Jumat, 21 Desember 2018

Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan II Tahun 2018


Ringkasan Eksekutif

Pada  tahun  2018,  perekonomian  global  diperkirakan  mampu  tumbuh  lebih  tinggi dari  realisasi  tahun  2017,  yaitu  mencapai  3,9  persen  (YoY).  Hal  ini  didorong  oleh harga komoditas internasional yang masih mengalami peningkatan terutama untuk komoditas  energi  dan  pangan  pertanian.  Pertumbuhan  negara-negara  di  dunia diperkirakan tidak merata, disebabkan oleh peningkatan harga minyak, imbal hasil di  Amerika  Serikat yang  lebih  tinggi,  ketegangan  perdagangan,  dan  tekanan  pada pasar mata uang beberapa negara yang secara fundamental mengalami pelemahan.   

Pada triwulan II tahun 2018, perekonomian Amerika Serikat (AS) mampu tumbuh 2,8 persen (YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh ekspor yang tumbuh 5,7 persen (YoY) dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 2,7 persen (YoY).  Jepang tumbuh hampir  sama  dengan  triwulan  sebelumnya  yaitu  sebesar  1,0  persen  (YoY). Pertumbuhan  tersebut  didorong  oleh  konsumsi  masyarakat  yang  meningkat didukung  oleh kondisi  pasar  tenaga  kerja  yang membaik  dan  penguatan  investasi yang sejalan dengan peningkatan permintaan mesin.  

Sementara itu, Tiongkok tumbuh sebesar 6,7 persen (YoY), sedikit lebih rendah dari triwulan  I  tahun  2018  maupun  triwulan  II  tahun  2017.  Hal  ini  disebabkan  oleh perlambatan ekspor dan investasi akibat isu perang dagang dengan AS yang semakin menguat yang menyebabkan penurunan produksi industri. Kawasan Eropa tumbuh sebesar 2,2 persen (YoY) yang disebabkan oleh pelemahan pertumbuhan di Spanyol dan Perancis yang masing-masing tumbuh  2,7 persen (YoY) dan 1,7 persen (YoY) pada triwulan II tahun 2018.  

Perekonomian Indonesia pada triwulan II tahun 2018 mampu tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY),  lebih tinggi dibandingkan triwulan II tahun 2017 maupun triwulan I tahun  2018  yang  tumbuh  sebesar  5,0  persen  (YoY)  dan  5,1  persen  (YoY). Pertumbuhan  tersebut  dipengaruhi  oleh  membaiknya  perekonomian  global meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. Dari sisi domestik, kinerja tersebut dipengaruhi  oleh  membaiknya  konsumsi  masyarakat,  meningkatnya  konsumsi pemerintah dan terjaganya ekspor barang dan jasa. Secara regional, dengan rata- rata pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Maluku dan Papua.  

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II tahun 2018 mengalami defisit sebesar USD4,3 miliar, menurun dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017 yang mengalami surplus sebesar USD0,7 miliar maupun triwulan I tahun 2018 yang defisit sebesar  USD3,9  miliar.    Defisit  NPI  pada  triwulan  II  tahun  2018  yang  lebih  tinggi tersebut  terutama  dipengaruhi  oleh  defisit  neraca  transaksi  berjalan  yang  lebih tinggi serta surplus transaksi modal dan finansial yang masih rendah. Dari sisi neraca perdagangan, nilai total ekspor Indonesia hingga triwulan II tahun 2018 mencapai USD  88.018,5  juta  atau  meningkat  10,0  persen  (YoY)  dibandingkan  periode  yang sama  tahun  2017.  Sementara  itu,  total  impor  Indonesia  hingga  triwulan  II  tahun 2018 mencapai 89.040,3 juta USD atau meningkat 23,1 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2017. 

Realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp833,4 triliun atau 44,0 persen dari  target  APBN  2018.  Realisasi  tersebut  meningkat  dibandingkan  periode  yang sama  pada  tahun  sebelumnya.  Hal  ini  didorong  oleh  kinerja  positif  baik  dari  sisi penerimaan  perpajakan  maupun  penerimaan  negara  bukan  pajak  (PNBP). Sementara itu, realisasi belanja negara hingga Juni 2018 mencapai Rp944,0 triliun atau 42,5 persen dari target APBN. Realisasi tersebut sedikit menurun dari realisasi pada periode yang sama di tahun 2017, yaitu sebesar 42,9 persen dari target APBN. Hal tersebut disebabkan oleh realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada Juni 2018  yang  menurun  menjadi  50,3  persen  terhadap  target  APBN,  lebih  rendah dibandingkan Juni 2017 yang mencapai 51,6 persen. 

Realisasi investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan II tahun 2018 mencapai Rp80,6 triliun, lebih besar dari realisasi triwulan II tahun 2017 atau tumbuh sebesar 32,1 persen (YoY). Sementara itu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan II tahun 2018 terkontraksi sebesar 13,5 persen (YoY). Kenaikan realisasi  PMA  terjadi  di  sektor  tersier  dengan  pertumbuhan  sebesar  8,9  persen (YoY),  sedangkan  sektor  primer  dan  sekunder  mengalami  penurunan  dengan pertumbuhan  negatif  masing-masing  sebesar  5,8  persen  (YoY)  dan  33,7  persen (YoY). 

Produksi mobil pada triwulan II tahun 2018 mencapai 261.615 unit, atau mengalami kenaikan sebesar 4,8 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017. Kenaikan produksi tersebut didorong oleh kenaikan produksi truk lebih besar dari 24 ton (79,0 persen)  dan  bus  5-24  ton (49,5  persen).  Sementara  itu,  penjualan  motor  kembali tumbuh positif pada triwulan II tahun 2018, melanjutkan tren pertumbuhan positif sejak  triwulan  I  tahun  2018.  Penjualan  tersebut  mencapai  1,6  juta  atau  tumbuh sebesar 19,0 persen, pertumbuhan tertinggi sejak penurunan penjualan motor akhir tahun 2014. Peningkatan penjualan ini dapat menjadi indikasi perbaikan daya beli masyarakat menengah sejalan dengan kenaikan harga komoditas meskipun tren ini masih perlu diamati keberlanjutannya.  

Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan II Tahun 2018: Download
Semoga bermanfaat untuk semua pembaca....

Sumber : https://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/perkembangan-ekonomi-indonesia-dan-dunia-triwulan-ii-tahun-2018/


Tidak ada komentar: