Bangsa Indonesia membutuhkan peran pemimpin yang berani, bervisi, memiliki strategi matang, dan punya pola kepemimpinan futuristik. Proses menjadi pemimpin yang memiliki kriteria wahid tersebut tentunya dipupuk dengan berbagai proses. Ibarat masuk ke dalam kawah candradimuka, seorang pemimpin harus mendapat tempaan dari berbagai sisi dengan banyak metode. Seorang pemimpin harus bisa mengeksplorasi kemampuan leadership, memiliki strategi belajar yang unik dan efektif. Hal ini ditekankan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Adi Suryanto, M.Si. pada pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Angkatan LVII Tahun 2023, di Aula Graha Makarti Bhakti Nagari, Kampus ASN Corporate University, Pejompongan, Jakarta Pusat, Senin (3/7).
“Pemimpin masa depan yang tangguh adalah pemimpin yang memiliki strategi dan framework yang matang. Memiliki kemampuan mengeksplorasi diri dalam hal ini kemampuan leadership yang mampu menghadapi tantangan birokrasi masa depan, memiliki semangat untuk melakukan pembaharuan birokrasi salah satunya dengan alat atau media digitalisasi,” lanjutnya.
Lebih dalam Adi Suryanto menegaskan bahwa tantangan pemimpin pada era digitalisasi akan lebih berat karena publik memiliki persepsi tersendiri dalam melihat suatu peristiwa atau kejadian faktual yang muncul ke permukaan. “Tantangan pejabat publik saat ini sangat pelik. Tantangan terbesarnya datang dari media sosial, komunikasi publik, dan bagaimana pejabat publik berbicara atau melakukan komunikasi dengan media. Hal tersebut tidak mudah karena kondisinya, publik saat ini memiliki kebenaran atau cara pandang tersendiri.” ungkapnya.
Kepala LAN juga memaparkan bahwa masyarakat memiliki persepsi tersendiri dalam menilai suatu peristiwa. Suatu peristiwa tidak dinilai berdasarkan data saja namun juga persepsi yang terbangun di masyarakat dan hal tersebut membangun framing di media secara luas. Hal ini tentunya juga berimbas pada sektor pemerintahan sebagai pelayan masyarakat. Kemampuan menyeimbangkan, menjembatani fenomena yang terjadi kini dengan tetap menjaga kesinambungan data dan fakta serta menyampaikan (mengkomunikasikan) kebenaran kepada khalayak publik harus dimiliki oleh pemimpin masa depan.
“Pemimpin atau pejabat publik harus memiliki kemampuan marketing sektor publik yang baik. Bagaimana suatu perubahan dipublikasikan sebagai sesuatu yang baik, kebijakan yang dihasilkan tersosialisasi dengan baik dan sampai, mempublikasikan proyek perubahan yang sebenarnya sudah banyak diaplikasikan dan mempermudah layanan pemerintah harus terpublikasikan dengan baik.” imbuhnya
Adi Suryanto menilai bahwa para peserta pelatihan PKN Tingkat I merupakan motor penggerak, maka harus memiliki kemampuan yang lebih dan harus ditajamkan agar semakin unggul dalam memetakan organisasi sigap menghadapi permasalahan, memiliki gagasan futuristik, dan mampu bersinergi. “Kedepannya, proyek perubahan yang Bapak dan Ibu gagas, keberhasilan dan dampak implikasinya harus gencar dipublikasikan dengan harapan, publik sebagai sasaran guna aplikasi proyek perubahan tersebut merasakan langsung dampaknya,” tutupnya.
Pelatihan yang berlangsung selama lima bulan dengan metode blended learning ini mengedepankan pendekatan experiential learning dengan memasukkan pengalaman belajar dari berbagai sumber dengan memanfaatkan teknologi informasi (Learning Management System/LMS dan aplikasi online video meeting/conference).
Dalam kesempatan yang sama Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi, Dr. Basseng, M.Ed. dalam laporannya menyampaikan tema angkatan yang menjadi acuan kepada tema nasional, yaitu ”Penguatan Kepemimpinan dalam Mewujudkan RB Berdampak.” Tema ini akan menjadi rujukan baik dalam pembelajaran agenda, mendesain benchmarking dan policy brief. Penyusunan proyek perubahan yang relevan dengan bidang tugas jabatan atau penugasan dari instansi masing-masing peserta.
“Adapun Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Angkatan LVII Tahun 2023 ini direncanakan diikuti oleh 35 orang peserta yang berasal dari: 8 Kementerian, berjumlah 11 orang; 9 LPNK/LTN berjumlah 13 orang; Kepolisian Negara Republik Indonesia berjumlah 8 orang; 2 Pemerintah Daerah berjumlah 3 orang. Diharapkan selama pelatihan berlangsung, para peserta dapat bersinergi, mengembangkan kompetensi kepemimpinan kolaboratif yang nantinya akan berperan dalam melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing.” ujar Basseng.
Hadir juga dalam kesempatan tersebut Sekretaris Utama LAN, Dra. Reni Suzanna, MPPM., Perwakilan Paguyuban PANRB, para Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan LAN, Widyaiswara, Wali Angkatan, dan Fasilitator, serta tamu undangan dari Kementerian/Lembaga terkait.
Sumber : https://lan.go.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar