Ringkasan Eksekutif
Pada tahun 2018, perekonomian global diperkirakan mampu tumbuh lebih tinggi dari realisasi tahun 2017, yaitu mencapai 3,9 persen (YoY). Hal ini didorong oleh harga komoditas internasional yang masih mengalami peningkatan terutama untuk komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal hasil di Amerika Serikat yang lebih tinggi, ketegangan perdagangan, dan tekanan pada pasar mata uang beberapa negara yang secara fundamental mengalami pelemahan.
Pada triwulan II tahun 2018, perekonomian Amerika Serikat (AS) mampu tumbuh 2,8 persen (YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh ekspor yang tumbuh 5,7 persen (YoY) dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 2,7 persen (YoY). Jepang tumbuh hampir sama dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 1,0 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut didorong oleh konsumsi masyarakat yang meningkat didukung oleh kondisi pasar tenaga kerja yang membaik dan penguatan investasi yang sejalan dengan peningkatan permintaan mesin.
Sementara itu, Tiongkok tumbuh sebesar 6,7 persen (YoY), sedikit lebih rendah dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh perlambatan ekspor dan investasi akibat isu perang dagang dengan AS yang semakin menguat yang menyebabkan penurunan produksi industri. Kawasan Eropa tumbuh sebesar 2,2 persen (YoY) yang disebabkan oleh pelemahan pertumbuhan di Spanyol dan Perancis yang masing-masing tumbuh 2,7 persen (YoY) dan 1,7 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018.
Perekonomian Indonesia pada triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan triwulan II tahun 2017 maupun triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY) dan 5,1 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh membaiknya perekonomian global meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. Dari sisi domestik, kinerja tersebut dipengaruhi oleh membaiknya konsumsi masyarakat, meningkatnya konsumsi pemerintah dan terjaganya ekspor barang dan jasa. Secara regional, dengan rata- rata pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Maluku dan Papua.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II tahun 2018 mengalami defisit sebesar USD4,3 miliar, menurun dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017 yang mengalami surplus sebesar USD0,7 miliar maupun triwulan I tahun 2018 yang defisit sebesar USD3,9 miliar. Defisit NPI pada triwulan II tahun 2018 yang lebih tinggi tersebut terutama dipengaruhi oleh defisit neraca transaksi berjalan yang lebih tinggi serta surplus transaksi modal dan finansial yang masih rendah. Dari sisi neraca perdagangan, nilai total ekspor Indonesia hingga triwulan II tahun 2018 mencapai USD 88.018,5 juta atau meningkat 10,0 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Sementara itu, total impor Indonesia hingga triwulan II tahun 2018 mencapai 89.040,3 juta USD atau meningkat 23,1 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp833,4 triliun atau 44,0 persen dari target APBN 2018. Realisasi tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh kinerja positif baik dari sisi penerimaan perpajakan maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Sementara itu, realisasi belanja negara hingga Juni 2018 mencapai Rp944,0 triliun atau 42,5 persen dari target APBN. Realisasi tersebut sedikit menurun dari realisasi pada periode yang sama di tahun 2017, yaitu sebesar 42,9 persen dari target APBN. Hal tersebut disebabkan oleh realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada Juni 2018 yang menurun menjadi 50,3 persen terhadap target APBN, lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yang mencapai 51,6 persen.
Realisasi investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan II tahun 2018 mencapai Rp80,6 triliun, lebih besar dari realisasi triwulan II tahun 2017 atau tumbuh sebesar 32,1 persen (YoY). Sementara itu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan II tahun 2018 terkontraksi sebesar 13,5 persen (YoY). Kenaikan realisasi PMA terjadi di sektor tersier dengan pertumbuhan sebesar 8,9 persen (YoY), sedangkan sektor primer dan sekunder mengalami penurunan dengan pertumbuhan negatif masing-masing sebesar 5,8 persen (YoY) dan 33,7 persen (YoY).
Produksi mobil pada triwulan II tahun 2018 mencapai 261.615 unit, atau mengalami kenaikan sebesar 4,8 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017. Kenaikan produksi tersebut didorong oleh kenaikan produksi truk lebih besar dari 24 ton (79,0 persen) dan bus 5-24 ton (49,5 persen). Sementara itu, penjualan motor kembali tumbuh positif pada triwulan II tahun 2018, melanjutkan tren pertumbuhan positif sejak triwulan I tahun 2018. Penjualan tersebut mencapai 1,6 juta atau tumbuh sebesar 19,0 persen, pertumbuhan tertinggi sejak penurunan penjualan motor akhir tahun 2014. Peningkatan penjualan ini dapat menjadi indikasi perbaikan daya beli masyarakat menengah sejalan dengan kenaikan harga komoditas meskipun tren ini masih perlu diamati keberlanjutannya.
Pada tahun 2018, perekonomian global diperkirakan mampu tumbuh lebih tinggi dari realisasi tahun 2017, yaitu mencapai 3,9 persen (YoY). Hal ini didorong oleh harga komoditas internasional yang masih mengalami peningkatan terutama untuk komoditas energi dan pangan pertanian. Pertumbuhan negara-negara di dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal hasil di Amerika Serikat yang lebih tinggi, ketegangan perdagangan, dan tekanan pada pasar mata uang beberapa negara yang secara fundamental mengalami pelemahan.
Pada triwulan II tahun 2018, perekonomian Amerika Serikat (AS) mampu tumbuh 2,8 persen (YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh ekspor yang tumbuh 5,7 persen (YoY) dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 2,7 persen (YoY). Jepang tumbuh hampir sama dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 1,0 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut didorong oleh konsumsi masyarakat yang meningkat didukung oleh kondisi pasar tenaga kerja yang membaik dan penguatan investasi yang sejalan dengan peningkatan permintaan mesin.
Sementara itu, Tiongkok tumbuh sebesar 6,7 persen (YoY), sedikit lebih rendah dari triwulan I tahun 2018 maupun triwulan II tahun 2017. Hal ini disebabkan oleh perlambatan ekspor dan investasi akibat isu perang dagang dengan AS yang semakin menguat yang menyebabkan penurunan produksi industri. Kawasan Eropa tumbuh sebesar 2,2 persen (YoY) yang disebabkan oleh pelemahan pertumbuhan di Spanyol dan Perancis yang masing-masing tumbuh 2,7 persen (YoY) dan 1,7 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018.
Perekonomian Indonesia pada triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan triwulan II tahun 2017 maupun triwulan I tahun 2018 yang tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY) dan 5,1 persen (YoY). Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh membaiknya perekonomian global meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. Dari sisi domestik, kinerja tersebut dipengaruhi oleh membaiknya konsumsi masyarakat, meningkatnya konsumsi pemerintah dan terjaganya ekspor barang dan jasa. Secara regional, dengan rata- rata pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Maluku dan Papua.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II tahun 2018 mengalami defisit sebesar USD4,3 miliar, menurun dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017 yang mengalami surplus sebesar USD0,7 miliar maupun triwulan I tahun 2018 yang defisit sebesar USD3,9 miliar. Defisit NPI pada triwulan II tahun 2018 yang lebih tinggi tersebut terutama dipengaruhi oleh defisit neraca transaksi berjalan yang lebih tinggi serta surplus transaksi modal dan finansial yang masih rendah. Dari sisi neraca perdagangan, nilai total ekspor Indonesia hingga triwulan II tahun 2018 mencapai USD 88.018,5 juta atau meningkat 10,0 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Sementara itu, total impor Indonesia hingga triwulan II tahun 2018 mencapai 89.040,3 juta USD atau meningkat 23,1 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp833,4 triliun atau 44,0 persen dari target APBN 2018. Realisasi tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh kinerja positif baik dari sisi penerimaan perpajakan maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Sementara itu, realisasi belanja negara hingga Juni 2018 mencapai Rp944,0 triliun atau 42,5 persen dari target APBN. Realisasi tersebut sedikit menurun dari realisasi pada periode yang sama di tahun 2017, yaitu sebesar 42,9 persen dari target APBN. Hal tersebut disebabkan oleh realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada Juni 2018 yang menurun menjadi 50,3 persen terhadap target APBN, lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yang mencapai 51,6 persen.
Realisasi investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan II tahun 2018 mencapai Rp80,6 triliun, lebih besar dari realisasi triwulan II tahun 2017 atau tumbuh sebesar 32,1 persen (YoY). Sementara itu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan II tahun 2018 terkontraksi sebesar 13,5 persen (YoY). Kenaikan realisasi PMA terjadi di sektor tersier dengan pertumbuhan sebesar 8,9 persen (YoY), sedangkan sektor primer dan sekunder mengalami penurunan dengan pertumbuhan negatif masing-masing sebesar 5,8 persen (YoY) dan 33,7 persen (YoY).
Produksi mobil pada triwulan II tahun 2018 mencapai 261.615 unit, atau mengalami kenaikan sebesar 4,8 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017. Kenaikan produksi tersebut didorong oleh kenaikan produksi truk lebih besar dari 24 ton (79,0 persen) dan bus 5-24 ton (49,5 persen). Sementara itu, penjualan motor kembali tumbuh positif pada triwulan II tahun 2018, melanjutkan tren pertumbuhan positif sejak triwulan I tahun 2018. Penjualan tersebut mencapai 1,6 juta atau tumbuh sebesar 19,0 persen, pertumbuhan tertinggi sejak penurunan penjualan motor akhir tahun 2014. Peningkatan penjualan ini dapat menjadi indikasi perbaikan daya beli masyarakat menengah sejalan dengan kenaikan harga komoditas meskipun tren ini masih perlu diamati keberlanjutannya.
Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan II Tahun 2018: Download
Semoga bermanfaat untuk semua pembaca....
Sumber : https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/perkembangan-ekonomi-indonesia-dan-dunia-triwulan-ii-tahun-2018/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar