Jumat, 23 Maret 2018

Neng Geulis - Lagu Sunda Populer Kenangan (lagu Gembira)

Ria Amelia - Cinto Jan Dibali

APRESIASI BEST PRACTICE KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2018






Assalamualaikum. Wr.Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Meneruskan informasi dari dari Dirjen GTK Kemdikbud, Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan, Pendidikan Dasar dan Menengah akan mengadakan Apresiasi Best Practice Tingkat Nasional dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) Tahun 2018.

Silahkan Buka LINK IN UNTUK PENDAFTAN

Semoga bermanfaat...

Wassalam

Kamis, 22 Maret 2018

Kenali Perbedaan Pola Asuh Keluarga Asia dan Eropa


Kenali Perbedaan Pola Asuh Keluarga Asia dan Eropa
SAHABAT KELUARGA- Karakter seseorang tidak tumbuh dengan sendirinya. Selain faktor genetik, ada banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Faktor-faktor lain itu antara lain pendidikan, pola asuh keluarga, pergaulan, dan budaya setempat..
Itulah yang menjawab pertanyaan, kenapa seseorang dari budaya tertentu relatif lebih mandiri, lebih trampil, dan lebih tahan banting, sementara orang dari budaya lain dikenal manja, cengeng, dan sebagainya.
Psikolog dari Universitas Osnabruck, Jerman, Heidi Keller, meyakini, ada perbedaan antara pola asuh yang diterapkan keluarga di Eropa dan di Asia. Ia mengidentifikasi, keluarga di Eropa lebih mengedepankan pola asuh distal yang mengutamakan kontak mata dan komunikasi melalui kata-kata dan ekspresi wajah. Sementara keluarga di Asia lebih menerapkan pola asuh proksimal, yakni pola asuh dengan mengedepankan kontak tubuh antara ibu dan anak dalam waktu lama serta konsisten.
Menurut penelitian keller, gaya asuh proksimal yang diterapkan ibu-ibu di Asia umumnya melakukan kontak tubuh intensif dengan anak, dari lahir sampai setidaknya seusai masa menyusui. Tidur bersama si kecil, mandi bersama, dan menggendong bayi ketika bepergian adalah hal lazim bagi orang tua di Asia. “Pola asuh ini membentuk self-regulation atau kemampuan mengontrol emosi, perilaku, dan perhatian," kata Keller.
Menurut Keller, anak-anak dengan pola asuh proksimal ini cenderung patuh dan taat pada orang dewasa, utamanya orang tua. Keberadaan ibu di sisi mereka yang selalu memberi perasaan nyaman membuat anak-anak Asia cenderung lebih tenang.
Ibu-ibu di Asia juga dikenal proaktif dalam memahami kebutuhan si kecil. Mereka melakukan apa pun demi menghindari si kecil rewel dan menangis. Ibu-ibu di Asia bisa dikatakan hampir selalu berada bersama bayinya selama dua tahun pertama. Sebuah survei di Jepang bahkan mengungkapkan, ibu-ibu di Jepang umumnya hanya menghabiskan waktu dua jam per minggu tanpa bayi di sisinya.
Dalam penilaian Keller, pola asuh proksimal ini menyebabkan anak-anak Asia tidak pandai menyampaikan emosi, sehingga kerap meluapkan emosi dengan cara yang salah. Mereka juga kurang percaya diri, kurang pandai mengambil keputusan, pasif, dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang tua. Lantaran terbiasa dilayani, mereka cenderung menunggu kebutuhan mereka dipenuhi alih-alih berusaha mendapatkannya.
Lain lagi dengan pola asuh distal yang diterapkan keluarga di Eropa. Dalam pola asuh distal ini, anak selalu diperlakukan sebagai seorang manusia, bukan bayi. Cara ini mendorong anak-anak mengenali diri sedini mungkin atau self-recognition.
Hasil pola asuh distal ini, anak-anak di Eropa melihat dirinya sendiri sebagai “pemain” di dalam lingkungan tertentu serta menyadari bisa memberikan pengaruh dan kontrol di lingkungan itu. Itu sebabnya, anak-anak di Barat lebih percaya diri, ekspresif, berani mengatur, berargumen, dan menyampaikan gagasan.
Salah satu kelemahan----kalau bisa dikatakan kelemahan--- anak yang diasuh melalui pola asuh distal ini akan membentuk dirinya sebagai “penguasa” di lingkungannya melalui proses pengenalan diri itu. Mereka menangis dan melakukan apa pun agar keinginannya terpenuhi, juga melanggar aturan yang tidak mereka terima, karena posisi anak dan orang tua setara. Mungkin menurut orang tua Asia, cara anak-anak di Barat memperlakukan orang tua secara setara itu dinilai melanggar norma kesopanan.
Apa yang bisa kita pelajari dari dua model pola asuh itu? Kombinasi gaya mengasuh proksimal dan distal bisa saling melengkapi. Sisi positif keduanya akan membentuk anak yang mampu mengekspresikan diri dan berani, tapi respek terhadap orang tua dan bisa mematuhi peraturan. Yanuar Jatnika
Sumber : https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id

Jadilah Orang Tua Sadar, Bukan Orang Tua Nyasar atau Bayar


Jadilah Orang Tua Sadar, Bukan Orang Tua Nyasar atau Bayar
SAHABAT KELUARGA-  Setiap orang yang waras tentunya ingin menikah dan berkeluarga. Tapi, masalahnya, tak semua menyadari makna dan hakekat, apa itu berkeluarga, dan bagaimana mengasuh atau mendidik anak. Tak sedikit orang yang sebenarnya belum siap untuk menjadi orang tua tetapi sudah menikah.
Motivator pembangunan karakter dan penulis buku parenting, Aris ahmad jaya dan Bunda Yulia dalam bukunya “Super Parenting: Sentuhan Cinta, Tips & Trik Dahsyat Menghadirkan & Mengelola Cinta Bagi Buah Hati” menyebutkan , ada tiga jenis orang tua, yakni:
Orang tua Nyasar
Mereka adalah para orang tua yang sangat minim ilmu dan tidak mau belajar sehingga dalam menjalankan praktek pengasuhan lebih banyak asal. Mereka  menjadi orang tua tanpa ada persiapan bahkan niat untuk menjadi orang tua sedari awal. Karena memang modal menjadi orang tuanya apa adanya, terkadang kasih sayang yang diberikan pada anaknyapun apa adanya. Tidak peduli pada anaknya tentang hal apapun, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pendidikan anaknya.
Orang tua Bayar
Tipe ini bisa dikatakan hinggap pada orang yang secara keuangan lebih dari cukup. Karenanya, bisa melakukan semuanya dengan uang, termasuk mendidik anaknya. Untuk mengasuh anak seperti memandikannya, menyusuinya dan merawatnya bisa bayar baby siste. Anaknya disekolahkan di sekolah termahal bahkan jika membutuhkan pengajar privat sekalipun ia bisa datangkan guru privat dengan harga termahal. Mereka lupa, anak tak hanya butuh uang, tak hanya butuh fasilitas mewah tetapi juga butuh waktu untuk bersama orang tuanya, butuh sentuhan kasih sayang, butuh pendidikan langsung dari orang tua berupa ucapan nasihat dan keteladanan.
Orang tua Sadar
Tipe orang tua sadar adalah mereka yang secara sadar akan menjadi orang tua bahkan jauh sebelum ia menikah. Orang tua sadar juga sadar-sesadarnya kalau anak adalah amanah dari Allah SWT yang mesti dipertanggung jawabkan di dunia dan tentu juga akhirat kelak, makanya ia tak akan sia-siakan kesempatan yang Allah berikan padanya. Oleh :Yanuar Jatnika
Sumber : https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id

Beasiswa Unggulan KEMDIKBUD dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (Pembukaan Mulai 20 Maret s.d. 19 April 2018)

=========================================================================
Assalamualaikum. Wr. Wb.
selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua.

Di bawah ini saya meneruskan informasi dari Kemdikbud tentang Beasiswa untuk tahun 2018.
Semoga bermanfaat.

Salam Hangat.

Wassalam.

==========================================================================

Program Beasiswa Unggulan yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ditujukan untuk mendukung upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia melalui penyediaan bantuan pendidikan dan pelatihan baik melalui jalur gelar maupun non gelar. Sesuai tugas dan fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka program ini diutamakan untuk mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan dan kebudayaan sehingga yang dibiayai diutamakan untuk bidang-bidang yang relevan pada pengembangan pendidikan dan kebudayaan. Program Beasiswa Unggulan juga mendukung upaya Pemerintah dalam memperkecil kesenjangan kinerja pendidikan antar-kelompok masyarakat, sehingga program ini juga memberikan peluang lebih besar bagi masyarakat miskin dan/atau yang tinggal di daerah tertinggal.
Melalui website ini kami mengharapkan masyarakat dapat mengetahui informasi yang benar dan terbaru tentang program Beasiswa Unggulan.
Salam hangat,
Jakarta, 19 Maret 2018
Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
  
Ir. Suharti M.A., Ph.D


KUNJUNGI DI https://beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id/




 Download



  Surat Rekomendasi
  Surat Pernyataan Pegawai Kemdikbud
  Surat Pernyataan Mapres dan 3T
  Daftar Daerah 3T
Tampilkan Lebih Banyak 



Logo

Sekretariat Program Beasiswa Unggulan
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung C Lantai 6 Jl Jenderal Sudirman
Senayan - Jakarta, 10270
 (021) 57-111-44 ext.2616
beasiswa.unggulan@kemdikbud.go.id
Social Link :       

Registrasi

Daftarkan dirimu secara online /
Hubungi kami untuk bantuan


Copyright © 2016-2018 Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia | Powered by Somearch