Jumat, 10 November 2017

Untuk Pertama Kali Indonesia Menjadi Kategori Negara Pembangunan Manusia yang Tinggi

Pada tahun 2016 untuk pertama kalinya Indonesia menjadi negara dengan kategori High Human Development, (negara dengan pembangunan manusia yang tinggi, ” ujar Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani. Senin (23/10) Hal tersebut disampaikan Puan, terkait pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada periode 2015-2016 yang mencapai 0.91 poin. Dimana angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan IPM periode 2010-2015 yang hanya mencapai 0,78 poin, ujar Puan diacara jumpa pers yang berlangsung di Gedung Bina Graha. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang juga hadir pada acara tersebut, menyampaikan dampak positif Program Indonesia Pintar (PIP) pada peningkatan angka partisipasi dan menurunnya jumlah anak putus sekolah. "Bantuan siswa miskin yang dahulu menyasar 9 juta siswa, saat ini melalui Program Indonesia Pintar menyasar 17,9 juta siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu penerima Program Keluarga Harapan atau PKH," ujar Mendikbud dalam jumpa pers bersama dalam rangka tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK . Ditambahkan Muhadjir, tahun ini Kemendikbud menargetkan lebih dari 200 ribu anak di luar sekolah bisa mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan terserap di jalur pendidikan nonformal. "Prosedurnya tidak rumit. Kita permudah bagi anak di jalanan untuk mendaftar di PKBM agar mendapatkan manfaat PIP," kata Mendikbud. Sebagai upaya meningkatkan pemerataan yang berkualitas, Kemendikbud telah menggulirkan kebijakan zonasi sekolah di tahun 2017. Peraturan Mendikbud nomor 17 tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) mendorong peningkatan akses pada layanan pendidikan 12 tahun, serta menghilangkan kesenjangan partisipasi pendidikan antara yang kaya dan yang miskin. "Tidak boleh lagi ada sekolah favorit dan tidak favorit." jelas guru besar Universitas Negeri Malang tersebut. Dalam tiga tahun terakhir, pemerintah membangun 1.191 sekolah baru, 239 sekolah satu atap, 52 SMP berasrama, 22 asrama untuk pendidikan khusus dan layanan khusus. Afirmasi sarana prasarana sampai 2017 telah membangun 27.671 ruang kelas baru, 4.649 perpustakaan, 6.419 ruang praktik/laboratorium, dan 379 ruang unit kesehatan sekolah (UKS). Selain itu pemerintah bekerja sama dengan pemerintah daerah telah merehabilitasi 67.253 ruang belajar di berbagai wilayah tanah air. (Tim Warta/RHD/MHF/KS/ Sumber: Kemdikbud)

Tidak ada komentar: