Pada tanggal 11 Februari 2020, WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa penyakit dari virus Corona dinamakan COVID-19 mempunyai kependekan dari Corona Virus Disease yang muncul ditahun 2019, virus korona ini adalah tipe baru yang awalnya ditemukan di Wuhan, provinsi Hubei, China. WHO menetapkan darurat dunia atas penyebaran virus korona yang begitu luas seluruh pihak harus ikut berpartisipasi meningkatkan pengawasannya terhadap kesehatan masyarakat.
Pemerintah Indonesia mulai cepat dan tanggap untuk menganjurkan warganya menerapkan social distancing atau mengisolasi diri dirumah untuk mengantisipasi penyebaran virus yang semakin meluas. Karna semakin mewabahnya virus COVID-19 yang berdampak luas bagi sektor penting di Indonesia terutama pada sektor pendidikan Di Indonesia, aktivitas yang melibatkan kumpulan orang orang, kini mulai dibatasi diIndonesia seperti bersekolah, beribadah, bekerja dan lain-lain.
Sejak kasus virus korona mulai meningkat, sekolah atau universitas saat ini tidak lagi melakukan aktivitas seperti biasanya, karena pemerintah memberlakukan sistem di rumah saja maka kegiatan belajar mengajar baik formal atau informal yang setiap hari dilakukan oleh peserta didik semuanya harus dilakukan dirumah saja.
Salah satu langkah yang tepat dalam situasi seperti ini adalah memanfaatkan teknologi jaringan dan teknologi informasi bagi pengembangan sistem pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi yaitu dengan model pembelajaran daring (dalam jaringan) atau online learning model (OLM) antar sekolah atau perguruan tinggi.
Saya membuat kuesioner kepada teman saya dan terdapat 121 tanggapan mengenai pembelajaran daring saat ini di Indonesia
Salah satu pemrakarsa dari sistem ini adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi membuat website pditt.belajar.kemdikbud.go.id yang diharapkan dapat menjadi sarana yang efektif bagi para pelajar dalam mempelajari ilmu tanpa batas.
hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona yang mulai meluas di Indonesia. Maka dengan ini, pemerintah mengarahkan agar masyarakat tetap berada dirumah masing masing. Karna tugas seorang pendidik harus tetap melaksanakan tugasnya walaupun dengan keadaan yang tidak memungkinkan seperti sekarang.
Hal yang saya sering tanyakan adalah apakah model pembelajaran daring ini cocok digunakan oleh para peserta didik di Indonesia, saat ini pembelajaran daring (dalam jaringan) dilakukan serentak di Indonesia tanpa adanya persiapan yang benar-benar matang oleh para pendidik, Walaupun ada sifat pro dan kontra yang mulai timbul oleh orangtua, peserta didik dan para pendidik.
Dengan model pembelajaran daring saat ini, ada beberapa peserta didik yang menerima pembelajaran daring alasannya karna model pembelajaran daring lebih santai, menyenangkan, fleksibel, efisien, singkat, praktis, cepat, tepat, aman, mudah, hemat waktu, hemat tenaga. Cara itu juga bisa dilakukan jarak jauh tanpa berkumpul di tempat yang sama.
Selain itu manfaat lain dari model pembelajaran dalam jaringan adalah orang tua bisa mengawasi anak-anaknya belajar, membuat siswa atau guru menjadi melek teknologi, mempercepat era 5.0, meningkatkan kemampuan dibidang ilmu teknologi. Siswa juga menjadi lebih kreatif dalam menyelesaikan tugas mereka, dapat mengkondisikan diri senyaman mungkin untuk belajar tanpa aturan yang formal.
Mereka memanfaatkan teknologi yang ada untuk kebermanfaatan mungkin merupakan salah satu inovasi yang bagus dan perlu untuk ditingkatkan dalam proses digital mengingat perlu dikuasainya sistem informasi teknologi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada era 5.0 yang serba canggih ini.
Mahasiswa bisa jadi lebih pintar lagi dalam menggunakan teknologi yang ada, dan lebih banyak waktu dirumah bersama keluarga. Berikut beberapa jawaban yang di peroleh dari kuesioner tentang kelebihan pembelajaran daring yang telah di isi oleh teman saya sebanyak 121 tanggapan yang telah diisi tapi saya hanya memasukannya beberapa kesini.
Tujuan dari model pembelajaran daring saat ini adalah Kita bisa belajar di rumah untuk menghindari wabah COVID-19, Mempersiapkan peserta didik yang siap bersaing di era digital, proses pembelajaran jadi lebih rileks, rajin menyusun tenggat waktu untuk mengerjakan tugas/belajar materi yang diberikan, mengirim tugas tepat waktu, lebih banyak waktu untuk belajar.
Untuk sekolah atau kampus-kampus yang sudah terbiasa menerapkan pembelajaran jarak jauh tanpa adanya tatap muka setiap hari itu dilakukan sudah terbiasa, tapi saat ini masih ada sekolah di Indonesia yang tidak pernah atau jarang melakukan sistem pembelajaran dalam jaringan berbasis online karna virus COVID-19, semua itu saat ini wajib dilakukan walaupun itu tidak memungkinkan untuk menghambat penyebaran virus.
Dari kuesioner yang saya peroleh rata -rata Kendala model pembelajaran daring ditengah Pandemi COVID-bagi para peserta didik adalah karena lemah pada sinyal jaringan internet, karena waktu yang diterapkan sangat singkat. Contohnya seperti kuliah online dalam sistem baris scanner, fotocopi, bahkan poto. Mencari file setelah scanner itu kadang-kadang terkendala dalam mencari dimana letak file tersebut. Setiap daerah belum tentu memiliki jaringan yang stabil. Apalagi dalam sistem belajar seperti ini butuh kuota ekstra.
Kendala laptop atau gawai bermasalah ketika sedang ujian atau server error. Kesimpulan lain, waktu dibatasi, tidak ada kuota internet dan keterbatasan media yang di gunakan dan penyesuaian terhadap finansial setiap orang berbeda-beda untuk menghadapi situasi seperti sekarang.
Kendala lain,masih ada miskomunikasi, kadang-kadang kadang apa yang dijelaskan guru disalahpahami oleh mahasiswa dan siswa harus belajar mandiri tidak ada kolaborasi dilingkungan terbuka.
Diperoleh jawaban terbanyak adalah “mungkin” pada pertanyaan ” apakah anda senang model pembelajaran daring? ” peserta masih ragu untuk menjawab pertanyaan ini karna belum terbiasa dengan model pembelajaran dalam jaringan
Di peroleh pada pertanyaan “jika pandemi Covid-19 sudah selesai, apakah anda setuju jika model pembelajaran daring masih diterapkan?” diperoleh hasil tertinggi adalah tidak. Alasannya karna kendala kendala yang sudah di bahas diatas.
Kesimpulan dari jajak pendapat itu, beberapa reponden, mengenai model pembelajaran dalam jaringan banyak yang mengatakan bahwa model pembelajaran dalam jaringan kurang efektif dilakukan di tengah pandemi Covid-19.
Penyebabnya karena kendala- kendala diatas, dan karena belum terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh. Oleh karena itu sebaiknya guru atau dosen memberikan sedikit kelonggaran waktu dalam mengumpulkan tugas.
Selain itu karena guru adalah orang tua ketika di sekolah, tidak hanya memberikan ilmu, guru harus dijadikan panutan yang baik untuk siswa sebaiknya guru menjalin tali silaturahmi yang baik dengan orang tua peserta didik agar pembelajaran daring lebih efektif, karna pembelajaran jarak jauh guru atau dosen harus memberikan saran, motivasi, semangat kepada para siswa atau mahasiswa dalam pembelajaran.
Tidak ada tekanan atau paksaan dalam mengerjakan, jika guru memaksa siswa mengerjakan tugas dengan waktu yang sangat sedikit siswa bisa stres dan keliru dalam menjawab dan tidak bisa berkonsentrasi karena gugup jika waktuya sedikit, karena pertama kalinya siswa melakukan pembelajaran di dalam rumah bukan disekolah.
Eka Putri Melania, Mahasiswi Universitas Singaperbangsa Karawang Jurusan Pendidikan Matematika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar