Kamis, 17 Januari 2019

101 Kebudayaan Sunda Yang Populer di Dunia

Sunda merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Suku Sunda dikenal berasal dari Jawa Barat, tepatnya pada Kerajaan Tarumanegara pada masa lampau. Sunda sendiri berasal dari nama ibukota Kerajaan Tarumanegara yaitu Sundapura. Budaya sunda merupakan budaya yang tumbuh dan hidup di dalam masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda dikenal sebagai orang-orang yang ramah, periang, lemah lembut, murah senyum, serta menghormati orang tua.
ads

Etos Budaya Sunda

Etos budaya sunda atau watak budaya sunda sudah dilakukan sejak zaman Salaka Nagara. Melalui watak tersebut, masyarakat Sunda menjadi makmur dan sejahtera selama lebih dari seribu tahun. Watak budaya sunda yang dimaksud yaitu cageur(sehat), bageur (baik), bener (benar), singer(mawas diri), dan pinter (pandai/cerdas). Melalui watak tersebut masyarakat sunda terbimbing untuk menjadi pribadi yang sesuai dengan watak tersebut walaupun memang tidak bisa sempurna diterapkan dalam pribadi masing-masing orang Sunda.
Etos budaya Sunda ini bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat di kawasan lainnya. Menjaga kesehatan menjadi hal yang perlu dilakukan tak hanya bagi orang Sunda tapi juga masyarakat di daerah lainnya di Indonesia. Begitu juga mengamalkan hal yang baik dan benar. Sesuatu yang baik belum tentu benar, namun jika digabungkan maka bisa memilih amalan yang tepat yaitu yang mengandung unsur baik dan benar. Masyarakat Sunda juga menganut etos mawas diri dan pintar. Mawas diri diperlukan agar pribadi tiap orang Sunda dapat terjaga sehingga tidak berbuat melampaui batas. Begitu juga dengan watak pandai yang juga diperlukan dalam pribadi tiap orang Sunda. Masyarakat Sunda perlu menuntut ilmu untuk menambah kepandaian mereka. Ilmu-ilmu tersebut nantinya dapat digunakan untuk membangun masyarakat maupun untuk membangun kehidupan pribadi yang lebih baik.

Nilai Budaya Sunda

Budaya Sunda memiliki nilai-nilai tersendiri yang berbeda dari budaya daerah lainnya. Masyarakat Sunda merupakan masyarakat yang lembut, relijius,d an spiritual. Mereka sesuai dengan pameo silih asih, silih asah, dan silih asuh. Artinya yaitu masyarakat Sunda saling mengasihi, saling memperbaiki diri, dan saling melindungi. Sebagian masyarakat Sunda masih mempertahankan upacara adat asli Sunda. Mereka juga senang bergotong royong sehingga terjalin kebersamaan antar warga. Nilai saling mengasihi yang ditanamkan pada masyarakat Sunda ini dapat dikembangkan untuk kepentingan masyarakat luas. Setiap orang juga perlu saling memperbaiki diri mereka dengan pendidikan dan berbagi ilmu. Tak sampai di sana saja, tapi masyarakat Sunda juga perlu saling melindungi untuk menjaga keselamatan antara warga. Secara garis besar nilai budaya Sunda ini memperlihatkan sisi kebersamaan yang kuat karena tidak hanya untuk satu individu saja tapi untuk tujuan kebersamaan.

Seni Budaya Sunda

Masyarakat Sunda tidak hanya memiliki nilai dan watak tersendiri, kesenian mereka juga cukup terkenal di luar Jawa Barat. Beberapa kesenian tersebut antara lain:
  • Wayang Golek
Wayang golek merupakan boneka kayu yang berasal dari kesenian Sunda. Wayang golek ini dimainkan oleh seorang dalang selayaknya wayang kulit. Cerita yang dimainkan biasanya berasal dari cerita rakyat, misalnya cerita penyebaran agama Islam oleh Walangsungsang dan Rara Santang ataupun menggunakan cerita Ramayana dan Mahabarata. Dalang bercerita dengan menggunakan bahasa Sunda dengan iringan gamelan Sunda.
  • Jaipongan
Jaipongan merupakan tarian khas yang berasal dari Sunda. Ciri khas dari Jaipongan yaitu erotis, humoring, semangat, ceria, spontan, dan sederhana. Tari jaipongan sendiri dibuat oleh H. Suanda pada tahun 1976 di Karawang. Seni tari jaipongan ini terinspirasi dari berbagai seni lainnya seperti pencak silat, wayang golek, topeng banjet, dan lain-lain. Dahulu instrumen yang dipakai cukup sederhana yaitu gendang, goong, rebab, ketuk, dan krecek. Seni tari tersebut kemudian menyebar di daerah Jawa Barat dan mendapatkan sambutan yang positif. Tari jaipongan kemudian menjadi tari tradisional dari Jawa Barat. Tarian ini sering digunakan saat ada acara-acara resmi seperti penyambutan tamu dari luar daerah atau dari luar negeri.
  • Sisingaan
Sisingaan merupakan jenis seni pertunjukan khas Subang yang menggunakan tandu yang di atasnya terdapat patung atau boneka singa. Jenis kesenian ini diciptakan sekitar tahun 1975, saat itu datang kaum urban Ponorogo yang mengenalkan reog Ponorogo. Para seniman sunda kemudian membuat jenis kesenian yang berbeda dengan menunjukkan identitas khas Subang. Dalam perkembangannya, kesenian sisingaan kemudian ditiru oleh kota lainnya seperti Cirebon, Sumedang dan Garut yang berupa kesenian menggotong hewan tiruan. Pertunjukannya sendiri dimulai dengan tabuhan musik lalu diikuti oleh penari pengusung sisingaan yang melakukan beberapa gerakan tari. Pertunjukan sisingaan ini berjalan mengelilingi kampung atau jalanan kota.
Beberapa makna terkandung dalam pertunjukan Sisingaan ini
  • Angklung
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Alat musik angklung terbuat dari bambu dan dibunyikan dengan digoyangkan. Angklung sendiri sudah ada sejak lama dan diperkirakan telah digunakan dalam kultur Neolitikum. Selain terkenal berasal dari Jawa Barat, angklung kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Sejak 1966, seniman angklung Udjo Ngalegena mengajarkan cara bermain angklung pada berbagai komunitas. Beliau juga yang mengembangkan teknik bermain angklung berdasar laras pelog, salendro, dan madenda. Angklung sendiri memiliki beberapa jenis yaitu angklung kanekes, angklung reyog, angklung banyuwangi, angklung bali, angklung dogdog lojor, dan lain-lain.
  • Suling
Suling bambu merupakan salah satu alat musik tradisional yang juga berkembang di Jawa Barat. Suling bambu masyarakat Sunda terbuat dari bambu Tamiang. Jenis bambu tersebut merupakan bambu yang tipis dengan diameter kecil sehingga cocok untuk dijadikan suling. Nada skala pada suling Sunda antara lain:
  • Pelog degung
  • Madenda atau sorog
  • Salendro
  • Mandalungan
Cara yang digunakan untuk menghasilkan nada pada suling yaitu dengan memperhatikan posisi jari dan kecepatan aliran udara yang ditiup oleh mulut. Penggunaan suling sunda sendiri biasanya untuk instrumen utama dalam kecapi suling serta menyertai instrumen dalam gamelan degung.

Pakaian Adat Sunda

Pakaian adat Sunda salah satunya adalah kebaya khas Sunda. Baju kebaya sendiri memang dipakai juga di daerah lainnya seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Namun tentunya ada pembeda antara kebaya sunda dengan kebaya dari daerah lain. Pakaian adat Sunda memiliki beberapa bagian, misalnya pada pakaian adat untuk laki-laki yang terdiri dari:
  • Baju jas dengan kerah menutup leher
  • Kain batik atau kain dodot
  • Celana panjang
  • Kalung
  • Bendo (sejenis penutup kepala)
  • Keris
  • Selop untuk alas kaki
  • Jam rantai sebagai penghias jas
Sedangkan untuk wanita terdiri dari:
  • Baju kebaya
  • Kain kebat dilepe
  • Ikan pinggang atau beubur
  • Selendang karembong
  • Kembang goyang untuk penghias sanggul
  • Kalung
  • Selop untuk alas kaki

Kelebihan Budaya Sunda

Setiap kebudayaan daerah membawa ciri khas masing-masing yang membuatnya berbeda satu sama lain, begitu juga dengan budaya sunda. Kebudayaan Sunda sendiri memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kebudayaan Indonesia. Kesenian Sunda misalnya sering mewakilkan Indonesia di berbaga ajang dan acara internasional. Angklung sendiri sudah dikenalkan di luar negeri, salah satunya di Amerika. Melalui kesenian Sunda tersebut, budaya Indonesia menjadi lebih dikenal oleh bangsa asing.
Budaya Sunda juga tidak hanya berupa kesenian seperti tari-tarian dan alat musik, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa mereka memiliki watak dan nilai budaya. Watak dan nilai budaya tersebut akan membentuk karakter masyarakat Sunda yang tersendiri. Mereka tergolong masyarakat yang membudayakan kerja sama satu sama lain. Hal tersebut sangat bagi bagi persatuan dan kemajuan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Sampai saat ini kebudayaan Sunda terus dipelihara dan dikembangkan baik itu di Jawa Barat ataupun disebarkan ke daerah dan negara lainnya.
Sumber : https://ilmuseni.com/seni-budaya/kebudayaan-sunda

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Rabu, 16 Januari 2019

Gebrakan Jatim, USBN Berbasis "Smartphone"

Gebrakan Jatim, USBN Berbasis "Smartphone"

Ujian pakai smartphoneWhy Not?! Di zaman milenial ini, siapa yang nggak kenal smartphone. Di kalangan anak muda (pelajar), smartphonekadang bisa jadi segala-galanya. Tanpa smartphone, anak-anak remaja ini seakan kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan kesehariannya.  

Tidak percaya, ambil saja smartphone anak-anak kita saat di rumah. Amankan sehari atau dua hari. Jangan berikan smartphone-nya. Apa yang terjadi?
Nah, untuk memaksimalkan penggunaan smartphone di kalangan pelajar, maka Dinas Provinsi Jawa Timur, tahun ini mulai merintis pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) menggunakan smartphone. 
Ini sekaligus memperluas penggunaan smartphone yang sudah dilaksanakan di beberapa sekolah elit,  yang dalam proses Ujian-nya (Ulangan Harian, Ulangan Blok dan ulangan lain) sudah menggunakan smartphone.......
Ujian Nasional
Sejak 2 tahun terakhir, Ujian Nasional  dilaksanakan berbasis komputer. Dikenal sebagai UNBK. Tetapi untuk daerah tertentu, Ujian Nasional masih ada yang ujiannya Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Ini karena situasi dan kondisi satuan pendidikan serta keadaan geografi wilayah di Indonesia yang beragam. 
Mungkin, di satuan pendidikan -di daerah tertentu- ada kendala infrastruktur dan teknis. Seperti, tidak tersedianya hardwarekomputer dengan jumlah memadai. 
Kendala lain tidak dilaksanakannya UNBK karena lemahnya dukungan teknis. Semisal, daerah di mana satuan pendidikan berada, tidak terjangkau  jaringan internet alias masuk kawasan blank spot. Bisa pula sudah ada jaringan internet, tapi sinyalnya lemot. Kondisi semacam ini akhirnya menghendaki Ujian Nasional tetap berbasis kertas dan pensil.
UN dan USBN
Karena namanya Ujian Nasional, maka segala sesuatunya tentu diatur dan disiapkan oleh pusat. Dalam dalam hal ini adalah Kemendikbud yang mengeluarkan peraturan pelaksanaan dan beberapa aturan teknis. 
Produk hukumnya berupa Permendikbud (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan). Sedangkan regulasi tentang konten ujian dan beberapa penjelasan detil teknis Ujian Nasional dikeluarkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Produk hukumnya disebut POS (Prosedur Operasional Standar). 
Tapi penyediaan hardware adalah tanggung jawab tiap-tiap satuan pendidikan (sekolah). Agar sekolah bisa melaksanakan UNBK wajib tersedia 2 unit server dan komputer sebanyak minimal 35-40% dari jumlah siswa.
Jadi kalau ada 100 peserta yang ikut Ujian Nasional, maka sekolah tersebut harus menyiapkan minimal 33 unit Komputer dan 2 unit komputer cadangan. Plus 2 server. Masih ditambah 1 unit generator set (genset) sebagai cadangan bila listrik padam.
Server UNBK di sekolah biasanya spesifikasinya Core i5. Sedangkan untuk peserta ujian, bisa menggunakan komputer berbasis Corei3Dual Core atau Core two Duo  juga masih layak digunakan UNBK.
Namun perlu dipahami, selain Ujian Nasional, adapula yang disebut USBN. Kepanjangan dari Ujian Sekolah Berstandar Nasional.  Jika Ujian Nasional, segala tetek bengek disiapkan oleh pusat, maka untuk  USBN hanya sebagian saja yang disiapkan oleh pusat. Boleh dikatakan, USBN merupakan kolaborasi dan kerja sama antara Pusat dan Daerah. 
Pusat diwakili Kemendikbud  dan BSNP yang menyusun dan menetapkan  seluruh kisi-kisi soal dari seluruh Mata Pelajaran yang diujikan. Selain itu Pusat juga "menyumbang" sekitar 25-30% soal USBN. Soal-soal lainnya dikembangkan dan disusun oleh MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) di Tingkat Provinsi mengacu pada kisi-kisi USBN yang dibuat oleh Pusat. 
USBN Berbasis Smartphone
Sumber : 
https://www.kompasiana.com/www.teguhhariawan/5c3ecf61bde57540bb677f53/gebrakan-jatim-usbn-berbasis-smartphone

Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah FKBM Tahun 2019

Pada Tahun Anggaran 2019, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan Bantuan Pemerintah Fasilitasi Komunitas Budaya di Masyarakat (FKBM) Tahun 2019 kepada komunitas budaya di wilayah Indonesia yang terdiri dari Keraton, Komunitas Adat, Lembaga Adat, Sanggar Seni, Lembaga Kepercayan, dan Komunitas Tradisi.
Bantuan Pemerintah FKBM diberikan kepada komunitas budaya yang dimanfaatkan untuk penyediaan sarana dan prasarana kebudayaan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas keberadaan komunitas budaya dalam rangka pemajuan kebudayaan. Untuk itu Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah FKBM Tahun 2019, yang dapat digunakan oleh calon penerima, agar dapat dijadikan acuan teknis dalam upaya memperoleh bantuan dan teknis pelaporan setelah menerima bantuan tersebut.
Peraturan Direktur Jenderal Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah FKBM Tahun 2019 dapat di unduh pada tautan berikut :
Pengajuan Permohonan Bantuan Pemerintah FKBM dapat disampaikan melalui proposal Kepada Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, d/a Kompleks Kemdikbud Gedung E Lantai X, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270. Penerimaan proposal Bantuan Pemerintah FKBM akan ditutup pada31 Januari 2019.
Lihat juga Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah FKBM pada tautan berikut ini.
Sumber : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/petunjuk-teknis-bantuan-pemerintah-fkbm-tahun-2019/

Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Revitalisasi Desa Adat Tahun 2019

Pada Tahun Anggaran 2019, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan Bantuan Pemerintah Revitalisasi Desa Adat (RDA) Tahun 2019 kepada desa adat yang memiliki kekuatan identitas budaya di wilayah Indonesia.
Bantuan Pemerintah RDA diberikan kepada desa adat  yang dimanfaatkan untuk perbaikan sarana dan prasarana kebudayaan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas keberadaan desa adat dalam rangka pemajuan kebudayaan.
Untuk itu Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud mengeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Revitalisasi Desa Adat (RDA) Tahun 2019 yang dapat digunakan oleh calon penerima, agar dapat dijadikan acuan teknis dalam upaya memperoleh bantuan dan teknis pelaporan setelah menerima bantuan tersebut.
Peraturan Direktur Jenderal Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Revitalisasi Desa Adat (RDA) Tahun 2019 dapat di unduh pada tautan berikut:
Pengajuan Permohonan Bantuan Pemerintah RDA dapat disampaikan melalui proposal Kepada Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, d/a Kompleks Kemdikbud Gedung E Lantai X, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270. Penerimaan proposal Bantuan Pemerintah RDA ditutup pada 31 Januari 2019.
Lihat juga Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah RDA pada tautan berikut ini.
Sumber : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/petunjuk-teknis-bantuan-pemerintah-revitalisasi-desa-adat-tahun-2019/

Senin, 14 Januari 2019

PENGUMUMAN PENERIMAAN CALON PEGAWAI AVIATION SECURITY, AIRPORT RESCUE & FIRE FIGHTING, DAN AIRPORT OPERATION OFFICER PT ANGKASA PURA I (PERSERO) TAHUN 2019

Angkasa Pura Airports tercatat melayani sebanyak 4,6 juta penumpang sepanjang libur Natal dan Tahun Baru 2019 lalu. Angka ini berdasarkan perhitungan selama 18 hari, mulai 20 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019 di 13 bandara yang dikelola Angkasa Pura Airports.
Secara persentase, angka ini turun 7,8% dibandingkan trafik libur Natal dan Tahun Baru 2018 yang tercatat sebanyak 4,97 juta penumpang.  Namun, pengitungan ini diukur dalam kurun waktu 22 hari, 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018.
Tahun ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menjadi penyumbang trafik tertinggi dengan melayani 1,24 juta penumpang, tumbuh 18,5% dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 1,04 juta penumpang. Puncak kedatangan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali terjadi pada 22 Desember 2018, di mana sebanyak 74.611 penumpang datang dan berangkat menggunakan 484 pesawat udara. Sementara itu puncak arus balik penumpang yang melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali terjadi pada 3 Januari 2019. Tecatat ada 72.663 penumpang yang melalui bandara ini dengan menggunakan 476 penerbangan.
“Bali masih menjadi destinasi favorit bagi wisatawan dalam negeri maupun mancanegara untuk berlibur selama Natal dan Tahun Baru, sehingga trafik di Bandara I Gusti Ngurah Rai masih tumbuh sedemikian tinggi. Sementara penurunan trafik penumpang di beberapa bandara Angkasa Pura I disebabkan antara lain karena dioperasikannya Jalan Tol Trans Jawa, harga tiket yang cukup tinggi, semakin banyaknya pilihan moda transportasi lain, serta adanya kekhawatiran sebagian masyarakat untuk melakukan perjalanan udara akibat beberapa  peristiwa bencana alam yang terjadi dibeberapa daerah dan insiden kecelakaan transportasi udara di tahun 2018 lalu,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi.
Lebih lanjut Faik mengatakan, Angkasa Pura Airports memberikan apresiasi atas dukungan penuh seluruh personel, baik dari internal Angkasa Pura Airports maupun stakeholders terkait seperti Kantor Otoritas Bandar Udara, TNI, Polri, Perum LPPNPI, Basarnas, BMKG, Kantor Kesehatan Pelabuhan, maskapai penerbangan, ground handling, serta pihak-pihak lain yang terlibat, sehingga pelaksanaan Posko Natal dan Tahun Baru 2019 di 13 bandara Angkasa Pura I berjalan baik dan lancar.
SILAHKAN DOWNLOAD DISINI

KEBUDAYAAN BENGKULU

Mengenali kebudayaan dari Propinsi Bengkulu. Berikut uraiannya mulai dari rumah adat, pakaian adat, tari-tarian daerah, senjata tradisional, suku, bahasa dan lagu daerah.

Rumah Rakyat
1. Rumah Adat

Rufnmah adat daerah Bengkulu dinamakan Rumah Rakyat. Rumah Rakyat merupakan rumah panggung yang terdiri dari 3 kamar yaitu, kamar orang tua, kamar gadis, dan kamar bujang. Kolong dibawahnya untuk pb venyimpanan kayu dapur dan barang lainnya. Pada piintu masuk ruang tengah terdapat gambar Buraq, pertanda ketangguhan hati penduduknya menjalankan agama islam.

Rumah fRakyat terbuat dari kayu meranti dan dilengkapi dengan tangga masuk dari semen. Pada tiang depan rumah disebalah kiri biasanya terdapat tanduk kerbau. Hal ini menunjukkan bahwa yang punya runah pernah mengadakan upacara atau pesta perkawinan. Jumlah tanduk sesuai pula dengan banyaknya upacara atau pesta yang telah diadakan.

2. Pakaian Adat

Pakaian adat yang dipakai kaum pria dari daerah Bengkulu adalah mahkota deangan gunjai-gunjainya (pita) serta baju model jas tertutup. Ia juga memakai kalung bersusun, kain songket yang melingkar di pinggang dan celana sebatas lutut.

Sedangkan wanitanya memakai baju kurung yang disuji dan berkain songket. Ia juga memakai mahkota, kalung bersusun serta gelang pada kedua belah tangan. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan.

3. Tari-tarian Daerah Bengkulu

a. Tari Andun dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para tamu yang dihormati.
b. Tari Bidadari Teminang Anak, dapat pula diartikan bidadari meminang anak. Tari adat ini berasal dari Rejang Lebong.
c. Tari Lanan Belek, tari ini diangkat berdasarkan cerita rakyat tentang seorang bidadari yang terpaksa tertinggal, karena saat lagi mandi bersama-sama temannya yang lain selendangnya diambil orang. Suatu saat selendangnya ditemukan kembali dan bidadari tersebut kembali pulang meninggalkan si pemuda yang mendendam rindu.
Tari Bidadari Teminang Anak
4. Senjata Tradisional

Keris Bengkulu
Senjata tradisional Bengkulu : keris, kuduk, badik, dan rudus. Keris adalah senjata tradisional daerah Bengkulu. Keris yang dianggap keramat atau pemberani, panjangnya 13 jari, dan dipakai oleh kepala adat atau hulubalang. Keris diperguanakan untuk perang, membela diri, dan perlengkapan upacara adat.

Kuduk adalah sejenis keris yang berlekuk, bermata satu dengan punggung yang agak tebal. Sarungnya memakai centalan dan dipakai untuk membela diri dan berburu.

Badik juga sejenis keris dengan bentuk lurus dan bermata satu. Diapakai untuk berburu dan sebagai perlengkapan upacara adat.

Rudas adalah sejenis pedang yang terdiri dari mata, ulu, dan sarung. Dipergunakan untuk berperang, membela diri dan kelengkapan pada upacara penobatan datuk (kepala adat). Selain dari itu terdapat pula Pedang Kayu Nibung dan Kerambit

5. Suku : Suku dan marga yang terdapat di daerah Bengkulu adalah Melayu, Rejang, Lebong, Enggano, Sekah, dan lain-lain.

6. Bahasa Daerah : Melayu, Rejang Lebong, Enggano.
7. Lagu Daerah : Lalan Belek