Jakarta–Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menunjukkan komitmen kuat kebijakan “Diktisaintek Berdampak” melalui gerak cepat perguruan tinggi dalam merespons bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra, khususnya di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Sivitas akademika dari berbagai kampus bergerak serentak menghadirkan bantuan kemanusiaan yang terkoordinasi, berkelanjutan, dan langsung menyentuh kebutuhan masyarakat terdampak, Selasa (16/12).
Universitas Sriwijaya (Unsri) menurunkan tim relawan medis dan logistik di Kabupaten Aceh Tamiang. Kehadiran tim ini mendapat dukungan luas dari relawan lintas daerah, para donatur, mitra, serta masyarakat setempat.
Di Aceh Barat, Universitas Teuku Umar (UTU) bersinergi dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), dan Universitas Lampung (Unila) menyalurkan bantuan tanggap darurat ke Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Tamiang melalui jalur ekstrem. Aksi ini menegaskan kolaborasi antar kampus sebagai kekuatan nyata dalam situasi krisis. Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI) Aceh juga menyalurkan bantuan ke lima desa di Kabupaten Bireuen melalui tim dosen, mahasiswa, dan staf.
Universitas Sebelas Maret (UNS) terjun langsung dalam Tim Kemanusiaan ke Aceh Utara berkoordinasi dengan Tim Search and Rescue (SAR) dan Mapala Vagus tiba di Lhokseumawe pada Minggu (14/12) kemudian bersinergi dengan Universitas Malikussaleh (Unimal), unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan pemerintah daerah. Tim Medis Gabungan dari Fakultas Kedokteran UNS, Rumah Sakit (RS) UNS, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi menyusul pada Senin (15/12) guna melanjutkan layanan kesehatan di lokasi terdampak. Langkah ini menegaskan peran kampus sebagai pusat nilai kemanusiaan dan pengabdian.
Dari Jawa Timur, Program Studi Studi Pembangunan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengoperasikan dapur umum. Selain itu, tim Fakultas Kedokteran ITS memberikan layanan kesehatan dasar, perawatan luka, serta distribusi logistik bagi sekitar 300 keluarga di Pidie Jaya, termasuk dukungan kesehatan jiwa.
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Tim Medis Unesa Peduli Bencana Tahap I melayani warga pengungsian di Aceh selama 10–14 Desember 2025. Sebanyak ratusan warga di Bireuen dan Pidie Jaya mendapatkan pemeriksaan kesehatan, pengobatan, rujukan medis, edukasi kesehatan, hingga distribusi alat penjernih air. Tim Unesa juga menembus daerah yang sarana transportasinya terputus menggunakan perahu karet, memastikan layanan menjangkau kelompok rentan. Selain layanan medis, pendampingan psikososial, kegiatan kebugaran, dan aktivitas ramah anak juga dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dan sosial pengungsi. Tim Tahap II disiapkan untuk melanjutkan aktivasi puskesmas, sanitasi-higiene, dan psikososial.
Perguruan Tinggi Negeri vokasi turut mengambil peran strategis. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP) membantu warga terdampak di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Politeknik Kepulauan Simeulue (Polteksim) menggerakkan mahasiswa untuk penggalangan donasi dan bantuan kebutuhan dasar, sekaligus mengajak partisipasi masyarakat luas.
Ke depan, Kemdiktisaintek terus mendorong penguatan koordinasi lintas lembaga, keberlanjutan bantuan, serta inisiatif pendidikan darurat agar hak belajar tetap terpenuhi dan risiko learning loss dapat diminimalkan. Kampus hadir sebagai simpul masyarakat yang turut mendorong kepulihan dari bencana yang menimpa.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi