Kamis, 30 Juli 2020

Rilis Aplikasi Dapodik Versi 2021

Yth. Bapak/Ibu

  1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
  2. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi
  3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
  4. Kepala LPMP
  5. Kepala PP/BP PAUD dan Dikmas
  6. Kepala PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, dan PKBM

di seluruh Indonesia

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

Pemutakhiran data semester 1 tahun ajaran 2020/2021 dilaksanakan menggunakan aplikasi terbaru yang saat ini dirilis yaitu Aplikasi Dapodik versi 2021. Integrasi data dan pembaruan aplikasi telah dilaksanakan agar Aplikasi Dapodik versi 2021 dapat digunakan untuk pengumpulan data dari satuan pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan khusus, dan pendidikan kesetaraan.

 

Aplikasi Dapodik versi 2021 telah menggunakan database versi baru yang dirilis dalam bentuk installer (tidak ada versi updater). Untuk itu secara teknis diharuskan melakukan uninstall Aplikasi Dapodik versi sebelumnya terlebih dahulu.

 

Kode registrasi Aplikasi Dapodik untuk satuan pendidikan pada jenjang PAUD (TK, KB, TPA, SPS) dan pendidikan kesetaraan (SKB/PKBM) telah diubah menjadi kode registrasi format baru yang akan didistribusikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Akun petugas pendataan tidak mengalami perubahan, sehingga akun pada aplikasi sebelumnya dapat digunakan untuk registrasi pada Aplikasi Dapodik versi 2021.

 

Catatan untuk satuan pendidikan SKB/PKBM, Aplikasi Dapodik versi 2021 belum dapat mengakomodasi peserta didik yang mengikuti dua program pendidikan dalam waktu yang sama (contoh: peserta didik terdaftar di rombel paket C dan kursus). Fitur ini akan diakomodasikan pada rilis berikutnya.

 

Berikut adalah daftar perubahan pada Aplikasi Dapodik versi 2021:

  1. [Pembaruan] Penyesuaian aplikasi setelah penggabungan antara Dapo PAUD-Dikmas dan Dapodikdasmen.
  2. [Pembaruan] Penambahan data rinci PAUD khusus untuk jenjang PAUD.
  3. [Pembaruan] Penambahan Program dan Layanan untuk jenjang PKBM dan SKB.
  4. [Pembaruan] Penambahan tabulasi sertifikasi PD pada data rinci peserta didik untuk jenjang SMA dan SMK
  5. [Pembaruan] Penambahan referensi status desa berdasarkan Kepmendikbud Nomor 580/P/2020.
  6. [Pembaruan] Penambahan fitur tarik data pada proses sinkronisasi guna menurunkan semua perubahan yang terjadi hanya pada data yang berada di server.
  7. [Pembaruan] Penambahan metode penarikan data pada API web service.
  8. [Pembaruan] Penambahan atribut tanggal mulai dan tanggal selesai pada isian rombongan belajar untuk PKBM dan SKB.
  9. [Pembaruan] Penambahan security pada aplikasi.
  10. [Pembaruan] Penambahan fitur untuk mengisi e-form kesiapan satuan pendidikan.
  11. [Pembaruan] Penambahan fitur untuk mengecek dan membuka Aplikasi PMP.
  12. [Pembaruan] Integrasi output data hasil PPDB daerah.
  13. [Pembaruan] Kelulusan bersama pada tingkat akhir untuk kelas TK B, 6, 9 dan 12/13.
  14. [Pembaruan] Generate ulang kode registrasi sekolah untuk jenjang PAUD.
  15. [Perbaikan] Perubahan instrumen sanitasi sesuai target SDGs.
  16. [Perbaikan] Penonaktifan kurikulum 2006 (KTSP) dan wajib menggunakan kurikulum 2013. Bagi SMK wajib menggunakan kurikulum 2013 REV.
  17. [Perbaikan] Perubahan proses bisnis perekaman GTK untuk pertama kali dikelola oleh Pusdatin.
  18. [Perbaikan] Perubahan proses bisnis pembuatan/perubahan akun GTK untuk jenjang SMP, SMA, SMK dan SLB.
  19. [Perbaikan] Perubahan proses bisnis bagi SMK tingkat 10 wajib memilih jurusan kompetensi keahlian.
  20. [Perbaikan] Perubahan proses bisnis bagi SMK yang diperkenankan membuka kelas terbuka hanya pada tingkat 12 saja.
  21. [Perbaikan] Perbaikan validasi pada GUI pada saat mengeluarkan siswa yang aktif.
  22. [Perbaikan] Perbaikan pengisian rombongan belajar praktik pada jenjang SMK.
  23. [Perbaikan] Perbaikan pengisian formulir pada peserta didik.
  24. [Perbaikan] Perbaikan pengisian formulir pada GTK
  25. [Perbaikan] Perbaikan fitur ubah pada ruang praktik kerja/bengkel pada jenjang SMK.
  26. [Perbaikan] Penyesuaian formulir pada halaman registrasi.
  27. [Perbaikan] Penutupan isian akreditasi prodi pada jenjang SMK.
  28. [Perbaikan] Perubahan proses bisnis pengisian tingkat kerusakan bangunan.
  29. [Perbaikan] Perubahan proses bisnis pengisian tingkat kerusakan ruang.
  30. [Perbaikan] Perubahan proses bisnis pengisian riwayat pendidikan formal kualifikasi S1 pada GTK.

 

Panduan Aplikasi Dapodik versi 2021 yang dapat diunduh di menu unduhan laman dapodik atau pada bagian lampiran berita ini yang memuat petunjuk teknis instalasi, registrasi online/registrasi offline, serta deskripsi dari setiap perubahan dan perbaikan pada Aplikasi Dapodik versi 2021.

 

Selanjutnya bagi segenap Bapak/Ibu Kepala Sekolah agar segera menugaskan Petugas pendataan untuk melakukan upgrade ke Aplikasi Dapodik versi 2021 dan melakukan pemutakhiran data semester 1 tahun ajaran 2020/2021. Pemutakhiran data dilakukan paling lambat pada Senin, 31 Agustus 2020 (Penarikan data untuk program BOS) dan pada Rabu, 30 September 2020 (Penarikan data untuk program BOP) dengan tetap menjaga kualitas data.

 

Demikian informasi yang kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

Salam Satu Data Pendidikan Indonesia,

 

Admin Dapodik

 

 

LAMPIRAN

 

1. Link unduha Aplikasi Dapodik Versi 2021

 

2. Panduan Aplikasi Dapodik versi 2021

Minggu, 26 Juli 2020

SEJARAH KABUPATEN KUNINGAN (ASAL NENEK SAYA)

Kilas Sejarah Kuningan

Kehidupan organisasi kemasyarakatan di Kabupaten Kuningan telah dimulai sejak + 3.500 tahun sebelum masehi (zaman neolitik dan megalith), hal ini didasarkan atas temuan peninggalan yang hingga kini dapat kita lihat di Taman Purbakala Cipari Kelurahan Cigugur, antara lain berupa menhir, dolmen, kuburan batu, perkakas batu, dan keramik.
Namun demikian, alternatif penentuan hari jadi Kuningan yang diusulkan oleh Tim Penulisan Sejarah Kuningan yang dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Kuningan No. 349/Hk.021.1/SK/Bp/XII/1976 tanggal 16 Desember 1976, pada awal penetapannya di dasarkan atas dua usulan, yaitu:
  1. Berpegang pada periode awal atau periode "ARILE" yaitu tanggal 11 April 732 yang bertitik tolak pada penobatan Seuweukarma sebagai Raja Kuningan Pertama,dan;
  2. Berpegang kepada masuknya agama Islam ke Kuningan yang diawali dengan masuknya Sunan Gunung Jati ke daerah Luragung pada tahun 1481, tepatnya saat penobatan Kepala Pemerintahan di Kuningan pada tanggal 1 September 1498.

Akhirnya berdasarkan kesepakatan yang didasari oleh titi mangsa permulaan masuknya Agama Islam ke Daerah Kuningan, maka ditetapkanlah alternatif ke dua sebagai Hari Jadi Kuningan yaitu 1 September 1498 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kuningan Nomor 21/Dp.003/XII/1978 tanggal 14 Desember 1978.
KEPALA PEMERINTAHAN DARI ZAMAN KE ZAMAN
  1. Zaman Hindu
    1. Seuweukarma
    2. Sanjaya
    3. Rahiang Tamperan
    4. Rahiang Banga
    5. Rakean Darmasiksa
    6. Aria Kamuning
  2. Zaman Islam
    1. Sang Adipati Kuningan
    2. Geusan Ulun
    3. Dalem Mangkubumi
  3. Zaman Penjajahan Belanda & Jepang
    1. R. Brata Adiningrat
    2. Doejeh Brataamidjaja
    3. R. Dali Soejanataatmadja
    4. R. Moch. Achmad
    5. R. Umar Said
  4. Zaman RI 1940 - Sekarang
    1. R. Noer Armadibrata (1945-1951)
    2. R. Asikin Joedadibrata (RECOMBA 1947-1948)
    3. R. Hollan Soekmadiningrat (RECOMBA 1948-1949)
    4. R. Abdoel Rifai (RECOMBA 1949-1950)
    5. R. Moch. Hafil
    6. R. Tikok Moch. Ichlas (1951-1952)
    7. R. Soemitra (1952-1954)
    8. Tb. Amin Abdulah (1954-1957)
    9. Yusuf (Pejabat 1957-1958)
    10. Saleh Alibasah (1958-1961)
    11. Usman Djatikusumah (1961-1966)
    12. Rd. Komar Suryaatmadja
    13. S. Soemintaatmadja (Pejabat 1966-1967)
    14. R. Aruman Wirananggapathi (1967-1973)
    15. Karli Akbar (1973-1978)
    16. R.H. Unang Sunardjo, SH. (1978-1983)
    17. H. M. Jufri Pringadi (1983-1988)
    18. Drs. H. Subandi (1988-1993)
    19. H. Yeng DS Partawinata, SH (1993-1998)
    20. Drs. H. Arifin Setiamihardja, MM (1998-2003)
    21. H. Aang Hamid Suganda,S,Sos - Drs. H. Aan Suharso, M.Si (2003-2008)
    22. H. Aang Hamid Suganda,S.Sos - Drs. H. Momon Rochmana, M.M. (2008-2013)
    23. Hj. Utje Cheriah Suganda - H. Acep Purnama, SH, MH (2013 - 2015)
    24. H. Acep Purnama, SH, MH. -  Dede Sembada, ST (2015 - 2018)
    25. H. Acep Purnama, SH, MH. -  Muhammad Ridho Suganda, SH, M.Si. (2018-2023)


 
Saleh Alibasah
(1958-1961)
 R. Aruman W
(1967-1973)
 
Karli Akbar
(1973-1978)
 R. H. Unang S., SH
(1978-1983)
 
Drs. H.M.Djufri P
(1983-1988)
 Drs. H. Subandi
(1988-1993)
 
H. Yeng DS P., SH
(1993-1998)
sumber : 
https://www.kuningankab.go.id/tentang-kuningan/kilas-sejarah-kuningan
 Drs. H. Arifin S.,MM
(1998-2003)

SEJARAH KABUPATEN GARUT (ASAL KAKEK SAYA)

Profil

Lambang Kabupaten GarutKabupaten Garut, adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Tarogong Kidul. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat.

Sejarah dan asal kata

Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan. Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibukotanya dipindahkan ke Garut kini karena seringkali terjadi bencana alam berupa banjir yang melanda daerah ibukota. Selain itu, kurang berkembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi sarana transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibukota kabupaten yang baru. Pilihan akhirnya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan memiliki mata air yang mengalir ke Ci Manuk. Tempat tersebut berjarak ± 17 km dari pusat kota lama. Saat menemukan mata air, seorang panitia kakarut (bahasa sunda: tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awalnya, nama kabupaten yang ibukotanya telah dipindahkan tidak akan diubah, masih Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh hendaknya nama kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tidak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari kejadian kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, muncullah nama kebupaten baru, Garut. Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 16 Februari.

Pembagian administratif

Kabupaten Garut terdiri atas 42 kecamatan, yang dibagi lagi atas 424 desa dan 21 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Tarogong Kidul.

Geografi dan Letak

Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut. Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat 6º56’49 – 7 º45’00 Lintang Selatan dan 107º25’8 – 108º7’30 Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²) dengan batas-batas sebagai berikut:
  • Utara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
  • Selatan Samudera Hindia
  • Barat Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur
  • Timur Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan.

Iklim dan cuaca

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari “klasifikasi iklim Koppen”. Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3500-4000 mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C – 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572 mm/tahun.
Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

Geomorfologi

Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang alam, yaitu: (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur – G. Haruman – G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan – G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray – G. Talagabodas – G. Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km.
Evolusi bentang alam Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:
  1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang alam, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas volkanik yang berlangsung pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Setelah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di akhir Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperkirakan telah terjadi suatu penurunan (depresi) akibat isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen volkaniklasik diatasnya.
  2. Menurut konsep Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), proses pembentukan gunung api di Zona Bandung tidak terlepas dari proses pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudera Indonesia yang menyusup sekitar 6-10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudera setebal lebih dari 12 km tersebut akan tenggelam ke mantel bagian luar yang bersuhu lebih dari 3000°, sehingga mengalami pencairan kembali. Akibat komposisi lempeng kerak samudera bersifat basa, sedangkan mantel bagian luar bersifat asam, maka pada saat pencairan akan terjadi asimilasi magma yang memicu bergeraknya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Setelah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) selanjutnya bertindak sebagai penyebab utama terjadinya proses perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.

Topografi

Ibukota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m).
Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi d ipuncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500-100 m dpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100-1500 m dpl terdapat di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100-500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.
Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umurnya memiliki lereng dengan kemiringin 30-45% disekitar puncak, 15-30% di bagian tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian diantaranya merupakan kawasan konservasi alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, diantaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan dibawah 3% mencapai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%.
Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS sungai Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 33 buah sungai dan 101 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.397,34 Km; dimana sepanjang 92 Km diantaranya merupakan panjang aliran sungai Cimanuk dengan 58 buah anak sungai.
Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Geologi

Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunungapi, diantaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material volkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kwarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.
Batuan tertua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk diantaranya adalah breksi volkanik bersifat basaltic yang kompak, menunjukan kemas terbuka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material volkaniklasik berupa alluvium berupa pasir, kerakal, kerikil, dan Lumpur.
Jenis tanah komplek podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.

Penggunaan lahan

Bedasarkan jenis tanah dan medan topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara digunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.

Pendidikan

Kabupaten Garut memiliki Sarana Pendidikan yang dikelola dengan baik, baik yang berstatus Negeri maupun Swasta.

Kesehatan

Kabupaten Garut memiliki Sarana Kesehatan, salah satunya Rumah Sakit. Berikut daftar Sarana Kesehatan yang ada di kawasan kota:
  1. RSUD dr. Slamet Garut
  2. RS TNI AD Guntur
  3. RS Annisa Queen
  4. RS Nurhayati
  5. RS Intan Husada

Transportasi

Ibukota kabupaten Garut berada di jalur Jakarta-Garut-Tasikmalaya, biasanya sekedar transit di Terminal Guntur Garut, bila mau langsung ke Tasikmalaya, orang lebih memilih jalur Malangbong untuk dilewati. Garut memiliki sarana Transportasi seperti Delman Kuda, Ojek Sepeda Motor, Angkutan Pedesaan (Angdes) dari berbagai desa menuju Kota Kecamatan, Angkutan Kota (Angkot), Minibus dari berbagai kecamatan menuju Kota Garut dan Bus besar dengan jurusan Garut – Jakarta, Rental Mobil dari berbagai jenis dan Taksi. Terminal Guntur adalah nama terminal terbesar di Kota Garut. Ada juga Kereta Api yang menuju Jakarta kadang berhenti di beberapa Stasiun Kereta Api di Garut seperti Stasiun Malangbong, Stasiun Cibatu, dan Stasiun Leles.

Makanan dan Produk khas

Kabupaten Garut memiliki makanan, minuman, dan buah-buahan khas, di antaranya adalah Dodol Garut, Ladu Malangbong, Kerupuk Kulit (Dorokdok Garut), Pindang Ikan, Sambal Cibiuk, Es Goyobod, Jeruk Garut, Wajit, Burayot, Getrek, Emplod, Chocodot, Kerupuk RO, Rangginang, Bugis, and Lagenar. Selain itu, dengan tangan ulet masyarakat Garut, Garut memiliki Produk yang Khas, di antaranya Jaket Kulit, Batik Tulis Garutan, Kerupuk Kulit (Dorokdok), Minyak Akar Wangi, Boboko Samarang, dan Batu Akik Hias Bungbulang.

Nissa Sabyan [ Full Album 2020 ] �� LAGU SHOLAWAT NABI MERDU TERBARU 2020...

Sabtu, 25 Juli 2020

PEMBERITAHUAN PELAKSANAAN DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI BERKELANJUTAN BERBASIS PESERTA DIDIK (PKB PD)


Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) akan melaksanakan Diklat Peningkatan Kompetensi Berkelanjutan Berbasis Peserta Didik (PKB PD) yang akan dilaksanakan selama kurang lebih 10 hari setara 52 JP. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2020. Untuk itu melalui surat pemberitahuan di bawah kami sampaikan kepada Bapak/Ibu Kepala Dinas untuk memberikan nama-nama guru yang menjadi usulan dengan ketentuan sebagaimana dicantumkan pada surat pemberitahuan berikut:

Silahkan klik link DI SINI




PEDOMAN PEMBELAJARAN DARI RUMAH UNTUK GURU SD DAN SMP


Panduan Belajar Dari Rumah Untuk Guru Sekolah Dasar