Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, secara resmi meluncurkan dokumen
Peta Jalan atau Roadmap Sanitasi Sekolah 2024-2030. Dokumen ini menjadi
landasan perencanaan bagi seluruh pihak terkait untuk mewujudkan
sanitasi sekolah yang berkualitas di akhir tahun 2030.
Pelaksana
tugas (Plt.) Direktur Sekolah Menengah Pertama yang juga berperan
sebagai Supervisor Gerakan Sekolah Sehat (GSS), I Nyoman Rudi Kurniawan,
dalam laporannya menyampaikan bahwa Kemendikbudristek bersama pemangku
kepentingan lainnya telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat
pengembangan sanitasi sekolah melalui berbagai intervensi.
“Kami
telah memperbarui kebijakan dan standar nasional tentang sanitasi,
meningkatkan pengembangan kapasitas kepala sekolah dan guru, melengkapi
data pokok pendidikan dengan indikator sanitasi sekolah, serta mengatur
alokasi anggaran untuk membangun fasilitas sanitasi sekolah,” jelas
Nyoman di Jakarta, Senin (26/2).
Menurut Nyoman, peluncuran
dokumen Peta Jalan Sanitasi Sekolah ini sejalan dengan Gerakan Sekolah
Sehat yang berfokus pada satuan pendidikan dalam rangka mewujudkan
peserta didik yang sehat, kuat, cerdas, dan berkarakter.
Nyoman
pun mengapresiasi dukungan kementerian/lembaga terkait dan mitra seperti
United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia, Jejaring Air Minum
dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), Stichting Nederlandse Vrijwilligers
(SNV) Indonesia, Wahana Visi Indonesia, SPEAK Indonesia, Plan
International Indonesia, GIZ Fit for School, dan CARE Indonesia yang
telah mendukung penyusunan dokumen peta jalan ini.
Selain itu,
kegiatan peluncuran ini juga menghadirkan sejumlah narasumber untuk
berdialog terkait praktik baik perencanaan dan kebijakan Sanitasi
Sekolah di wilayah atau satuan pendidikan masing-masing.
Dalam
paparannya, Ketua Kelompok Kerja Pembangunan, Perumahan, Permukiman, Air
dan Sanitasi (Pokja PPAS) Kabupaten Tangerang, Imam Sutopo, memaparkan
terkait kebijakan Sanitasi Berbasis Sekolah (Sanisek) di wilayahnya.
Tercatat pada akhir tahun 2018, ada 679 sekolah, yakni seluruh SD dan
SMP di Kabupaten Tangerang yang tersebar di 29 kecamatan, menjadi
sasaran pembangunan dari program Sanisek ini. Sarana yang dibangun
terdiri dari toilet, sarana air bersih, instalasi pengolahan air limbah,
dan sarana cuci tangan.
"Kami menjadikan program Sanisek ini
sebagai program unggulan RPJMD, agar ada jaminan kebijakan dan alokasi
pembiayaan untuk menjalankan program ini yang disepakati bersama antara
pemerintah daerah dan DPRD,” ujar Imam.
Imam melanjutkan, dalam
praktiknya, tidak semua kepala sekolah memiliki tingkat kepedulian yang
sama terkait sanitasi sekolah. “Untuk itu, dalam monitoring kami
melibatkan Bupati Kabupaten Tangerang untuk melakukan sidak. Sehingga,
sekolah yang sarana sanitasinya buruk, menjadi indikator kinerja kepala
sekolah,” pungkasnya.
Kemudian dari sisi satuan pendidikan,
pihak sekolah juga menyambut dengan diluncurkannya dokumen Peta Jalan
Sanitasi ini dengan antusias. Kepala Sekolah SMP Negeri 1, Pantee
Bidari, Kab. Aceh Timur, Islahudin, menyampaikan bahwa terkait masalah
sanitasi di sekolah pedalaman, pemerintah daerah berkomitmen membuat
kebijakan yang memprioritaskan sekolah-sekolah tersebut, sehingga akses
sanitasi untuk semua sekolah merata.
“Selain itu, para kepala
sekolah juga diinstruksikan untuk memaksimalkan anggaran dana BOS sesuai
dengan kebutuhan masing-masing agar dapat melakukan kebijakan dan
inovasi bersama mita-mitra. Hal ini merupakan solusi bagi kami untuk
bergerak di daerah pesisir dan pedalaman,” jelas Islahudin.
Di
sisi lain, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Margahayu, Kab. Bandung, Reti
Damayanti juga berbagi cerita tentang bagaimana pengalamannya mendapat
pelatihan pengenalan aplikasi yang berfokus pada edukasi kesehatan dan
kebersihan atau OKY oleh Tim SPEAK.
“Banyak sekali manfaat
terkait kesehatan dan kebersihan sekolah yang kami dapatkan. Setelah
pelatihan itu, kami pun membentuk tim untuk turut memperkenalkan manfaat
tersebut kepada seluruh guru dan peserta didik."
Sebagai salah
satu sekolah binaan Gerakan Sekolah Sehat, SMP Negeri 3 Margahayu telah
menerapkan berbagai praktik baik di lingkungan sekolahnya. Beberapa di
antaranya adalah menginstruksikan kepada siswa untuk membawa tempat
makan dan minum ke sekolah, makan bersama setiap hari Rabu dengan
makanan yang dibawa dari rumah, memperbaiki sarana-sarana yang digunakan
untuk menunjang sanitasi, serta rencana penyediaan galon air untuk
setiap ruang kelas.
Sebagai informasi, sejak tahun 2022,
Kemendikbudristek telah meluncurkan GSS sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat/status kesehatan satuan pendidikan dan peserta
didik. Dalam GSS terdapat lima fokus sehat, yaitu sehat fisik, sehat
gizi, sehat imunisasi, sehat jiwa, dan sehat lingkungan. Peluncuran Peta
Jalan Sanitasi Sekolah 2024-2030 ini memperkuat komitmen pemerintah
untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan berkualitas untuk
masa depan anak Indonesia.
(Penulis: Tim Dit. PDM, Stephanie / Editor: Denty, Azis)Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Sumber : https://www.kemdikbud.go.id