Kamis, 03 November 2022

Apa Itu KTT G20 Bali? Simak Sejarah-Daftar Negara Anggota



Berbagai persiapan dilakukan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali. Lantas, apa itu KTT G20? Bagaimana sejarah KTT G20?

KTT G20 tahun 2022 akan dilaksanakan pada 15-16 November 2022 di Nusa Dua, Bali. Dilansir dari laman resmi Bank Indonesia (BI), tema KTT G20 tahun ini adalah "Recover Together, Recover Stronger". Melalui tema tersebut, Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 ingin mengajak seluruh dunia bahu-membahu dan saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

G20 atau Group of Twenty merupakan sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. Anggota G20 terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.

Daftar Negara Anggota G20

Berikut adalah daftar negara-negara anggota G20:

1. Australia
2. Argentina
3. Brasil
4. Kanada
5. RRT
6. Uni Eropa
7. Jerman
 8.Prancis
9. India
10. Indonesia
11. Italia
12. Jepang
13. Meksiko
14. Arab Saudi
15. Rusia
16. Afrika Selatan
17. Korea Selatan
18. Turki
19. Inggris
20. Amerika Serikat

Sejarah G20

Dilansir dari detikFinance, G20 dibentuk pada 1999 dengan tujuan untuk mendiskusikan kebijakan-kebijakan dalam mewujudkan stabilitas keuangan internasional. Selain itu, G20 dibentuk sebagai salah satu upaya untuk menemukan solusi atas kondisi ekonomi global yang dilanda krisis pada 1997-1999.

Adapun yang terlibat saat itu yaitu negara-negara berpendapatan menengah dan memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik, termasuk Indonesia.

Atas saran dari para Menteri Keuangan G7, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan untuk membahas respon terhadap krisis keuangan global yang terjadi. Setelah itu, pertemuan tingkat Menteri Keuangan dilaksanakan secara rutin pada musim gugur.

Sembilan tahun kemudian, pada 14-15 November 2008, Presiden AS saat itu Barack Obama mengundang pemimpin negara-negara G20 dalam KTT G20 pertama. Pada kesempatan itu, para pemimpin negara melakukan koordinasi respons global terhadap dampak krisis keuangan yang terjadi di AS dan sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan.

G20 sendiri tidak memiliki Sekretariat permanen. Dalam proses dan sistem kerjanya, G20 memiliki tuan rumah (Presidensi) yang ditetapkan secara konsensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya.

Adapun G20 Summit membahas dua arus isu yakni Finance Track dan Sherpa Track. Fokus isu yang dibahas pada arus Finance Track adalah ekonomi dan keuangan, seperti kebijakan fiskal, moneter dan rii, investasi infrastruktur, regulasi keuangan, inklusi keuangan dan perpajakan internasional. Pembahasannya dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral masing-masing negara anggota.

Sedangkan isu Sherpa Track membahas lebih luas seperti geopolitik, anti korupsi, pembangunan, perdagangan, energi, perubahan iklim dan kesetaraan gender. Adapun pembahasan isu ini dilakukan oleh kementerian terkait pada tingkat Menteri masing-masing negara anggota.

Sebelum dibahas pada tingkat Menteri, isu-isu tersebut akan dibahas secara detail dan teknis pada tingkat Working Group (WG) terlebih dahulu agar optimal dan komprehensif.

Rangkaian pertemuan G20 dalam setiap presidensi normalnya mencakup 3-4 pertemuan tingkat working group (WG), 3-4 pertemuan tingkat deputi, 2-4 pertemuan tingkat Menteri dan diakhiri dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang dihadiri oleh Kepala Negara anggota G20.

Masing-masing jalur di atas berjalan secara paralel dimulai dari tingkat teknis (WG) kemudian dieskalasi ke tingkat deputi untuk mendapat konsep kesepakatan (communique) dan menyusutkan isu-isu untuk dibahas pada tingkat menteri. Dengan siklus tersebut, pada akhirnya G20 akan menyepakati kesepakatan final atas aksi kebijakan yang diambil atas isu-isu prioritas pada KTT sebagai penghujung rangkaian kegiatan.
Sumber : https://www.detik.com

Semoga bermanfaat sahabat gtkpaudkotabkl.


Tidak ada komentar: