Sumber : http://uncommonlygenius.blogspot.co.id
A. Menjalin Hubungan Personal dengan Siswa Baru/Pindahan
Saya teringat ketika sewaktu pertama kali naik pesawat terbang, momen yang sangat mendebarkan tidak terjadi pada saat pesawat sedang terbang di angkasa. Perasaan mendebarkan tersebut juga tidak muncul ketika hendak mendarat. Saya rasa, pembaca sudah mengetahui bila perasaan mendebarkan itu dengan derasnya kita rasakan sesaat kita hendak sedang Take off. Begitu pula yang dirasakan anak didik kita, baik yang baru saja mendapat sekolah baru atau hanya siswa yang lama. Pada saat hari pertama kali masuk sekolah setelah liburan semester tentunya terasa hampir sama dengan perasaan ketika pesawat terbang hendak take off.
Perasaan yang mendebarkan tersebut sangat dirasakan sekali oleh anak didik kita. Bisa dibayangkan mereka pastinya memikirkan apa yang akan mereka hadapi pada hari pertama, bahkan mereka tanpa sadar membayangkannya sampai larut malam. Mereka bisa jadi mereka-reka tentang teman-temannya, yang mana mereka disukai atau sohib jaman now, yang mana mereka harapkan dan begitu pula yang mana mereka dibenci. Bahkan anak-anak kita juga membayangkan wali kelas mereka, andai kata mereka mendapat walikelas yang terkenal sabar, atau beken terlebih “keren” mereka tentunya sangat bergembira sekali, nah bisa dibayangkan pula bila mereka akan mendapat wali kelas yang bertipe tegas, jarang tersenyum atau bahkan terkesan “killer”. Satu contoh, Mama dari salah satu anak saya bercerita bila si anak tersebut menangis tiada henti sepanjang perjalanan pulang dari liburan mereka. “Oh.. lebih baik aku tidak membayangkan hal ini” begitu kali isi kepalanya setelah mengetahui kalau saya yang akan menjadi wali kelas mereka, anggapan anak-anak saya tipe guru yang tegas. Satu hal positive dari wacana ini ialah anak-anak tersebut sangat antusias. Ya… rasa antusias itulah yang bisa dijadikan modal para guru dan seharusnya antusias tersebut tetap terjaga sampai berakhirnya tahun ajaran baru.
SATU PERTANYAAN BESAR, ialah bagaimana langkah kita menyupport serta menjaga rasa antusias yang mereka miliki pada saat awal SEMESTER genap sampai dengan berakhirnya tahun ajaran? Terlebih dari rasa antusias mereka secara implicit dibarengi oleh harapan-harapan baru, semangat baru, dan antusias mereka yang sedang tinggi-tingginya???...
Jawaban untuk pertanyaan diatas sudah tentu gampang sekali Bukan?.. saya berani bertaruh pembaca akan serempak memberikan jawaban seperti berikut:”oh.. kita tentunya akan meluangkan banyak waktu dengan mereka, berusaha mendekatkan diri dengan mereka secara personal, kita akan mengajari mereka” kira-kira begitu yang sering saya dapati dari rekan saya para pengajar dan pendidik.
Pertanyaan selanjutnya,
BAGAIMANAKAH anda para pengajar melakukan semua jawaban anda diatas?
Apakah anda benar-benar yakin akan telah memberi kesan kepada murid-murid anda diakhir semester?
Apakah anak-anak yang tergolong susah belajar atau seringkali membuat onar sesisi kelas akan terkesan dengan Anda Sebagai Wali kelas? Ataukah hanya sebagian murid yang kebetulan golongan pandai atau yang sering mendapat nilai sempurna yang berkesan dengan anda?
Apakah anda akan memperlakukan yang baik atau nakal, yang pandai atau low layaknya siswa pada umumnya seperti tahun-tahun sebelumnya?
Image resource: maniactive.com |
Okkay.. sekedar sharing, biasanya saya tanamkan pada diri saya “menghitung hari” seperti lagu hit yang pernah dinyanyikan oleh Kris Dayanti. Makna “SATU TAHUN” kalo boleh dikata simple sekali dan pendek apalgi bila kita memandang angka “SATU”. bukankah SATU merupakan bilangan yang palimg kecil? dan sering kali kita menganggap remeh angka satu ini laksana angin lalu. Perkara menjadi berbeda bila kita memecah angka satu tersebut menjadi nilai bilangan yang lain:
Satu tahun berarti 12 BULAN.. berarti 52 minggu… walau secara efektif kita mengajar secara effective antara 10-11 bulan berarti berkisar 40 s/d 45 minggu per tahunnya. Bila dalam seminggu kita mengajar selama 5 hari dan rata-rata 6 jam per hari maka kita akan mendapati angka 30 jam. Dikalikan ambil saja sebagi contoh 45 minggu yang akan memunculkan angka 1.350 jam per tahun akademiknya. lebih lanjut akan muncul angka 81.000 bila jam mengajar dikalikan dengan 60 menit.
Dari paparan diatas, makan satu tahun merupakan waktu yang SANGAT PANJANG untuk dilalui serta dan tentunya sangatlah berharga untuk dihabiskan tanpa meninggalkan kesan alias kegiatan yang itu-itu saja… Pengajar dan pendidik memiliki waktu yang teramat banyak untuk membentuk siswa kita dan untuk melakukan banyak hal positif. lebih lanjut bilangan tersebut merupakan cerminan betapa Anak akan lebih dekat dengan sang gurunya daripada menghabiskan waktu bersama keluarga dirumah. dan tentunya apa yang bisa kita lakukan bersama dengan murid kita?... BANYAK SEKALI!!! dan tentu harapannya… SEMUANYA EXCELENT serta BERKESAN di hati mereka
Saya sendiri bukanlah seorang guru yang HEBAT ataukah yang paling patut diteladani di SELURUH SEKOLAH. Bahkan tak jarang saya juga tegas dan agak keras dalam mendidik dan membimbing mereka apabila mereka tidak bisa mencapai standard target dari masing kapaistas mereka. Akan tetapi ketika saat kenaikan kelas, saya merasa terkejut, gheran begitu pula terharu ketika anak didik saya kerap kali bertanya: “Mister, tahun depan lagi ngajar kita lagi ya?”, “Please ya Mister… Ayolah!!!” atau “Mister Tahun depan kita mau ngapain lagi, bikin kampanye, bikin drama lagi ya atau ayo Mister bikin Band?”. Dan begitu pula wali murid, mereka juga memohon saya untuk mengajar lagi ditingkat yang sama dengan murid yang saya ajar tahun ini.
“… Memotivasi, Mengarahkan dan Memonitor Perkembangan Anak didik
Dari situ sah-sah saja saya menilai diri saya, sebagai seorang pendidik dan pengajar telah berhasil menanamkan kesan kepada Anak didik, saya telah menyentuh hati mereka. Saya berhasil menjalin hubungan yang erat dan tetap dalam kaidah professionalitas antara guru, siswa, beserta orang tua anak didik saya. Jujur saja, apa yang telah saya berikan hanyalah mencoba memberikan inspirasi bagi mereka untuk berani tampil beda, berani mencoba hal baru dengan hal-hal yang out of the book yang nanti akan saya bahas juga pada posting blog. Berikan contoh yang menginpirasi mereka semua. Setelah itu yang saya kerjakan hanyalah memotivasi, mengarahkan serta membimbing mereka, tak hentinya dan bosannya menasehati mereka bila dirasa perlu, Bilamana mereka menhadapi kesulitan, membimbing mereka untuk bisa memecahkan persoalan/problema mereka merupakan metode yang efektif dalam membentuk karakter mereka serta membantu mereka mengarungi satu tahun akademik baik dari sisi akademik maupoun yang non akademik. Saya juga senantiasa memantau perkembangan mereka selama mereka menjadi anak didik daya. Oleh karena itu, bisa jadi apa yang saya lakukan buat mereka berguna pula untuk para guru yang lain.
RAHASIANYA…
Ya untuk bisa menyentuh hati dan memberi kesan sepanjang tahun kunci dasarnya ialah HARI PERTAMA masuk sekolah setelah liburan kenaikan kelas. Itu saja dulu dan janganlah berpikir yang lain!! Mengawali tahun akademik pada hari pertama dengan penuh kesan, serta bisa membuat anak terinpirasi merupakan modal dasar yang kuat. Bila mana mereka terkesan, tertantang, dan memiliki semangat itu saja sudah cukup. dan tinggal bagaimana anda mengolah antusias mereka sepanjang tahun. Para Pengajar seharus sungguh-sungguh merancang aktivitas kelas yang benar-benar berkesan bagi mereka. BENAR-BENAR TERENCANA! Saya tidak akan berbicara lebih banyak tentang lesson Plan atau RPP. saya rasa semua guru ditanah air sudah pasti mengetahui itu semua. Tapi beberapa hal kecil yang sepertinya kita lupa atau tidak terpikirkan sebelumnya.
1. JANGAN MENGAJAR PADA HARI PERTAMA
Image Resource: nie.lancasteronline.com |
Saya pasti akan geleng-geleng kepala plus sangat menentang sekali bila mana kita mulai hari pertama dengan langsung belajar dari buku baru sesuai dengan kelas mereka. Saya juga akan sangat tidak SETUJU bilamana guru hanya berkenalan sebentar mungkin satu jam dua jam lalu memberikan sisa waktu disekolah untuk FREETIME! mereka dengan bebasnya chit-chat dengan temanya, berjalan bebas dan berkeliaran tak tentu diseluruh wilayah sekolah, atau bermain electronic games yang sejatinya mereka bisa mainkan sendiri dirumah. akan sangat menyedihkan bilamana terlihat guru wali kelas yang bersangkutan berada didalam kelas tersebut.
Bukankah kita bisa mengunakan waktu tersebut dengan kegiatan yang terpadu dan terarah? lagi pula mereka juga belum siap tuk belajar karena habis liburan panjang. Mereka tentunya masih dipenuhi keinginan untuk bermain atau melakukan kegiatan yang bersifat fun..
Apa yang akan saya lakukan: saya akan katakan kalimat ini kepada mereka “OK!!! Anak-anak hari ini Bapak tidak akan mengajar kalian apapun dari buku pelajaran. yaa… hari ini daro pagi sampai pulang, TIdak ada pelajaran! hari ini kita akan ngobrol ini itu. setuju?... dan jujur saya, bapak membutuhlan bantuan kalian semua. siapa yang mau bantu Bapak?...
Saya yakin anak-anak antusias sekali mau terlibat dalam diskusi, mereka merasa tidak diperintah akan tetapi mereka merasa akan dihargai. bukankah begitu?
2. NAME TAG!
Salah satu kesulitan pada waktu pertama kali mengajar kelas yang benar-benar baru ialah mengingat nama-nama mereka apalagi bila satu kelas terdiri dari 20-an siswa. Belum lagi bila Anda diminta mengajar beberapa kelas. Susah bukan menghafal semua nama-nama mereka? Terlebih bilamana kita diharuskan memanggil nama mereka sesuai dengan dengan benar pada saat pertemuan pertama. Saya yakin mereka akan merasa dihargai dan diperhatikan bila kita mampu memanggil nama mereka dengan tepat. Lucu jugakan kesannya bilamana wali kelas sampai lupa, tidak tahu atau bahkan salah menyebut nama mereka, benar begitu bukan? Jadi bagaimana solusi menghafal atau menyebut nama mereka dengan benar?...
Solusi simple saja. Saya sudah mempersiapkan lipatan kertas dari kertas buffalo yang salah satu sisinya sudah saya tulis nama mereka sesuai dengan daftar nama murid yang saya terima. Yang jelas, saya akan mencatat nama panggilan mereka sesuai dengan info yang saya dapatkan dari wali kelas mereka terdahulu. Lalu saya bagikan kepada mereka serta meminta mereka meletakkannya diatas meja didepan nama mereka. Sehingga dengan mudahnya dan tentunya dengan benar saya menyebut nama anak-anak saya yang baru.
Besarnya name tag tidaklah terlalu besar. satu lembar kertas buffalo bisa saya gunakan untuk empat anak. Saya lipat dan potong lalu ¼ bagian tersebut saya lipat menjadi dua bagian dan saya berdirikan diatas meja. Satu sisi kertas tersebut tertulis nama panggilan siswa yang bersangkutan. Hal ini selain memudahkan saya memanggil nama-nama anak saya juga secara langsung membuat hati mereka senang dan terhargai layaknya para pembesar atau manager yang memiliki name tag diatas mejanya masing-masing.
Lakukanlah hal ini dan minta anak-anak meletakkan nama mereka diatas meja selama seminggu atau dua minggu pertama tahun ajaran baru atau beberapa kali pertemuan sampai guru kelas atau guru bidang study benar-benar hafal betul nama-nama anak anda. Selamat mencoba!
3. SHOW THEM AROUND Your class.
Saya selalu tekankan pada hari pertama, bahwa ini kelas mereka selama setahun kedepan. Harapan saya mereka akan timbul perasaan memiliki dan merasa berada layaknya dirumah mereka sendiri. oleh karena itu saya beritahukan mereka, mereka berhak dan bebas mengunakan fasilitas yang ada dikelas mereka dengan benar. untuk memudahkan mereka memudahkan mencari dan menata maka saya sudah memanage beberapa hal yang ada dan tidak lupa saya memberitahu letak stasionary dan files kepada mereka. Saya beritahukan tempat meletakkan botol minum dan kotak makanan mereka, tempat menyimpan berkas file kelas mereka, susunan kelas, tempat marker dan penghapus papan tulis, tempat menata buku bacaan dan referensi, folder enrichment kelas, barang-barang kebutuhan kelas untuk metari project serta papan display hasil karya mereka dan juga file-file administrasi kelas.
Harapan saya, mereka juga belajar bagaimana manata barang-barang yang mereka perlukan dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tujuan mereka bisa dengan efisien menggambil dan meletakkan kembali barabg0barang sesuai tempatnya sehingga terkesan ter-organized dan rapi. bukankah seni menata barang-barang tersebut seni management dari Jepang?...
4. SHARE YOUR IDEAS & ACTIVITIES
Mengajar bukanlah semata-mata mentransfer semua ilmu yang ada didalam buku mata pelajaran kepada anak didik kita. Saya yakin banyak anak-anak kita yang ingin belajar lebih banyak lagi dan belajar lebih tentang sesuatu yang tidak ada didalam buku mereka atau istilahnya belajar “out of the book and box”. Toh anak-anak jaman sekarang bisa dengan mandiri belajar tidak hanya dari buku mereka, mereka bisa membuka layanan internet, buku referensi dan bacaan yang bejibun, atau menonton video pembelajaran.
Image resource: rebuildlakeshore.com |
Seharusnya, setelah para pengajar dan pendidik menelaah syllabus dan RPP mampu mengangkat sebuah aktivitas, project yang tidak ada didalam buku menjadi sebuah kegiatan kelas yang menyenangkan dan manantang, Jangan lupakan aktivitas tersebut masih tetap relevan dengan materi ajar mereka. Bisa jadi aktivitas kelas tersebut menjadi project jangka panjang atau dalam durasi satu semester dsb.
Hal ini bisa juga didapatkan dengan meminta mereka sharing harapan-harapan mereka semua atau keinginan mereka selama dikelas baru ini. Saya juga akan men-sharingkan beberapa hal yang menjadi harapan saya plus goal saya ditahun ini. baru kemudian kita akan diskusi dan menetapkan bersama aktivitas kelas apa saja yang akan kita lakukan bersama-sama.
Anak-anak saya biasanya suka sekali mengunakan mindmap daripada mengopy apa yang guru tulis dan terangkan dikelas. Saya akan meminta mereka untuk lebih berkreasi dalam membuat mind map. Saya katakan kepada mereka mind map mereka seharusnya lebih unik, dan memiliki rasa seni. Mereka bisa mengunakan berbagai warna pena dan gambar yang sesuai. Idea yang lain, saya katakan mereka akan melakukan presentatasi ke kelas-kelas yang lain dan bentuknya mirip dengan kampanye agar teman-teman mereka bisa bertindak lebih baik. Selain itu, saya juga katakan kelas kita akan membuat tampilan drama untuk pentas sekolah. Tidak lupa saya katakan kepada mereka itu merupakan hal yang sukar karena mereka hanya duduk dibangku Sekolah Dasar dan pada umumnya dramanya dalam Bahasa Inggris. Saya sharing-kan beberapa kesulitan yang ada mereka hadapi plus langkah-langkah untuk membuat tampilan tersebut benar-benar sempurna. Saya berikan beberapa idea yang terkadang sukar bagi mereka akan tetapi mereka semua tertatil dan mau mencoba tantangan tersebut!
5. HOPE AND PRAY! – TIME CAPSULE!
Salah satu aktivitas yang berguna bagi anak-anak yang saya ajar ialah ialah membuat time capsule. Tujuan dari aktivitas ini ialah anak-anak belajar bagaimana merencanakan langkah-langkah yang akan mereka lakukan selama dikelas baru, menetapkan tujuan akademik, non akademik dan perubahan sikap mereka untuk jangka pendek ataupun jangka panjang serta evaluasi setiap langkah dan rencana yang kerjakan plus proses kegiatan belajar mereka. Dalam kasanah bidang management time kapsul sama artinya dengan program jangka panjang, langkah-langkah yang diambil, plus evaluasi berkala serta tindak lanjut dari hasil evaluasi. Mengenai isinya sudah barang tentu berbeda dengan management perusahaan. Kita tahulah isi, scope dan batasan yang ada dikepala anak-anak kita.
Ambil contoh, anak-anak ingin mendapat rangking satu. Disini saya meminta mereka bagaimana cara kalian belajar sehingga bisa mendapatkan tujuan kalian tersebut atau sisi non akademik, ada yang ingin membelikan kado buat papa mamanya saat ulang tahun mereka. Disini saya membantu mereka memecahkan problema tersebut, bagaimana caranya menyisihkan uang saku. Dan masih banyak lagi “hope and pray” yang bisa dimasukkan dalam time capsule.
Untuk jelasnya mengenai kegiatan time capsule bisa membuka posting yang saya tulis dan posting di blog ini: http://classroom-corner.blogspot.com
Bagian kedua dari artikel blog akan membahas tentang bagaimana memyiapkan management kelas sejak hari pertama dan sepanjang tahun..
Silahkan koment dan tunggu posting berikutnya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar