapkan mampu bersinergi untuk mengusahakan pendidikan karakter bagi anak kapanpun dan dimanapun.
Bagi keluarga, Pendidikan dalam keluarga adalah yang pertama dan utama. Dengan 2 hari libur (Permendikbud No.23/2017), keluarga mendapat waktu berkualitas untuk berperan dalam pendidikan karakter anak.
Bagi sekolah, Guru diharapkan mampu mengasah potensi setiap siswa, dengan menciptakan kegiatan belajar yang dinamis dan kreatif. Dengan penyesuaian beban kerja guru (PP No.19/2017), guru diharapkan dapat lebih maksimal dan intensif membimbing siswanya. Di sisi lain, kepala sekolah sebagai manajer yang berusaha memajukan dan menciptakan citra baik sekolahnya.
Bagi masyarakat, Saat ini masyarakat sudah diberi ruang yang luas untuk terlibat aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat dapat berkolaborasi dengan Komite Sekolah (Permendikbud No.75/2016) untuk berkontribusi bagi kemajuan pendidikan Indonesia.
Bagi siswa, Gali potensi dan asahlah karaktermu dimanapun dan kapanpun. Keluarga, sekolah, dan masyarakat siap membantumu menjadi pribadi cerdas dan berkarakter.
Generasi Cerdas Berkarakter Kekuatan Indonesia!
Sumber : https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/07/generasi-cerdas-berkarakter-kekuatan-indonesia
Melalui pengelolaan manajemen berbasis sekolah, ketiga unsur tersebut diharapkan mampu bersinergi untuk mengusahakan pendidikan karakter bagi anak kapanpun dan dimanapun.
Bagi keluarga, Pendidikan dalam keluarga adalah yang pertama dan utama. Dengan 2 hari libur (Permendikbud No.23/2017), keluarga mendapat waktu berkualitas untuk berperan dalam pendidikan karakter anak.
Bagi sekolah, Guru diharapkan mampu mengasah potensi setiap siswa, dengan menciptakan kegiatan belajar yang dinamis dan kreatif. Dengan penyesuaian beban kerja guru (PP No.19/2017), guru diharapkan dapat lebih maksimal dan intensif membimbing siswanya. Di sisi lain, kepala sekolah sebagai manajer yang berusaha memajukan dan menciptakan citra baik sekolahnya.
Bagi masyarakat, Saat ini masyarakat sudah diberi ruang yang luas untuk terlibat aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat dapat berkolaborasi dengan Komite Sekolah (Permendikbud No.75/2016) untuk berkontribusi bagi kemajuan pendidikan Indonesia.
Bagi siswa, Gali potensi dan asahlah karaktermu dimanapun dan kapanpun. Keluarga, sekolah, dan masyarakat siap membantumu menjadi pribadi cerdas dan berkarakter.
Generasi Cerdas Berkarakter Kekuatan Indonesia!
Sumber : https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/07/generasi-cerdas-berkarakter-kekuatan-indonesia
Menteri Susi Pudjiastuti lulus Ujian Nasional Kejar Paket C
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menerima Izazah Kejar Paket C di Rumah Dinasnya yang diserahkan langsung oleh Didi Riswandi selaku Ketua Yayasan PKBM Bina Pandu Mandiri Kabupaten Ciamis. (Foto: pikiran-rakyat.com)
15 Juli 2018 17:17:37
Ciamis, PAUD dan Dikmas. Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti lulus Ujian Nasional Kejar Paket (UNKP) C tahun ajaran 2018 yang diselenggarakan 11-13 bulan Mei 2018 silam, bersama dengan peserta ujian lainnya yang diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Pandu Mandiri Kabupaten Ciamis.
Susi Pudjiastuti mendapatkan nilai terbaik dari 569 orang peserta Ujian Nasional Kejar Paket C, dengan perolehan nilai 429 dari 7 mata pelajaran yang diujikan. Adapun ijazah Kejar Paket tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Yayasan PKBM Bina Pandu Mandiri Kabupaten Ciamis, Didi Riswandi kepada Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti di rumah dinas Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Jumat, 13 Juli 2018.
Berita kelulusan Menteri Susi Pudjiastuti mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C mendapatkan respons positif dari masyarakat, tidak terkecuali dari pejabat dilingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Karena meskipun Susi Pudjiastuti adalah seorang Menteri namun tetap menempuh pendidikan sampai lulus kesetaraan SMA dengan mengikuti prosedur & peraturan yang ada. (Tim Warta/MHF/Pri/KS/Sumber: berbagai media)
Sumber : https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/9130.html
Ditjen PAUD dan Dikmas Gelar Lomba Konten Kanal Tahun 2018 Berhadiah Puluhan Juta
17 Juli 2018 22:18:03
Jakarta, PAUD dan Dikmas. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), dalam hal ini Sub Direktorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan PAUD menggelar lomba Konten Kanal PAUD dan 2018, dengan jumlah total hadiah mencapai puluhan juta Rupiah.
Lomba yang bertujuan untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pengisian laman Anggun PAUD terdiri dari dua jenis lomba, yaitu : Lomba Membuat Permainan Mendidik (Edu Game) dan Lomba Penyusunan Buku Cerita Anak dalam format e-book.
Panitia menyiapkan hadiah sebesar Rp. 25 Juta + piagam dan piala bagi juara pertama, Rp 20 juta + piagam dan piala untuk juara II, Rp. 15 juta + piagam dan piala bagi juara III dan untuk 15 pemenang juara harapan mendapatkan masing-masing Rp. 5 juta + piagam dan piala.
Semua naskah atau produk yang dilombakan paling lambat sudah diterima panitia tanggal 25 Agustus 2018, dengan cara mengirim langsung ke Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan PAUD, Gedung E lantai 7 Komplek Kemendikbud Senayan – Jakarta atau melalui email di alamat : progrevpaud@kemdikbud.go.id.
Untuk informasi persyaratan dan ketentuan masing-masing lomba, masyarakat dapat mengaksesnya melalui anggunpaud.kemdikbud.go.id, atau akun sosial media resmi Direktorat PAUD yaitu : Facebook PAUD Kemdikbud, Instagram di @paudkemdikbud dan Twitter @paud_kemdikbud, termasuk hasil lomba yang akan diumumkan pada tanggal 3 Sepetember 2018. (Tim Warta/MHF/Pri-Ars/KS)
Sumber : https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/9132.html
Yogyakarta Juara Umum Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas
Pontianak, PAUD dan Dikmas - Daerah Istimewa Yogyakarta merebut juara umum Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidik Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (GTK PAUD dan Dikmas ) Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2018 dengan berhasil menggondol juara satu dari lima kategori. Kategori Kepala SKB atas nama Sudijarto, Instruktur Kursus Tata Busana atas nama Firmanila Tyastuti, Instruktur kursus tata kecantikan rambut atas Nyudi Dwijo Susilo, Instruktur Kursus otomotif roda dua atas nama Suparno, dan Tutor Kesetaraan Paket A atas nama Ratri Widati.
“Kami bangga, apa yang diupayakan selama ini untuk peningkatan PAUD dan Dikmas mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Hal ini karena upaya keras dan keikhlasan semua stakholder pendidikan paud dan dikmas di Yogyakarta,” ujar Rr. Dwi Suwarniningsih, S.Pd, kepala bidang kurikulum PAUD Dinas Kota Bantul yang mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dwi yang juga peraih Kepala SKB juara II Tingkat Nasional tahun 2014 dan membawa SKB Berprestasi Juara I Tingkat Nasional pada tahun 2014 memaparkan bahwa kunci keberhasilan daerah Yogyakarta adalah pertama seleksi dilakukan benar-benar mencari yang terbaik dan telah dipraktekan di lapangan, juga pembinaan dan bimbingan dinas terhadap seluruh pelaku pendidikan PAUD dan pendidikan masyarakat.
“Saya kira ini keberhasilan semua pihak. Dan keseriusan pemerintah provinsi DI Yogyakarta dalam menuntaskan PAUD dan pendidikan masyarakat,” ungkap Dwi banggsa.
Seperti diketahui selain prestasi itu, DI Yogyakarta merupakan daerah dengan angka partisipasi (APK) PAUD tertinggi yakni 98,44% se Indonesia. Hal ini karena dorongan dan pendampingan oleh pemerintah daerah terus dilakukan seiring meningkatnya kesadaran Pemda mempermudah akses PAUD dan pemberdayaan masyarakat.
"Saat ini sudah banyak perhatian dari pemerintah daerah yang menunjukkan keberanian dalam menganggarkan dana insentif dalam program PAUD," ungkap Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Sekjen Kemendikbud) Didik Suhardi dalam suatu kesempatan.
Dalam kesempatan penutupan apresiasi GTK PAUD dan Dikmas 2018 yang digelar di Hotel Kapuas Palace Pontianak, Kalimantan Barat ini Didik menyampaikan bahwa dengan apresiasi ini akan meningkatkan kualitas pendidikan PAUD dan pendidikan masyarakat sebagaimana tema acara yakni Membangun Karakter Peserta Didik melalui Kerja Nyata GTK PAUD dan Dikmas.
Sebelumnya, pada tahun 2017 Provinsi Jawa Barat berhasil keluar sebagai juara umum lomba Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidik Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (GTK PAUD dan Dikmas ) Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2017 yang digelar di Provinsi Bengkulu. Di Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berhasil merebut juara umum apresiasi guru dan Tenaga Kependidikan Pendidik Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (GTK PAUD dan Dikmas ) Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2018 yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repubklik Indonesia nomor 183/P/2018 tentang Pemenang Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional tahun 2018 tanggal 13 Juli 2018.(*)
Sumber : https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/9128.html
Senin, 09 Juli 2018
BARAKATAK SUNDA SARENG SAJAK SUNDA
Nyorangan
Daun eurih tingarulang
Ngagerihan dampal angin
: Asa geus rintih. Sada saha?
Ngan sada suku luméngkah
: Asa geus rintih. Sada saha?
Ngan sada suku luméngkah
Lieuk deui, nu dilieuk geuning euweuh
Sedeng méga beuki hideung
Ningker beuheung
Sedeng méga beuki hideung
Ningker beuheung
Daun eurih tingarulang
Ngagerihan dampal angin
: Saha nu rintih? Sada saha?
Ngan sada suku lumampah
Ngagerihan dampal angin
: Saha nu rintih? Sada saha?
Ngan sada suku lumampah
2013
Garung Dungus
Bubulak geus burak-barik
Jungjunan! Geus dibuburak
Sada akar, sada urat
Sada duriat nu pegat
Jungjunan! Geus dibuburak
Sada akar, sada urat
Sada duriat nu pegat
Jeung angin-angin nu kingkin
Bras ka Pasir Ipis
Jeung implengan saliwatan
Ras ka pager betis
Bras ka Pasir Ipis
Jeung implengan saliwatan
Ras ka pager betis
Leuweung nu kamari luwang-liwung
Jungjunan! Geus ngalungkawing
Beuki lewang, beuki lamping
Beuki rumpil keur nu ngeumbing
Jungjunan! Geus ngalungkawing
Beuki lewang, beuki lamping
Beuki rumpil keur nu ngeumbing
Jikan Uing Ngan Hiji (barakatak sunda)
Héy, daréngékeun yeuh uing deuk nanya. Maranéh palercaya henteu, euy, mun uing balaka, yén jikan uing téh ngan hiji? Heueuh, jikan uingah mémang ngan hiji-hijina deuleu. Si Tina, apal meureun. Manéh, Sadun, percaya teu? Heueuh, nuhun atuh ari percaya mah. Ari silaing, Komar, kumaha? Sarua? Heueuh pék, nuhun euy. Juhé, naha silaing mah bangun asa-asa kitu rék engab téh, euy? Cangcaya kana omongan déwék? Heug, kajeun, da ukur silaing sorangan nu sok béda waé téh. Nu séjénna kumaha? Palercaya teu? Sing teges ngajarawabna, tong asa-asa! Muhun, kituh! Taaah, kitu. Nuhun atuh ari palercaya mah. Keun si Juhé mah sina sosoranganan. Teu ngaruh ieuh keur uingah.
Tapi, uing ayeuna geus cunduk kana waktuna yeuh, pikeun ngajéntrékeun kanyataan nu sabenerna ka maranéh sakabéh. Perkara maranéh sok gancang palercaya waé kana sagala omongan uing, heueuh pan ceuk uing gé tadi: nuhun. Katarimakeun pisan! Tapi, omat tong patingrarénjag mun uing rék balaka, yén alusna mah tong palercaya kana “pengakuan” uing tadi téh, euy. Suér! Sakali deui, tong palercaya! Juhé, justeru kacangcaya silaing tah nu bener mah. Da judul carita nu ditulis ku uing di luhur gé ngabohong sabenerna mah. Uingah éstu jalma jujur, Baraya! Malah aya émbohna: soléh, gandang, tur rajin menabung.
Heueuh, sabenerna mah uing téh geus lila nyandung. Jikan uing kabéhna aya opat. Pan nyunah Rosul téa, euy, nyunah! Ngan, maranéh pasti moal percaya, mun ngaran opatanana téh sarua: Tina! (Nu matak pan tadi gé uing sempet ngabohong, yén jikan uingah ngan hiji, nu ngaranna Tina téa, héhé….). Nya tangtu ngaran lengkepna mah béda-béda atuh euy. Jikan nu kahiji ngaran lengkepna téh Tina Mélinda. Nu kadua Tina Gantina. Atuh nu katilu Tina Sri Wulandari. Tah nu pangngorana mah Tina Kushérawati.
Tah, euy, jikan uingah éstu saratia-tuhu pisan ka sakadang uing téh. Perelu bukti? Geura urang gentraan, “Mamah Tina….”
“Kaaah….!” Tuh, kadéngé pan, sakitu rampak ngawalonna gé? Tempo tuh opatanana meni gasik carengkat nyalampeurkeun ka uing nu keur péwé nyanghunjar lambar na sofa. Kabéh mani paheula-heula naralék:
“Palay dipeuseulan, Pah?” Tina kahiji ngarancét punduk. Leuh, éta atuda, bet dibarung ku ngagésék-gésékkeun gunung sakembaranana sagala kana tukangeun sakadang mastaka uing nu rada butak.
“Susu atuh nya, Pah?” ceuk Tina kadua bari rada ngagibegkeun hariguna meueusan. Tapi ari balukarna mah lain meumeueusan tatéh. Da éta wé ieu imah gedong sigrong nu sakieu wewegna, tempat dumuk uing jeung para praméswari téh, mani ngarieg jiga keur kaendagkeun ku lindu. Tong dicaturkeun ari jajantung uingah. Éstu dulugdugdag-dulugdugdag jiga rék nyanghareupan lebaran isuk. Héhé… bubuhan ukuran 36D téa atuh.
“Atawa surabi?” Tina katilu embung éléh. Laju, nompokeun biwirna kana ceuli uing, ngaharéwos geugeut, “Biasa, surabi tutung téa ning, Pah. Kasedep Papah.”
Anapon Tina kaopat, kalahka imut kareueut. Panonna rada dipeureumkeun lalaunan, ceuleuyeu, sedengkeun biwirna nu amucuy waé téh laju engab meueusan. Éstu nangtang téh lain bobohongan ieu mah. Cacakan mun keur paduduan di jero kamar mah, moal talangké deui baris digabrug ku uingah da. Ari leungeunna, sakumaha biasa. Geus ilahar si Démplon mah sok lalaunan ngopépang, rumpu-rampa kana… pésak uing! Pokna téh semu haroshos, “Pah, artos balanja tos séép….***
Kénging Basyar Isya
Kanggo Parawargi anu ngamumule basa sunda....
Rabu, 04 Juli 2018
PANDUAN UMUM LOMBA PENULISAN BUKU BACAAN SD TAHUN 2018
Assalamualaikum...
Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua...
Bersama ini saya teruskan Panduan Umum Lomba Penulisan Buku Bacaan Siswa Sekolah Dasar Tahun 2018..
SILAHKAN DOWNLOAD LINK INI
Untuk Poster Lomba Buku Tahun 2018
SILAHKAN DOWNLOAD LINK INI
Semoga bermanfaat bagi Tenaga Pendidik seluruh Indonesia...
Wassalam.
Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua...
Bersama ini saya teruskan Panduan Umum Lomba Penulisan Buku Bacaan Siswa Sekolah Dasar Tahun 2018..
SILAHKAN DOWNLOAD LINK INI
Untuk Poster Lomba Buku Tahun 2018
SILAHKAN DOWNLOAD LINK INI
Semoga bermanfaat bagi Tenaga Pendidik seluruh Indonesia...
Wassalam.
Langganan:
Postingan (Atom)