Selasa, 05 September 2023

Pendidikan Guru Penggerak Ciptakan Perubahan Sekolah

 


Setelah mengabdi selama 10 tahun, pada tahun 2021 lalu Ramli diangkat menjadi Kepala Sekolah di SDN 1 Karamat, Kab. Buol, Sulawesi Tengah. 

Ramli merupakan Guru Penggerak Angkatan 3. Ia diberi amanah sebagai Kepala Sekolah ketika sedang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Tanpa disangka, ia mendapatkan undangan untuk pelantikan kepala sekolah di kecamatan tetangga, yang berjarak kurang lebih 1 jam dari tempat tinggalnya. Selama kurang lebih 1 tahun bertugas di sana, ia ditarik kembali ke kecamatan tempat tinggal, SDN 01 Karamat.

“Saya punya keinginan untuk maju. Saya orang pertama di Kecamatan saya yang ikut PGP,” ungkapnya. 

Ramli pertama kali mengetahui tentang Pendidikan Guru Penggerak (PGP) melalui media sosial. Saat mengikuti pendaftaran, ia mengaku belum ada gambaran sama sekali tentang program ini. Ketika proses pendidikan sudah dijalani, ia membuktikan sendiri bahwa program pendidikan ini punya banyak manfaat. 

“Saya mendapatkan paradigma perubahan yang berkaitan dengan karakter. Dulu, pembelajaran berjalan tanpa program yang jelas dan setelah menerima pembekalan PGP semua sudah terstruktur, baik secara karakteristik, emosional, dan pendekatan spiritual,” ujarnya. 

Ramli merasa sangat bersyukur bisa mengikuti program pendidikan ini. Ia bahkan berharap ke depan agar PGP tidak lagi melalui seleksi melainkan diberikan kepada ke seluruh guru di Indonesia. 

“Karena saya yakin, dengan adanya PGP, perubahan paradigma pendidikan bisa berjalan dengan baik,” tegasnya. 

Setelah mengikuti PGP, menurut Ramli, Guru Penggerak harus siap menjadi teladan. “Saya mendapat sorotan, apalagi di kecamatan saya, karena baru satu orang yang lolos. Perubahan pendidikan disandarkan kepada saya selaku lulusan Guru Penggerak,” katanya. 

Banyak tantangan yang dihadapi Ramli saat mengikuti PGP. Ia baru menjalani PGP selama 3 bulan dan diangkat menjadi kepala sekolah di sekolah lain. Tantangan ketika menyampaikan program pengembangan sekolah, ia harus melakukan banyak pendekatan kolaborasi.

Apalagi, saat itu pelaksanaan pembelajaran di kelas masih menggunakan pola lama, kurikulum CBSH (Catat Buku Sampai Habis). Lalu Ramli mengajak guru-guru untuk melakukan coaching. 

“Praktek coaching ini sangat sering saya manfaatkan untuk menemukan masalah yang dihadapi para guru dan kemudian mencari sendiri solusinya,” tuturnya. 

Setelah lulus sebagai Guru Penggerak dan kemudian menjadi kepala sekolah, Ramli pun mencoba mendorong adanya inovasi. Beberapa di antaranya sudah dirancang. 

“Saya sedang menggagas Jumanji (Jumat Mengaji) di setiap hari Jumat. Tidak ada kegiatan pembelajaran umum, tapi fokus pada pembelajaran keagamaan,” katanya. “Kemudian,” lanjut Ramli, “Sakti Sabar (Sabtu Kerja Bakti dan Sabtu Berolahraga). Ini merupakan program gotong royong antara siswa dan guru.”

Selain itu, Ramli juga sudah merencanakan program jangka panjang, yaitu Pojok Literasi. Ini bukan hanya untuk siswa, tapi juga untuk wali murid. 

“Kebetulan di sekolah saya ada halte bus Trans Sulawesi. Biasanya, wali murid hanya menunggu bus di pinggir jalan. Saya ingin mereka masuk ke lingkungan sekolah dan membaca bahan bacaan tentang mendidik anak di Pojok Literasi yang sudah disediakan. Saya melihat pendidikan ini harus sinergi dan tidak akan berjalan baik kalau tidak ada kolaborasi,” ungkapnya. 

Program Pojok Literasi yang dirancang Ramli tersebut tak terlepas dari pandangan masyarakat di tempatnya bahwa bahwa pendidikan hanya tanggung jawab guru dan bukan orangtua. Ia berupaya keras untuk mengubah pola pikir wali murid bahwa pendidikan untuk anak mesti bersifat kolaboratif antara guru dan wali murid. 

Terkait penugasan lulusan Pendidikan Guru Penggerak sebagai kepala sekolah, Ramli mengaku sangat sangat setuju. Lulusan PGP tidak hanya dilatih terkait ilmu dan pengalaman, namun juga pembangunan karakter, yaitu melalui coaching, kematangan emosional, dan kepemimpinan pembelajaran. 

“Saya yakin dan percaya akan ada perubahan yang terjadi oleh para Guru Penggerak,” demikian ia menegaskan. 

Sumber : https://gtk.kemdikbud.go.id/

Pendidikan Guru Penggerak Dorong Perubahan Paradigma Kepala Sekolah

 


Para guru menyadari bahwa keikutsertaan mereka dalam program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) bukan sebatas untuk mendapatkan sertifikat. Cerita lulusan PGP dari pulau Sulawesi ini membuktikan bahwa program Pendidikan Guru Penggerak telah memberikan mereka sebuah paradigma baru untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik.

Dewi Soraya merupakan Guru Penggerak Angkatan 5. Saat ini ia menjadi Kepala Sekolah SD Inpres Tangkou, Kab. Mamuju, Sulawesi Barat. Ia diangkat sebagai kepala sekolah ketika masih menjalani Pendidikan Guru Penggerak, November 2022. 

Dewi tidak menyangka bahwa ia bisa jadi kepala sekolah secepat itu di usia yang masih muda, 31 tahun. Hal tersebut dikarenakan banyaknya kebutuhan kepala sekolah di Mamuju sehingga membuat hal itu dapat terjadi. Permendikbudristek no. 40 tahun 2021 pun menyatakan bahwa sertifikat guru penggerak adalah salah satu syarat menjadi kepala sekolah. 

“Kepala sekolah yang saya gantikan itu dipindahkan ke sekolah dekat rumahnya karena beliau sudah senior. Satu-satunya guru yang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak di sekolah adalah saya sendiri sehingga saya menggantikan di sekolah tersebut,” ungkapnya. 

Selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, Dewi Soraya mengakui bahwa setiap materi yang didapatkan sangat membantunya untuk membawa sekolah menjadi lebih baik. 

Menurutnya, satu perubahan penting selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak adalah paradigma. “Dulu saya berpikir bahwa menjadi guru ataupun pemimpin pembelajaran ya begitu-begitu saja, tapi ternyata sekarang saya paham bahwa orientasi kita adalah murid,” tuturnya. 

Pada peringatan Hari Guru Nasional tahun 2022 lalu, Dewi Soraya dinobatkan sebagai salah satu Guru Inspiratif terkait pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukannya selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak.   

“Dulu saya selalu mengapresiasi anak yang pintar dan anak yang mengalami keterlambatan saya biarkan saja. Ketika mengikuti PGP saya jadi tahu bahwa yang saya lakukan itu salah. Saya memperbaikinya dengan melakukan pembelajaran diferensiasi. Ini betul-betul bermanfaat sekali di kelas saya. Anak-anak betul merasa dirangkul dan diperhatikan,” ungkapnya. 

Ia mengakui bahwa 10 modul yang diajarkan ketika mengikuti Pendidikan Guru Penggerak sangat bermanfaat baginya dalam menjalankan tata kelola sekolah. Salah satunya, ketika mendapatkan materi coaching clinic, Dewi menyadari bahwa materi itu membantunya untuk menjadi kepala sekolah yang lebih baik.

“Materi coaching, visi-misi, dan budaya positif itu sangat bermanfaat bagi saya di sekolah. Ketika direfleksikan apa yang menjadi persoalan bagi guru-guru dalam melakukan pembelajaran, maka melalui coaching mereka menemukan solusi dari masalah yang dihadapi,” ungkap Dewi. 

Setelah menjalani Pendidikan Guru Penggerak dan sudah menjadi kepala sekolah, Dewi mengaku ia tidak memulai dari nol lagi, karena ia ditempatkan di sekolah yang sama dan di sekolah itu ia dan kawan-kawannya sudah mencoba menciptakan inovasi-inovasi sebelumnya. 

Selama ini, sudah ada beberapa program yang dimulai di sekolah. Misalnya, pembiasaan-pembiasaan budaya positif di sekolah, ada Selasa Sarapan Bersama, Rabu Sikat Gigi, dan banyak pembiasaan-pembiasaan lain yang menumbuhkan karakter murid.

“Ketika saya jadi kepala sekolah, inovasi tersebut dapat terus saya kembangkan, dan mencari inovasi-inovasi baru lagi. Misalnya kemarin, saya mencarikan program yang bisa meningkatkan literasi murid dan guru di sekolah saya,” ungkapnya.

Dalam rencana ke depan, Dewi mengatakan bahwa hal yang akan dilakukannya terus adalah merefleksikan diri, mengevaluasi diri, dan merefleksikan segala sesuatu program-program yang ada di sekolahnya. 

“Segala sesuatu yang saya lakukan, baik program kerja sekolah jangka panjang, jangka pendek, pengelolaan dana BOS, semua terkait itu harus bersumber dari voice choice and ownership. Jadi, bukan hanya dari saya semua itu, tapi juga dari suara-suara guru, suara-suara murid, serta pilihan-pilihan mereka untuk menentukan bagaimana ke depannya sekolah kita,” tegasnya.

Sebagai kepala sekolah yang diangkat dari guru penggerak, Dewi berpesan agar para guru benar-benar mendalami ilmu yang diajarkan selama Pendidikan Guru Penggerak. 

“Mengikuti Pendidikan Guru Penggerak itu memang betul untuk mendapatkan ilmunya. Diangkat menjadi kepala sekolah itu adalah bonusnya,” ungkapnya. 

Pengalaman Dewi adalah bukti bahwa proses belajar di Pendidikan Guru Penggerak sangat jauh berbeda dengan pelatihan-pelatihan pada umumnya, karena setiap peserta pendidikan benar-benar digembleng dan diubah paradigmanya untuk menjadi pemimpin pembelajar. 

Sumber : https://gtk.kemdikbud.go.id/

Senin, 04 September 2023

Menteri Anas Apresiasi Pemprov Bali dari Sederhanakan OPD sampai Penerapan RB Tematik Berdampak

 


Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengapresiasi Pemerintah Provinsi Bali yang menyederhanakan organisasi perangkat daerah (OPD). Namun ia juga tetap meminta agar seluruh pemerintah daerah mengelompokkan OPD yang sekiranya masih bisa disederhanakan atau dilebur untuk birokrasi yang lebih sederhana.

"Begitu juga dengan di kabupaten kota di Bali, mana OPD yang terlalu 'gemuk' itu bisa dikelompokkan. Karena itu akan mempunyai nilai yang tinggi untuk reformasi birokrasi," ujar Menteri Anas saat menyapa dan berdiskusi bersama ASN Pemerintah Provinsi Bali, di Wiswa Sabha, Denpasar, Bali, Senin (04/09).

Menteri Anas menyampaikan, jika pemda ingin meningkatkan nilai reformasi birokrasi, salah satunya harus melakukan pemangkasan proses birokrasi dan efisiensi sistem kerja. Dari birokrasi yang sederhana dan tidak rumit itu, diharapkan bisa semakin memberi dampak nyata bagi masyarakat.

Dalam berbagai kesempatan Menteri Anas menegaskan bahwa pemerintah harus menciptakan birokrasi yang berdampak. Sesuai arahan Presiden, birokrasi bukan sekadar tumpukan kertas dan birokrasi harus bergerak lincah dan cepat.

Ada empat fokus untuk mendorong birokrasi yang berdampak, yakni penanggulangan kemiskinan, peningkatan investasi, digitalisasi administrasi pemerintahan, dan percepatan prioritas aktual Presiden. Kerja birokrasi harus berorientasi pada hasil atau outcome bukan fokus ke input atau hulu.

20230904 Diskusi ASN Pemprov Bali 16

Salah satu dampak birokrasi adalah mudahnya pelayanan kepada masyarakat. Menteri Anas mendorong seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Bali untuk mendirikan mal pelayanan publik (MPP) serta meningkatkannya menjadi MPP Digital.

Digitalisasi ini menandakan pentingnya peningkatan kualitas tata kelola dan pelayanan kepada seluruh masyarakat Pulau Dewata. "Bisa sempurna seluruh kabupaten/kota membuat MPP. Harapan saya bisa ditingkatkan, tidak lagi MPP dalam bentuk MPP konvensional, tapi MPP digital," tuturnya.

Menteri Anas menyampaikan, untuk mendirikan MPP tidak harus dengan gedung yang besar. "Cukup dengan gedung kecil yang penting layanannya terintegrasi," tegas Menteri Anas dalam acara yang dihadiri oleh seluruh bupati dan wali kota se-Bali.

Lebih jauh dari itu, Menteri Anas mengapresiasi Bali atas penetapan haluan pembangunan 100 tahun melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana. Dalam kesempatan itu Gubernur Bali Wayan Koster menyerahkan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 kepada wali kota dan bupati seluruh Bali.

Pencanangan tersebut terinspirasi konsep pembangunan berkelanjutan yang digagas Presiden Pertama RI Soekarno. Bali merupakan satu-satunya provinsi yang menetapkan rencana pembangunan 100 tahun kedepan.

"Haluan 100 tahun memandu, menjaga dan meningkatkan dampak kerja birokrasi, saat ini penduduk miskin Bali hanya mencapai 4,25 persen jauh dibawah rata-rata nasional yaitu 9,36 persen dan data kasus stunting hanya 8.0 persen (terendah dari semua provinsi),”ungkap Anas.

20230904 Diskusi ASN Pemprov Bali 25

Salah satu yang menjadi fokus dalam Pembangunan Semesta Berencana ini adalah penurunan angka kemiskinan dan stunting. Hal tersebut sesuai dengan reformasi birokrasi tematik yang kerap digaungkan Menteri Anas terkait penanggulangan kemiskinan.

Wayan Koster menjelaskan, jajaran Pemprov Bali berhasil menyederhanakan 13 OPD. "Dari 49 menjadi 36 OPD. Tapi kami menambah dua dinas yang sesuai dengan kondisi Bali," ungkapnya.

Dua OPD yang disebutkan Koster adalah Dinas Pemajuan Masyarakat Adat serta Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRID). Menurutnya, pendirian dua lembaga ini sudah diperhitungkan secara matang dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Bali.

Selain itu, seluruh organisasi dibawah naungan Provinsi Bali juga sudah menerapkan sistem merit secara ketat untuk mengisi jabatan. Sementara dari sisi lain, Pemprov Bali gencar menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Koster mengakui, adanya SPBE mempermudah tata kelola pemerintahan Bali. Sistem digital juga mendorong ASN Bali bekerja secara efektif, efisien, dan produktif, serta tak menutup mata terhadap perkembangan digital. "Astungkara, semua bisa diselenggarakan dengan baik. Tidak lepas dari kebijakan Menteri PANRB. Kami mendapat banyak bimbingan," pungkas Koster. (don/HUMAS MENPANRB)

Olimpiade APBN 2023 (lanjutan)

 

  1. Kapan pendaftaran olimpiade APBN dimulai?Pendaftarannya dimulai tanggal 20 Juli - 13 September 2023.
  2. Berapa tahap pelaksanaan lomba?

    Olimpiade APBN 2023 terdiri dari 5 tahapan yaitu:

    1

    Seleksi Online 1

    2

    Seleksi Online 2

    3

    Semifinal Regional

    4

    Final Regional

    5

    Final Nasional
  3. Apakah ada biaya pendaftaran?Pendaftaran Olimpiade APBN 2023 GRATIS, peserta tidak dikenai biaya pendaftaran.
  4. Apakah pendaftaran harus per tim?Ya, Dimana satu tim terdiri dari 3 orang siswa/i aktif pada tahun pelajaran 2023/2024.
  5. Apakah ada modul yang dipelajari sebelum lomba?
    Ada, Peserta yang sudah mendaftar dan sudah terverifikasi dapat mengakses modul yang disediakan panitia dalam course singkat yang akan diinfokan lebih lanjut. Sebagai bahan pembelajaran pendahuluan, peserta dapat mengunduh modul Olimpiade APBN 2023 di sini
  1. Berapa banyak tim yang dapat mendaftar dari sekolah yang sama?Satu sekolah maksimal mengirimkan 5 (lima) tim. Jika dalam satu sekolah ada yang mengirimkan lebih dari 5 (lima) tim, maka 5 (lima) tim pendaftar pertama dengan persyaratan yang telah lengkap dan benar yang akan menjadi peserta Olimpiade APBN 2023.
  2. Peserta dari mana saja?Peserta mendaftar sesuai regional masing-masing dari seluruh Indonesia yang akan dibagi menjadi 4 regional sebagai berikut.
    REGIONAL 1
    Untuk daerah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung.
    REGIONAL 2
    Untuk daerah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Sekolah Internasional yang berkedudukan di Luar Negeri.
    REGIONAL 3
    Untuk daerah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
    REGIONAL 4
    Untuk daerah Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Tengah.
Sumber : https://klc2.kemenkeu.go.id/

Olimpiade APBN 2023

 


Di situasi pandemi Covid-19 yang akan bertransisi menjadi endemi, kita harus tetap semangat belajar dan selalu optimis. APBN sebagai salah satu alat dalam menjaga momentum dan stabilitas pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan dampak sosial dan kesehatan, mesti dipahami bagaimana mekanisme dari perancangan hingga pelaksanaannya. Olimpiade APBN 2023 akan segera dilaksanakan.

Cara Mendaftar

1

Baca Persyaratan dan FAQ terlebih dahulu di halaman ini.

2

Buat akun dengan nama Tim kalian di KLC.

3

Scroll ke paling bawah halaman atau klik di sini, selanjutnya klik "Buat Akun Tim".

4

Masuk dengan username dan password dari akun Tim kalian yang telah kalian buat.

5

Isikan hanya Nama Lengkap (Nama Tim) dan NIK (NIK Ketua) saja.

6

Masuk kembali ke halaman ini dengan klik banner Olimpiade APBN 2023 pada halaman utama.

7

Scroll ke paling bawah halaman atau klik di sini, selanjutnya klik "Daftar Olimpiade".

8

Isi semua formulir yang disediakan dan lengkapi persyaratannya.

9

Pastikan untuk format penulisan nama sekolah wajib menggunakan nama sekolah sesuai dengan yang tercantum pada website Data Referensi Kemendikbudristek, di sini.

10

Lakukan pengunggahan bukti pendaftaran berupa screenshoot twibbon dan scan kartu pelajar atau surat rekomendasi dari sekolah dan letakkan dalam SATU FILE PDF dengan format penamaan file sesuai ketentuan ketentuan pada handbook. Unduh handbook di sini.

11

Klik "Daftar" dan tunggu konfirmasi pendaftarannya dalam 3x24 jam.

12

Selalu pantau "Dasbor" kalian untuk mengetahui perkembangannya. Kembali lagi ke halaman ini di bagian bawah atau klik Foto Profil di pojok kanan atas.






Persyaratan

Olimpiade APBN adalah sebuah kompetisi berskala nasional untuk pelajar dari SMA/MA/SMK/Sederajat atau Program Paket C yang ada di Indonesia bertujuan mengasah kemampuan dalam bidang pengelolaan keuangan negara yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan. Peserta yang boleh ikut serta adalah siswa/i aktif pada tahun pelajaran 2023/2024. Syarat untuk mengikuti adalah sebagai berikut.

1

Telah memahami pedoman pendaftaran Olimpiade APBN. Unduh handbook di sini.

2

Mendaftar dengan memilih regional sesuai alamat sekolah. Lihat pedoman pendaftaran.

3

Pendaftaran dalam bentuk Tim yang terdiri dari “3 (tiga) orang siswa” di dalamnya.

4

Satu sekolah hanya dapat mendaftarkan maksimal sebanyak “5 (lima) Tim”.

5

Setiap sekolah dapat menunjuk lebih dari 1 (satu) guru pendamping dan masing-masing tim dapat memiliki guru pendamping yang berbeda

6

Calon peserta menyiapkan scan Kartu Pelajar/Surat Rekomendasi Kepala Sekolah sebagai bukti bahwa calon peserta benar-benar merupakan siswa dari sekolah yang bersangkutan.

7

Calon Peserta wajib melakukan screenshot data sekolah yang tercantum pada website Data Referensi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang ada di sini.

8

Calon peserta wajib mengunduh format twibbon Olimpiade APBN dan mengunggah di akun Instagram masing-masing. Twibbon dapat diunduh di sini.

9

Screenshot unggahan Twibbon sebagai bukti untuk melengkapi syarat pendaftaran.
 Sumber : klc2.kemenkeu.go.id



Sabtu, 02 September 2023

PENGUMUMAN PESERTA YANG DINYATAKAN LULUS MENJADI CALON TARUNA/TARUNI JALUR POLA PEMBIBITAN PERGURUAN TINGGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2023

 


PENGUMUMAN PESERTA YANG DINYATAKAN LULUS MENJADI CALON TARUNA/TARUNI JALUR POLA PEMBIBITAN PERGURUAN TINGGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2023

PENGUMUMAN SELENGKAPNYA DAPAT DIUNDUH DI SINI


Sumber : https://sipencatar.dephub.go.id/pengumuman/

Jumat, 01 September 2023

Kompetisi Sains Madrasah Tingkat Nasional Digelar 3 September 2023

 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama akan kembali menggelar Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES). Tahun ini, acara tersebut mengusung tema "Mandiri Berprestasi Membangun Kemuliaan Generasi”.

Ajang kompetisi bagi siswa madrasah tingkat nasional ini akan digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara, 3 - 7 September 2023. Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, KSM merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan minat dan bakat di bidang sains bagi para siswa madrasah, baik jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), maupun Madrasah Aliyah (MA).

"KSM merupakan wadah bagi siswa madrasah untuk berkompetisi dan mengembangkan bakat dan minat di bidang sains," jelas Kang Dhani demikian sapaan akrabnya, di Jakarta, Kamis (31/8/2023).

“Kompetisi ini bertujuan meningkatkan semangat siswa mengasah kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual berlandaskan nilai-nilai agama serta mengikuti budaya kompetitif yang positif sehingga anak-anakku kelak menjadi insan-insan yang bermanfaat dan mampu bersinergi dengan situasi dan kondisi pada setiap zaman,” sambungnya.

Ia menambahkan, KSM juga bertujuan membentuk siswa madrasah yang memiliki akhlak mulia, kreatif, inovatif, dan berwawasan kebangsaan siswa Madrasah. KSM juga membentuk siswa menjadi cerdas, sehat, disiplin dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi.

Melalui tema yang diusung, Ramdhani berharap KSM 2023 akan melahirkan generasi muslim berprestasi dan kompeten yang akan berkontribusi meningkatkan daya saing bangsa di masa yang akan datang.

“Anak-anakku harus semangat mengikuti KSM 2023 tingkat nasional. Tetap jaga sportifitas dan junjung tinggi integritas serta kejujuran dalam berkompetisi. Belajar itu harus, juara itu bonus,” pesan Ramdhani.

Plt. Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Muchammad Sidik Sisdiyanto menambahkan, KSM Nasional merupakan puncak tahapan seleksi, sejak dari tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, hingga provinsi.

“Tahapan ini dimaksudkan untuk menjaring siswa terbaik per bidang studi KSM. Mereka akan mendapatkan medali Emas, Perak, dan Perunggu atau penghargaan lainnya,” terang Sidik.

“KSM Nasional dilaksanakan dengan menggunakan sistem yang disiapkan dan di bawah kendali Komite KSM Nasional berbasis elektronik, eksplorasi, dan eksperimen,” pungkasnya.

Sumber : https://www.kemenag.go.id/