Sumber | : | http://beritamagelang.id/kolom/dinamika-pembelajaran-daring-di-tengah-pandemi-covid-19 |
Penulis | : | MUJIONO |
RPP terkait | : | RPP SISTEM KEMUDI SEPEDA MOTOR |
Meskipun persebaran virus Corona yang massif di berbagai negara, memaksa kita untuk melihat kenyataan bahwa dunia sedang berubah. Perubahan itu mengharuskan kita untuk bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan sekaligus selalu belajar hal-hal baru. Indonesia tidak sendiri dalam mencari solusi bagi peserta didik agar tetap belajar dan terpenuhi hak pendidikannya. Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan nyata yang harus segera dicarikan solusinya: (1) ketimpangan teknologi antara sekolah di kota besar dan daerah, (2) keterbatasan kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran, (3) keterbatasan sumberdaya untuk pemanfaatan teknologi pendidikan seperti internet dan kuota, (4) relasi guru-murid-orang tua dalam pembelajaran daring yang belum integral.[1]
Pembelajaran online harusnya dilakukan, tidak hanya memindah proses tatap muka menggunakan aplikasi digital, dengan disertai tugas-tugas yang menumpuk. Ilmu teknologi pendidikan mendesain sistem agar pembelajaran online menjadi efektif, dengan mempertimbangkan tujuan pendidikan secara khusus. Prinsip-prinsip pemanfaatan teknologi yang harus menjadi acuan guru dalam meamanfaatkan teknologi yaitu mampu menghadirkan fakta yang sulit dan langka ke dalam kelas, memberikan ilustrasi fenomena alam dan ilmu pengetahuan, memberikan ruang gerak siswa untuk bereksplorasi, memudahkan interaksi dan kolaborasi antara siswa-guru dan siswa-siswa, serta menyediakan layanan secara individu tanpa henti. (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memberikan tujuh tips untuk para pendidik serta orang tua dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing, yaitu : 1) hindari stres, 2) membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil, 3) guru dapat mencoba project based learning, 4) mengalokasikan lebih banyak waktu bagi yang tertinggal, 5) fokus kepada yang terpenting, 6 ) tidak sungkan saling berbagi informasi antarsesama guru, 7) guru tetap menjalankan perannya sebagai pendidik dengan hati yang senang. inilah saatnya guru dan orang tua berinovasi dengan melakukan banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya.[2]
Sebagai seorang guru, saya sangat prihatin dengan situasi sekarang ini, banyak hal yang membuat saya meneteskan air mata, terutama disekolah saya sebagai seorang guru dimana cara mengajar kami umumnya monoton, kurang bervariasi dalam penggunaan media, apalagi ketika ada tugas keluar berupa pelatihan keahlian, kelas selalu kosong, dan kami guru hanya meninggalkan catatan kepada peserta didik dari buku paket, sehingga siswa yang ditinggalkan tidak mendapat pembelajaran yang berkualitas.
Apresiasi kepada pekerjaan peserta didik perlu diberikan guru agar tujuan pembelajaran bisa tercapai. Salah satu tujuan pembelajaran termasuk daring ini adalah pencapaian kompetensi peserta didik yang dikenal dengan 4 C, yaitu Critical thinking (berpikir kritis) yang mengarahkan peserta didik untuk dapat menyelesaikan masalah (problem solving). Creativity thinking (berpikir kreatif) bermakna guru dapat mendampingi peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi mampu berpikir dan melihat suatu masalah dari berbagai sisi atau perspektif. Collaboration (bekerja sama atau berkolaborasi), aktivitas ini penting diterapkan dalam proses pembelajaran agar peserta didik mampu dan siap untuk bekerja sama dengan siapa saja dalam kehidupannya mendatang. Communication (berkomunikasi) dapat dimaknai sebagai kemampuan peserta didik dalam menyampaikan ide dan pikirannya secara cepat, jelas, dan efektif (Direktorat PSMK, 2019).[3]
Hal terpenting yang perlu pendidik sampaikan dan ingatkan terus-menerus dan berulang-ulang pada peserta didik adalah penguatan spiritual seperti mengkaji Al-Quran dan Hadist, serta laksanakan sholat 5 waktu bagi yang muslim. Proses kegiatan belajar mengajar agar lebih menyenangkan dan bermakna, walaupun terjadinya wabah yang belum tahu sampai kapan, yaitu dengan melakukan pembelajaran daring dan luring adapun pembelajaran daring yang saya gunakan yaitu menggunakan google classroom, yang sebenarnya masih banyak lagi aplikasi yang lain seperti rumah belajar, quipper school, Zenius dan lain sebagainya,[4] saya mengajar dikelas XII dan XI karena kelas XII sudah selesai kegiatan belajar mengajarnya maka saya cukup hanya membuat kelas XI untuk 2 mata pelajaran berbeda PKSM dan PSSM bidang keahlian teknik dan bisnis sepeda motor, dengan uraian gambaran berikut!
Adapun konten dari google classroom dalam membuat tugas selain google forms, membuat sendiri ringkasan materi berupa ppt sedangkan videonya bisa dibuat sendiri yang berisi penjelasan materi yang dijabarkan secara sistematis atau penjelasan langkah kerja dan praktik bisa juga di link ke youtube. Sedangkan untuk tatap muka jarak jauh bisa menggunakan aplikasi Google Hangouts Meet, Zoom Meeting, Microsoft Teams, WhatsApp, Slack, GoToMeeting, Facetime, FreeConference, Cisco WebEx, Jitsi.[5]Gambaran yang sudah saya lakukan selama pembelajaran daring di SMKN 2 Binjai adalah:
Sebenarnya jika semua mau pasti bisa, dengan segala kesungguhan hati, tetapi dari analisis peserta didik yang terdaftar dikelas XI TBSM-1 ada 30 siswa dan yang sudah bergabung 23 orang (77 % siswa) ada 7 orang (23 % siswa) yang tidak ikut dikelas daring yang berdasarkan keterangan karena tidak memiliki Hp android dan paket internet dan lain sebagainya, oleh karena itu dilakukan pembelajaran luring dengan mengumpulkan mereka kesekolah secara berkelompok 3-5 orang siswa dengan memperhatikan jarak siswa, walaupun interaksi guru dengan orang tua belum dibuat online seperti disekolah yang bertaraf internasional di Indonesia dan diluar negeri seperti di Singapura menggunakan parents gateway, dengan menghubungi no hp orang tua mereka yang diperoleh data dari BK dan wali kelasnya, dengan memberikan materi pembelajaran secara offline dengan membuat hand out materi dan menonton video serta mengerjakan tugas dibuku tugas mereka, sudah dipastikan untuk kelas yang berlebel 1 aman, karena pembelajaran masih dapat berlangsung apalagi dikota Binjai yang area jangkauannya tidak terlalu jauh, untuk peserta didik, akan tetapi lain halnya dengan peserta didik didaerah yang berbeda.
Hal terpenting sebagai pendidik muslim selalu ingatkan peserta didik agar menjaga wudhu, jaga sholat 5 waktu dan usahakan untuk menambah dengan sholat tahajud, rajin membaca dan mengamalkan Al-Quran, minimal one day one lembar (ODOL), serta makan-makanan yang bergizi, dan selalu berusaha untuk tidak keluar rumah kecuali untuk hal-hal yang penting.
Perserta didik dalam mengerjakan pekerjaan dari rumah juga diizinkan untuk bekerja kelompok dengan teman sekelasnya atau yang parallel dengan guru yang sama, pastinya yang bertempat tinggal yang agak berdekatan, agar bagi mereka terasa lebih ringan proses belajarnya, Selain itu juga diberikan juga feed back bagi siswa, selain kata-kata motivasi, juga memberikan hadiah yang sifatnya materi, bagi peserta didik yang dapat menyelesaikan proses belajarnya dari rumah dengan cepat dan tepat.Demikianlah artikel yang saya berikan semoga bermanfaat.
[5] https://www.tribunnews.com/techno/2020/03/19/9-aplikasi-untuk-rapat-online-lewat-ponsel-dari-google-meet-imo-hingga-zoom
[1] http://beritamagelang.id/kolom/dinamika-pembelajaran-daring-di-tengah-pandemi-covid-19
[2] https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12-aplikasi-pembelajaran-daring-kerjasama-kemendikbud-gratis?page=all
[3] https://www.times.co.id/read/news/261667/pembelajaran-online-di-tengah-pandemi-covid19-tantangan-yang-mendewasakan
[4] https://www.ayobandung.com/read/2020/05/05/88300/7-tips-belajar-jarak-jauh-ala-nadiem-makarim