Senin, 25 Juni 2018

Sisi Psikologis Dari Sebuah Reuni



Reuni, sebuah kata yang dinanti dan dirindukan bagi setiap orang yang pernah mempunyai komunitas di masa lalu, apapun komunitas itu , entah di sekolah, di pergaulan sosial atau komunitas di dunia maya sekalipun. Reuni...bak kata ajaib yang tiba-tiba bisa menyatukan kita semua dalam sebuah moment keakraban, kebersamaan dan kegembiraan.
Reuni berasal dari kata Re dan Uni. “Re” mengandung arti kembali, sedangkan “Uni” berarti satu kesatuan. Sehingga “Re-Uni” bermakna sebagai sebuah kegiatan yang menyatukan kembali segenap komponen yang terpisah baik oleh waktu maupun tempat. Memang tidak ada batasan norma yang pasti tentang berapa lama reuni diadakan setelah berpisah, berapa banyak orang yang harus disatukan, dan atas dasar apa reuni itu dibuat. Tentu yang saya maksud disini adalah reuni dalam konteks “ Pure Reuni “ yang bertujuan untuk mempertemukan kembali sahabat-sahabat lama, bukan sebuah reuni yang ditunggangi kepentingan atau ada tendensi tertentu. Reuni memang ada yang berskala besar, seperti reuni akbar di sekolah yang mempersatukan beberapa angkatan sekaligus, atau reuni dalam skala kecil, yaitu reuni yang sekedar menyatukan teman-teman dekat yang sebenernya masih sering bertemu dan belum lama terpisah.
Bagi yang sudah berkeluarga, mempunyai karir dan kehidupan baru yang berbeda dengan masa lalu....reuni merupakan suatu kebutuhan psikologis sebagai bentuk “penyegaran” diantara rutinitas yang mungkin agak “ menjenuhkan “. Bertemu teman lama yang sudah bertahun-tahun tidak jumpa dengan menghabiskan waktu hanya untuk bercerita tentang kenangan masa lalu dengan dipenuhi canda tawa , menyanyi bersama , berbagi pengalaman hidup masing-masing selama bertahun-tahun tidak jumpa, melakukan hobi bersama.....dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan ketika bertemu teman lama, yang intinya hanya satu.....mengenang kembali kehidupan masa lalu kita.
Setiap mendapatkan undangan reuni, rasanya sudah tidak sabar ingin bertemu dengan mereka-mereka yang pernah hadir di kehidupan kita dimasa lalu. Apalagi sahabat karib. Salah satu bentuk kerinduan yang ingin diwujudkan yang selama ini mungkin terpisahkan jarak, ruang dan waktu , terutama bagi yang merantau jauh ke tanah seberang apalagi ke negeri orang....moment reuni tentunya sangat besar maknanya.
Reuni bagi sebagian orang bisa membawa pengaruh positif-negatif, mempunyai makna yang besar-kecil dll. Tergantung dari masing-masing individu. Karena satu hal yang harus diingat bahwa Tidak semua orang berkembang “sama” secara psikologis. Dalam perkembangannya seiring berjalannya waktu, ada yang berkembang secara konstruktif maupun destruktif. Masa lalu ada yang mengenangnya sebagai suatu hal indah yang ingin dikenang dan diulang kembali, atau bahkan ada yang memandang masa lalu sebagai suatu hal yang harus di kubur dalam-dalam bahkan menyimpan sebuah peristiwa traumatik. Bayangkan apabila harus dipertemukan kembali dengan hal-hal yang berhubungan yang peristiwa “traumatik” itu. Ini bisa menyangkut peristiwa, individu, tempat, benda ataupun perilaku yang mungkin akan ditemui kembali dalam sebuah acara reuni. Apakah ada yang menjamin semua akan baik-baik saja ?
Dalam psikologi, ada yang dinamakan regresi, yang dicetuskan oleh Seorang Tokoh Psikologi , Sigmund Freud. Regresi adalah salah satu bentuk defend mechanism ( mekanisme pertahanan diri ) , dimana seolah-olah kita kembali ke masa anak-anak ketika kita menghadapi suatu situasi, yang semestinya kita hadapi secara dewasa. Memang tidak semua perilaku regresi buruk. Menangis, itu salah satu bentuk dari regresi. Tetapi jika reaksi tersebut ditunjukkan terlalu sering dan berlebihan, tentunya akan menjadi sebuah respon yang akan menyulitkan untuk perkembangan kedewasaan berikutnya.
Dewasa ini, menjamurnya situs-situs jejaring sosial di dunia maya seperti facebook, twitter dll, yang bisa menghubungkan kembali dengan teman-teman lama merupakan sarana yang bisa memfasilitasi untuk mengadakan sebuah reuni. Tentu saja hal ini merupakan sebuah dampak positif yang bisa menghemat jarak, ruang dan waktu, cukup efektif dan efisien.

Dilihat dari sisi psikologis, sebuah reuni mempunyai makna sebagai berikut :
  1. Bentuk Silaturrahmi
    Bertemunya kembali dengan teman-teman di masa lalu mempererat tali persaudaraan yang membawa efek kedekatan secara emosional yang terjalin secara positif tentunya.
  2. Bentuk Self Esteem.
    Melalui sebuah reuni, seseorang juga bisa mendapatkan self esteem / harga diri. Hal yang satu ini merupakan sebuah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri atas apa yang telah dicapai selama ini. Saat reuni pasti bertemu dengan teman-teman lama yang tentunya tahu sifat kita yang dulu. Mungkin dulu kita dianggap tidak mampu maka reuni dapat dijadikan sebagai sebuah pembuktian diri bahwa dia telah berhasil. Self esteem melalui teman-teman lama mempunyai dampak yang lebih besar. Jika self esteem itu terpenuhi maka kehidupan psikologis orang tersebut akan lebih stabil dan mapan.
  3. Bentuk Refleksi.
    Reuni yang digelar secara besar-besaran atau sederhana dapat memenuhi kebutuhan manusia untuk merefleksi diri atau menilai diri,menjaga keterlibatan dirinya dalam sebuah komunitas sebagai bentuk identitas diri, dan juga untuk memenuhi kebutuhan atas keberakaran (asal-usul) yang jelas.
  4. Bentuk Monumen Perkembangan diri.
    Reuni merupakan semacam sarana untuk melihat kembali diri kita beberapa tahun ke belakang. Dengan melihat masa lalu, seseorang akan mengerti bahwa kehidupan yang dia jalani selama ini merupakan suatu hal yang sangat penting. Setiap orang melalui kenangannya pasti akan membuat monumen-monumen dirinya agar dapat selalu mengingat bahwa dia berkembang.
  5. Bentuk Relaksasi.
    Acara reuni biasanya digelar dengan penuh keceriaan atau bahkan memungkinkan pesertanya untuk merasakan kembali masa mudanya maka reuni juga dapat berfungsi sebagai pelepasan stres atau memberikan efek katarsis. Yaitu melepaskan energi-energi negatif atau tekanan-tekanan dalam kehidupan. Reuni juga bisa dijadikan alternatif kegiatan rekreasi yang memberi efek relaksasi jika acaranya dikonsep penuh kegembiraan.
Asal kita bisa mengambil sisi positif dari sebuah reuni tentunya ini akan menjadi sebuah sarana untuk pengembangan diri kita di kemudian hari. Dimana kita bisa memperluas cakrawala pandang kita, memperluas koneksi dan wawasan yang mungkin bisa menunjang perkembangan diri dan karir kita. Kalau masa lalu itu indah, siapa tahu masa depan bisa lebih indah..
Leres teu Kitu Kang Prabu.....

PPPPTK Matematika dan Perpustakaan Kemendikbud Sediakan Bahan Ajar Secara Daring



Jakarta, Kemendikbud --- Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (PPPPTK Matematika) Yogyakarta bekerja sama dengan Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyediakan bahan ajar dan modul pembelajaran matematika secara daring (online). Bahan ajar dan modul tersebut dapat diunduh melalui pranala http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id.

Bahan ajar daring tersebut cukup diminati masyarakat khususnya para guru. Berdasarkan statistik laman repositori perpustakaan Kemendikbud, sampai bulan Juni 2018, bahan ajar tersebut sudah diunduh lebih dari 26.000 kali.

Repositori perpustakaan Kemendikbud merupakan layanan informasi digital yang menyediakan akses terbuka dan daring kepada publik terkait dengan berbagai informasi pendidikan dan kebudayaan yang dihasilkan oleh seluruh unit kerja di lingkungan Kemendikbud dalam berbagai format. Pemanfaatan repositori tersebut secara daring diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses informasi dengan cepat, tepat, dan akurat.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso, mengatakan keberadaan repositori ini diharapkan dapat menjadi pusat informasi digital yang menyimpan, menyelematkan, dan mendistribusikan sumber informasi yang dibutuhkan masyarakat. "Hal ini bermanfaat untuk kepentingan informasi, pembuktian, dan akuntabilitas yang dapat diakses dari dalam maupun luar institusi serta diharapkan juga dapat menjadi tolok ukur kinerja insitusi yang dapat terlihat oleh publik," kata Ari Santoso, di Jakarta, Jumat (8/6/2018).

Kepala PPPPTK Matematika, Daswatia Astuty, mengatakan pihaknya melalui unit perpustakaan telah menyediakan bahan ajar dan modul dalam bentuk digital ke dalam repositori Kemendikbud sebanyak 54 bahan yang telah disetujui dan dapat diunduh. "Saat ini unit Perpustakaan PPPPTK Matematika terus mengajukan bahan informasi digital untuk dapat diterima di repositori perpustakaan Kemendikbud," kata Daswatia Astuty.

Daswatia menambahkan, berdasarkan data statistik yang dihimpun tanggal 8 Juni 2018, total unduhan modul dan bahan ajar dari PPPPTK Matematika telah tembus sebanyak 26.668 unduhan. Modul dan bahan ajar yang banyak diunduh yaitu: 1. Penelitian Tindakan Kelas di SD (4.122 unduhan); 2. Pengenalan Bangun Datar dan Sifat-sifatnya di SD (4.048 unduhan); 3. Guru Pembelajar Modul Matematika SMP: Kelompok Kompetensi C Pedagogik Model Pembelajaran Matematika; 4. Guru Pembelajar Modul Matematika SMP: Kelompok Kompetensi J Pedagogik Refleksi dan PTK; 5. Guru Pembelajar Modul Matematika SMP: Kelompok Kompetensi A Pedagogik Karakteristik Siswa SMP.  (Nur Widiyanto)