4 Kemuliaan Seorang Guru Menurut Islam
Kemulian Seorang Guru
Kemulian Seorang Guru
Nyanyian Umar Bakri, mengungkap sosok seorang guru/pendidik yang tabah dan tekun mendidik serta mengasuh muridnya, dengan penghasilan sekedar penyambung hidupnya. Orang ramaipun menyatakan bahwa guru adalah pahlawan, pejuang yang tulus ikhlas tanpa tanda jasa. Di hadapan Alloh SWT, guru adalah tergolong orang-orang karena iffahnya (memelihara diri dari minta-minta), lalu disangka kaya oleh orang-orang kurang perhatian (jahil), lantaran tidak sempat leluasa berniaga karena kesibukannya pada jalan Alloh SWT, yakni mengajar dan mendidik anak yang menjadi tanggung-jawabnya. {QS. Al-Baqarah (2): 273}.
Diantara keutamaan menjadi guru/pendidik, adalah:
Perintah Dakwah dan Tabligh, banyak kita jumpai dalam Al-Qur’an, antara lain:
Sebagai Guru, Pendidik dan sekaligus sebagai Da’i, maka hendaklah memiliki akhlak dan sifat-sifat sebagai berikut:
Diantara keutamaan menjadi guru/pendidik, adalah:
- Memiliki sifat iffah (memelihara diri dari minta-minta), yang dihargai dan dihormati kedudukannya oleh Alloh. Dan Alloh perintahkan kepada para aqniya (murid/masyarakat/pejabat) memberikan perhatian khusus kepada mereka. {QS. Al-Baqarah (2): 273}.
- Alloh SWT memberi balasan untuk guru/pendidik yang mendidik dan mengajarkan kebaikan atau pelajaran yang bermanfaat, sama seperti orang-orang yang melakukannya. Rasululloh SAW bersabda: “ Barangsiapa yang mengunjukkan/mengajarkan kebaikan, pahalanya sama dengan orang yang melakukan kebaikan itu “. (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud dalam Kitab Faidul Qadir, Juz. 6, Hal. 127, Penulis: Al-Imam Al-Manawy Rahimahulloh).
- Alloh SWT, para Malaikat, penghuni langit dan bumi bersholawat (mendo’akan) para pendidik yang mengajarkan kebaikan. Rasululloh SAW bersabda: “ Sesungguhnya Alloh, Malaikat-malaikat-Nya, penghuni langit dan penghuni bumi, hingga semut dalam lubangnya dan ikan dalam lautan, bersholawat (mendo’akan) para pendidik manusia kepada kebaikan “. (Kitab Mukhtarul Hasan Wasshahiih, Penulis: Abdul Baqi’ Shaqar, Hal. 380).
- Para guru dan pendidik senantiasa akan mendapatkan pahala dari Alloh sebagai imbalan dari hasil pendidikan dan pembinaannya, meskipun dia sudah mati/wafat. Rasululloh SAW bersabda: “ Sesungguhnya dari antara amal dan kebaikan seorang Mukmin yang tetap dia peroleh pahalanya, walaupun dia sudah wafat, adalah: Ilmu yang diajarkan dan disebarluaskannya; anak yang shaleh yang ditinggalkannya; atau mushaf/pegangan misalkan buku-buku/ al-qur’an/kitab-kitab yang ditinggalkannya; atau masjid yang dibangunnya; atau rumah untuk ibnus sabil yakni anak yatim piatu/panti jompo yang dibangunnya; atau saluran air yang dibuatnya; atau shadaqah yang dikeluarkannya dari harta kekayaannya pada waktu hidupnya (shadaqah jaariyah), itu semua dia akan mendapatkan pahalanya setelah dia wafat “. (HR. Ibnu Majah dan Al-Baihaqy dari Aba Hir dalam Kitab Mukhtarul Hasan Wasshahiih, Penulis: Abdul Baqi’ Shaqar, Hal. 381).
Perintah Dakwah dan Tabligh, banyak kita jumpai dalam Al-Qur’an, antara lain:
- “ Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan mau’izhah hasanah, dan bermujadah-lah dengan mereka dengan cara yang lebih baik,… “. {QS. An-Nahl (16): 125}.
- …” dan serulah kepada (agama) Rabbmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus “. {QS. Al-Hajj (22): 67).
- … “ dan serulah mereka keapad (jalan) Rabbmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang musyrik “.
- “ Hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung “. {QS. Ali-Imran (3): 104}.
- “ Kamu adalah ummat yang terbai yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar “. {QS. Ali-Imran (3): 110}.
Sebagai Guru, Pendidik dan sekaligus sebagai Da’i, maka hendaklah memiliki akhlak dan sifat-sifat sebagai berikut:
- Senantiasa mengharap ridho Alloh, berbuat dan beramal dengan tulus ikhlas karena Alloh SWT.
- Berdaya ingat kuat, bijak, cerdas, berpandangan luas dan jauh kedepan, mampu menganalisir cepat dan tepat serta mampu menerapkan dengan baik.
- Penyantun, penuh kasih sayang, lemah lembut dan ramah.
- Bersahabat dan tidak kasar dan bengis/kejam.
- Berani dan sportif, tidak pengecut dan membabi buta.
- Shiddiq, benar dalam ucapan, sikap dan perbuatan, tepat dalam janji.
- Tawadhu’, tidak angkuh dan ‘ujub (membangakan diri).
- Pemaaf, menahan amarah dan berlaku ihsan.
- Memelihara sumpah setia.
- Sabar, tabah dan ulet.
- Iffah dan kiram (menjaga kehormatan diri).
- Wara’ dan Qana’ah (Menjaga perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh dan merasa cukup dengan apa yang diperoleh).
- Adil meskipun terhadap diri dan keluarga.
- Tidak mengungkit dan tidak sombong.
- Memelihara kemulian diri.
- Berlapang dada daan tidak ceroboh (‘ajalah).
- Bertekad bulat, berkeyakinan kuat dan tawakkal.
- Berpihak kepada yang benar dan memperjuangkannya.
- Sederhana, tidak berlebihan.
- Selalu optimis, tidak putus asa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar