Sebenarnya keberhasilan seorang guru/dosen bukanlah berdasarkan dari prestasi yang didapatkan oleh guru itu sendiri, namun prestasi yang bisa diraih oleh peserta didik/mahasiswa berdasarkan kegiatan pembelajaran dan pembimbingan yang dilakukan oleh seorang guru/dosen.
Semoga tulisan ini bisa menjadi sebuah inspirasi bagi teman sejawat guru/dosen yang lainnya dalam upaya menjadi ujung tombak pendidikan dinegara tercinta ini. Sehingga menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Insya Allah...
Berikut beberapa karakteristik cara mengajar kuno yang harus tinggalkan oleh seorang guru/dosen.
Terlalu Banyak Mencatat Hal yang tak penting
Metode ini biasa dikenal dengan julukan CBSA atau Catat Buku Sampai Habis (Cul Budak Sena Anteung: bahasa sunda). Ini merupakan salah satu metode belajar lama yang dulu sempat saya rasakan dan mungkin pembaca sendiri mengalaminya. Namun, metode ini pada saat itu harus dilakukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Kenapa?
Karena seluruh sekolah negeri/swasta pada waktu itu memang memiliki banyak sekali keterbatasan. Terutama buku pegangan siswa untuk belajar. Karena buku yang ada di sekolah memang sedikit dan tidak mencukupi untuk dipinjamkan kepada semua peserta didik (buku dikembalikan setiap akhir semester atau kenaikan kelas).
Perubahan jaman dan waktu berbeda dengan sekarang, Pemerintah (Kemendikbud) selaku (leader) pemangku kepentingan dalam pendidikan telah melaksanakan program sekolah gratis (subsidi silang). Semua biaya operasional sekolah ditanggung oleh Pemerintah lewat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) atau Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dari tingkat PAUD sampai sekolah menengah. Bahkan sangat jelas, di Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS/BOP, sekolah diwajibkan menyisihkan alokasi sebesar 20% dari total dana yang diterima per tahun untuk membeli atau melengkapi buku teks pelajaran yang kurang.
Namun yang sangat mengherankan, masih banyak sekali guru yang masih menerapkan metode lama yang sudah ketinggalan jaman dan tidak efektif. Masih banyak sekali guru yang menggunakan metode mencatat buku dalam kegiatan belajar mengajar. Padahal sudah sangat jelas, setiap peserta didik telah mendapatkan buku, kemudian mereka masih saja mencatat.
Jika untuk peserta didik kelas bawah, mungkin hal ini masih bisa di toleransikan. Kenapa? Karena hal ini bisa melatih mereka untuk belajar menulis dengan baik. Namun yang sulit diterima adalah jika metode kuno ini diterapkan kepada peserta didik kelas atas. Tentu hal ini akan sangat membosankan dan menyiksa bagi mereka.
Masihkah anda meminta peserta didik anda untuk mencatat? Tentu tidak.
Terlalu Banyak Ceramah
Metode mengajar yang kedua adalah mengajar dengan metode ceramah. Memang metode ini masih sering digunakan sampai dengan sekarang. Namun intensitasnya sudah jauh berkurang dibandingkan dahulu.
Mengapa metode ceramah harus dihindari?
Karena cara ini akan sangat gampang membuat peserta didik bosan dan membuat mereka cepat mengantuk. Ini pernah saya alami saat masih duduk di bangku sekolah baik dasar maupun perguruan tinggi. Sungguh waktu akan terasa begitu sangat lama kalau peserta didik menemui guru yang dalam mengajar hanya menerapkan metode ceramah dari awal sampai akhir jam pelajaran.
Sebaiknya mulai sekarang anda harus mengurangi metode ini. Gunakan metode ini seperlunya saja, hanya untuk mengarahkan dan menjawab pertanyaan peserta didik saja. Selain membosankan bagi peserta didik, metode ini juga akan membuat anda cepat lelah dan kehabisan suara ketika mengajar.
Kurang Peka
Kurang peka disini maksudnya adalah kurang peka terhadap suasana kelas ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Ada guru yang memang terlalu asyik mengajar, tanpa memperhatikan suasana yang terjadi di kelasnya
Guru tersebut tidak tahu ketika ia sedang menjelaskan suatu pelajaran, apakah peserta didiknya memperhatikan atau sedang ribut, apakah peserta didiknya mengerti atau tidak mengerti akan pelajaran, atau apakah peserta didik mulai bosan atau tidak.
Sebagai seorang guru/dosen, saya sering mengamati suasana kelas ketika mengajar. Dalam hal ini, saya seperti mengadakan penelitian kecil dalam kegiatan belajar mengajar yang saya lakukan. Dari hasil penelitian tersebut, dapat saya simpulkan beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
- Jika peserta didik mulai ribut dan berbicara dengan teman sebangkunya/kursi sebelah, artinya mereka mulai bosan dengan metode pelajaran yang diberikan.
- Jika peserta didik mulai bosan, maka mereka butuh ice breaking untuk mencairkan suasana dan memompa semangat belajar.
- Jika peserta didik sering menguap, artinya mereka sedang menguntuk.
- Jika anda telah selesai memberikan pelajaran, kemudian anda mengajukan pertanyaan "Apakah kalian semua paham?" maka perhatikan reaksi-reaksi jawaban peserta didik berikut ini :
- Jika peserta didik menjawab "Paham" dengan santai dan pasti, artinya mereka memang benar-benar paham.
- Jika peserta didik menoleh ke kiri-kanan seperti bingung kemudian menjawab "Paham" dengan ragu, artinya mereka cuma pura-pura paham.
- Jika peserta didik menjawab "Paham", ketika guru mengulang pertanyaannya berkali-kali, artinya mereka tidak paham, namun takut dimarahi guru.
- Jika mereka tidak juga manjawab walaupun pertanyaannya diulang berkali-kali, artinya mereka tidak mengerti/mendengar pertanyaan dari gurunya.
Beberapa contoh di atas merupakan beberapa contoh kecil perilaku peserta didik di kelas yang harus diketahui oleh seorang guru. Sebagai seorang guru dituntut untuk peka terhadap keadaan kelas. Sehingga jika keadaan kelas mulai tak terkendali, anda harus berusaha mengendalikannya. Jangan pernah menjadi guru yang cuek.
Merasa Paling Benar (Egois)
Seperti halnya peserta didik, guru juga manusia. Manusia bukanlah seorang makhluk yang maha mengetahui segala hal. Guru juga tidaklan melulu benar dalam berbagai hal. Kadang sebagai seorang guru, kita juga sering melakukan kebenaran.
Banyak sekali guru yang melakukan pembelaan, walaupun ia mengerti sebenarnya bahwa apa yang dilakukannya itu salah. Jangan menjadi guru yang egois. Sebagai seorang guru, anda diharuskan mengakomodasi peserta didik yang mungkin lebih tahu tentang sesuatu hal dibandingkan anda sendiri.
Jangan pernah menganggap apa yang anda berikan itu sesuatu yang paling benar, anda dituntut untuk memberikan pembuktian untuk lebih meyakinkan peserta didik. Sebagai seorang guru anda juga jangan langsung menyalahkan peserta didik.
Suka Marah-Marah
Guru yang suka sekali marah biasanya akan dijuluki sebagai guru killer. Guru yang seperti ini yang paling ditakuti dan dihindari ole peserta didik. Mereka akan merasa tidak nyaman ketika proses belajar mengajar dengan guru yang suka marah-marah seperti ini.
Jangan suka menvonis dan menghakimi hasil pekerjaan yang buruk atau kesalahan peserta didik dengan kemarahan. Hal ini justru akan semakin mambuat mereka menjadi tambah membenci anda sebagai guru. Peserta didik akan malas untuk mengikuti pelajaran karena salalu dihantui oleh rasa takut.
Sebaliknya jadilah guru yang lembut dan ramah, namun tegas bagi peserta didik. Mereka akan merasa dekat dengan anda, dan mudah mengikuti pelajaran yang anda berikan tanpa dihantui oleh rasa takut.
Ketinggalan Jaman (Gaptek)
Sistem pendidikan negara kita sudah semakin berkembang dari waktu ke waktu. Seiring perkembangan teknologi yang maju begitu pesat, perkembangan ilmu pengetahuan juga semakin berkembang dengan cepat.
Sebagai seorang guru/dosen, diharuskan untuk selalu mengikuti perubahan itu. Begitu juga dengan metode belajar mengajar. Karena metode yang dulu efektif digunakan bisa jadi sudah tidak bisa lagi digunakan pada jaman ini, karena sudah ketinggalan jaman atau sudah tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini.
Pola pikir peserta didik sekarang ini lebih kritis. Mereka akan sangat cepat mengikuti perubahan jaman yang semakin maju. Jika anda sebagai guru/dosen tidak mampu mengikuti perubahan ini, maka bisa dipastikan anda akan ketinggalan dari peserta didik. Anda tentu sangat tidak menginginkan hal ini terjadi.
Banyak sekali inovasi model dan metode pembelajaran baru yang muncul dan efektif diterapkan pada saat ini. Anda harus jeli dan kreatif dalam hal ini. Berikan inovasi pembelajaran yang menarik, kreatif, dan efektif. Jangan lagi menggunakan metode yang kuno. Beralihlah ke sistem pembelajaran yang lebih maju (Aplikasi digital).
Gunakan berbagai media pembelajaran yang menarik, seperti powerpoint, video flash, edmodo, dan sebagainya. Gunakan juga layanan internet sebagai tempat belajar dan mencari materi-materi baru yang menarik. Selipkan permainan edukatif yang bisa membuat peserta didik lebih bersemangat dalam belajar.
Sering Memberi Hukuman
Jangan pernah menjadi guru yang kejam. Guru yang suka marah-marah biasanya akan berujung pemberian hukuman untuk peserta didiknya. Boleh seorang guru menghukum peserta didik jika melakukan kesalahan, namun hukuman itu haruslah hukuman yang orientasinya adalah mendidik, bukan untuk menyakiti.
Hukuman yang menyakiti tidak akan menyelesaikan masalah, justru akan membuat peserta didik tersakiti dan malu. Jangan terlalu sering memberikan hukuman, walaupun itu hukuman yang mendidik. Akan lebih baik jika anda berasaha memberikan pembimbingan yang bisa membuat peserta didik untuk lebih hati-hati sehingga tidak melakukan kesalahan.
Guru yang sering memberi hukuman adalah guru yang sangat dibenci oleh peserta didiknya. Tentu anda tidak ingin dibenci oleh peserta didik.
Tidak Ada Ice Breaking
Seperti telah saya singgung di atas, ada kalanya sebagai seorang guru, metode belajar yang kita berikan akan membuat peserta didik bosan dan mulai mengantuk. Jika hal ini terjadi, jangan pernah memaksakan kegiatan pembelajaran, karena kemungkinan besar akan sia-sia.
Jika anda terus memaksa melanjutkan pelajaran, peserta didik akan semakin tersiksa dan semakin mengantuk, sehingga mereka tidak fokus memperhatikan kegiatan pembelajaran yang anda berikan.
Jika hal itu terjadi, maka ice breaking bisa menjadi solusinya. Ice breaking adalah upaya penyegaran atau pemecah ketegangan belajar dengan cara memberikan kegiatan atau permainan yang menyenangkan.
Beberapa contonya adalah dengan memberikan game edukatif yang membuat peserta didik bergerak dengan gembira, game yang penuh semangat, menonton video menarik dan lucu, atau bisa juga berupa permainan kuis yang menyenangkan.
Jika hal itu dilakukan, maka suasana kelas akan kembali mencair, peserta didik menjadi tidak mengantuk lagi, semangat yang hilang bisa timbul lagi, sehingga kegiatan belajar bisa dilakukan kembali.
Demikian artikel saya tentang Karakteristik Cara Mengajar Kuno Yang Harus Dihindari Guru. Semoga kita semua bukan lagi menjadi seorang guru yang ketinggalan jaman, yang memberikan pembelajaran yang monoton, tetapi lebih menjadi guru yang kreatif dan inovatif, penuh semangat, serta menggunakan cara lama yang sudah ketinggalan jaman. Sehingga diharapakan peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan hasil belajar menjadi lebih baik.
Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat...
Referensi dan Sumber : http://www.blogsekolah.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar